Wisata Halal: Konsep Inklusi dan Kenyamanan untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Alma Rizkiriani
Second-year of Islamic Economics at Faculty of Economics and Management, IPB University.
Konten dari Pengguna
24 Maret 2022 13:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alma Rizkiriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PIxabay.com
zoom-in-whitePerbesar
PIxabay.com
ADVERTISEMENT
Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia yang dikaruniai kekayaan alam dan budaya melimpah. Hal ini menjadi salah satu faktor dalam perkembangan potensi pariwisata halal di Indonesia yang sangat besar.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang menyalah artikan konsep dari wisata halal ini bahkan enggan melabelisasi ‘wisata halal’ karena dinilai tidak ada korelasi dengan peningkatan wisatawan pada suatu destinasi. Selain itu, kurangnya literasi menyebabkan sebagian masyarakat memandang wisata halal sebagai Islamisasi terhadap dunia pariwisata, nyatanya tidak seperti itu.
Pandangan K.H. Ma’ruf Amin terkait konsep wisata halal bahwa wisata halal bukan berarti mengubah objek wisata menjadi halal sehingga dapat membatasi aktivitas wisatawan mancanegara yang biasa dilakukan, halal yang dimaksud adalah pelayanan. Di tahun 2019, tercatat sekitar 14,92 juta turis asing yang datang ke Indonesia merupakan wisatawan muslim. Banyaknya wisatawan muslim yang berpergian ke suatu destinasi wisata membutuhkan beberapa hal penting terkait ajaran agama yang harus dipatuhi. Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin dalam webinar World Tourism Day Indonesia bertajuk “Talkshow Indonesia Tourism Outlook 2021 & Beyond”, Rabu (27/1/2021).
ADVERTISEMENT
Mereka membutuhkan layanan wisata ramah muslim, seperti wisatawan muslim perlu mengetahui arah kiblat, apakah destinasi wisata itu terdapat fasilitas ruangan untuk salat, dan kehalalan suatu makanan serta minuman yang tersedia.
Hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dari wisata halal adalah kondisi lingkungan destinasi wisata tersebut. Permasalahan ini masih sering terabaikan, salah satunya kebersihan toilet dan sampah. Maka dari itu, muncul sebuah tantangan dalam menghadapi permasalah itu, yaitu bagaimana menciptakan lingkungan yang bersih sehingga wisatawan dapat tetap merasa nyaman berwisata.
Perkembangan Industri Pariwisata Halal Saat Pandemi
Hadirnya pandemi COVID-19 telah membawa perubahan terhadap Indonesia, khususnya di sektor pariwisata halal. Musibah COVID-19 mengakibatkan Indonesia mengalami penurunan peringkat untuk kategori destinasi wisata halal.
ADVERTISEMENT
Di Penghujung tahun 2021, Indonesia menempati urutan ke-4 pada kategori destinasi wisata halal terbaik dunia, berdasarkan data dari CrescentRating. Ini menunjukkan bahwa Indonesia turun tiga peringkat setelah pada tahun 2019 menempati peringkat pertama. Kesiapan industri pariwisata dalam menghadapi pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor pertimbangan pada pengukuran ini.
Berdasarkan data BPS (2021), adanya penurunan jumlah wisatawan yang cukup signifikan baik lokal maupun mancanegara, total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2020 turun 75.03% dibandingkan tahun 2019, yaitu sebesar 4,02 juta kunjungan.
Strategi pengembangan industri wisata halal semakin relevan terhadap pandemi COVID-19. Sebagai contoh, tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin meningkat. Dengan adanya pandemi COVID-19, masyarakat menginginkan segala sesuatu yang bersih dan higienis baik dari segi pengolahan maupun kondisi lingkungan, sebagai contoh kebutuhan terhadap toilet bersih dengan air lancar yang sejalan dengan protokol kesehatan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Konsep wisata halal saat ini bersifat inklusif. Artinya, walaupun berasal dari latar belakang agama dan keyakinan yang berbeda sebenarnya cocok dengan konsep itu, tidak harus wisatawan beragama Islam.
Pada tanggal 23 April 2021, telah dilakukan peresmian wisata halal di Pantai Carocok Painan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno. Destinasi tersebut merupakan salah satu objek wisata paling terkenal di Sumatera Barat yang terletak di kabupaten Pesisir Selatan.
Pantai Carocok Painan menyuguhkan panorama yang sangat indah dan eksotis bila dilihat wisatawan. Keberadaan rumah ibadah yang nyaman, bersih, dan tertata diharapkan dapat menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara ke Pesisir Selatan. Meskipun demikian, akibat dari operasional yang tidak memungkinan untuk berjalan seperti biasanya, pengelola wisata tetap mengingatkan kepada wisatawan agar tetap mematuhi protokol kesehatan untuk pencegahan penularan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Pemenuhan layanan wisata yang inklusif menjadi langkah strategis untuk membangkitkan kembali industri wisata halal dengan meningkatkan kepercayaan wisatawan sebab pelayanan itu lah yang dapat mengakomodasi gaya hidup sehat, preventif, menghindari penyakit, dan bisa berlaku bagi semua kalangan.
Oleh karena itu, pengembangan konsep wisata halal merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Poin utama dari konsep wisata halal adalah kenyamanan bagi wisatawan yang ingin melakukan kunjungan ke suatu destinasi wisata.
Kenyamanan tersebut diwujudkan dalam bentuk kuliner yang dapat dinikmati semua kalangan, ketersediaan sarana dan prasarana tempat ibadah yang memadai, memfasilitasi sarana sanitasi dan lingkungan yang bersih, dilayani dengan ramah serta menjunjung tinggi toleransi. Maka dari itu, dengan adanya konsep wisata halal atau wisata yang ramah muslim diharapkan dapat meningkatkan jumlah dan minat pariwisata Indonesia di era new normal saat ini.
ADVERTISEMENT