Konten dari Pengguna

Tidak Semua Animasi Cocok untuk Anak-Anak

Alma Khalisa Humaira
Mahasiswa Universitas Pamulang Prodi Sastra Indonesia
4 Juli 2023 14:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alma Khalisa Humaira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keluarga sedang menonton televisi. Sumber : Shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keluarga sedang menonton televisi. Sumber : Shutterstock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Animasi barangkali menjadi salah satu tontonan favorit anak-anak. Bahkan, mungkin juga beberapa film animasi menjadi tontonan menarik bagi sejumlah orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak semua film animasi cocok untuk ditonton anak-anak karena bisa saja hal-hal kurang baik atau tidak masuk akal dalam animasi ditiru anak-anak dalam kehidupan nyata. Beberapa animasi justru sengaja dibuat untuk ditonton orang dewasa saja.
Anak-anak merupakan peniru yang baik sesuai dengan apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Oleh sebab itu, saat menonton animasi, anak-anak juga perlu didampingi orang dewasa untuk memberikan pengertian sebab, tidak semua adegan dalam animasi bisa ditiru anak-anak.
Misalnya saja adegan dalam animasi Sleeping Beauty di mana sang Pangeran mencium Putri yang tertidur. Hal ini tentu tidak baik jika disampaikan ke anak-anak, karena mencium orang tanpa persetujuan mereka sangat tidak sopan. Dikhawatirkan, anak-anak akan meniru adegan tersebut yang nantinya bisa berakibat dengan pelecehan seksual.
ADVERTISEMENT
Dalam animasi terkenal seperti Tom and Jerry dan SpongeBob Squarepants pun terdapat kontroversi di mana banyak sekali adegan dalam animasi itu yang tidak baik untuk ditonton, apalagi ditiru anak-anak.
Misalnya adegan pertengkaran dan kekerasan dalam animasi Tom and Jerry yang ditakutkan akan ditiru oleh anak-anak dan dapat mengakibatkan bullying. Dalam animasi SpongeBob Squarepants juga dikhawatirkan mengajarkan anak secara tidak langsung untuk berperilaku negatif, seperti Tuan Krab yang pelit atau Patrick yang malas.
Adapun peran orang tua sangat diperlukan dalam mengontrol tumbuh kembang anak-anaknya. Pastikan anak mendapat tontonan yang bermanfaat dan menambah pengetahuan.
Misalnya saja dengan lagu-lagu anak yang mengenalkan nama-nama binatang, macam-macam warna, macam-macam angka, atau mengenai bagian-bagian tubuh manusia. Selain itu, pengenalan tentang agama juga bisa dijelaskan melalui animasi agar anak semakin senang untuk mempelajari agama.
ADVERTISEMENT
Contohnya animasi Nussa untuk belajar agama Islam, karena dalam animasi tersebut memuat ajaran bagaimana cara menghormati orang lain, berbakti kepada orang tua, mengenal rukun iman, rukun Islam, dan lain sebagainya.
Pastikan anak mendapat tontonan yang baik dan bermoral untuk meningkatkan daya kerja otak dan melatih anak untuk berempati dengan keadaan sekitar serta saling menghormati satu sama lain.