Konten dari Pengguna

Kiat - Kiat dalam Memasang PLTS Atap

Almahdi Yudha Nugraha
Electrical Engineering Students at Diponegoro University - Clean Energy Enthusiast
4 Maret 2022 20:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Almahdi Yudha Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi PLTS Atap. (Sumber : Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi PLTS Atap. (Sumber : Pixabay)
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, perkembangan teknologi serta tumbuhnya pasar dan industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap membuat tren harga komponen PLTS cenderung menurun. Seperti yang ditunjukkan dalam perkembangan pasar PLTS Atap secara global, dimana pemasangan PLTS Atap meningkat sebesar 44%. Dalam kurun waktu tujuh tahun, harga modul surya menurun drastis sebesar 80% (IRENA, 2017).
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah menggalakkan kemudahan dalam pemasangan PLTS Atap. Bahkan, dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia telah memberikan insentif berupa voucer diskon bagi masyarakat yang berminat memasang PLTS Atap.
Program insentif PLTS Atap yang dinamakan hibah Sustainable Energy Fund (SEF) bertujuan untuk mendorong penggunaan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) yaitu surya. Target dari insentif ini adalah pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada kategori rumah tangga, bisnis, industri skala kecil-menengah, dan sosial (sekolah, rumah sakit, dan rumah ibadah). Hibah SEF akan diberikan kepada masyarakat yang lolos tahap verifikasi terhadap pemenuhan persyaratan dan kriteria yang telah ditentukan.
Dengan adanya insentif ini, tentu dapat menjadi jalan keluar mengenai besarnya biaya pemasangan PLTS. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memasang PLTS Atap. Harapannya, kita dapat memanfaatkan insentif yang ada untuk memasang PLTS Atap di rumah kita masing-masing. Namun, perlu diperhatikan bahwa pemasangan PLTS Atap hanya dapat dilakukan oleh badan usaha yang telah terdaftar resmi sebagai Badan Usaha Pembangunan dan Pemasangan PLTS.
ADVERTISEMENT
Sebelum dilakukan pemasangan PLTS Atap harus didahului dengan desain. Desain ini sangat penting karena nanti akan memengaruhi keberhasilan PLTS Atap dalam mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik. Dalam mendesain PLTS Atap terdapat beberapa regulasi dan parameter yang perlu diperhatikan.
Kapasitas Sistem PLTS Atap
Menurut pasal 5 ayat 1, Peraturan Menteri ESDM No. 49/2018, disebutkan bahwa “Kapasitas Sistem PLTS atap dibatasi paling tinggi 100% (seratus persen) dari daya tersambung pelanggan PT. PLN (Persero)”. Misalnya, untuk pelanggan PLN dengan kategori tariff/daya pelanggan R1/1300 VA, maka daya tersambung maksimum yang diperbolehkan untuk PLTS Atap adalah 1300 Wp.
Besaran Ekspor Impor Listrik
Meter ekspor impor merupakan komponen utama dalam sistem PLTS atap yang berfungsi untuk mengukur aliran masuk listrik dari jaringan distribusi PLN ke pelanggan, sekaligus mengukur arus keluar listrik dari sistem PLTS Atap ke jaringan distribusi PLN. Meteran tersebut mengukur listrik dengan satuan kilowatt hour (kWh). Di akhir bulan, PLN akan menghitung tagihan listrik pelanggan berdasarkan angka pada meter ekspor impor tersebut. Perlu diketahui bahwa pelanggan yang memasang PLTS Atap mekanisme pembayaran listriknya adalah pascabayar, untuk perhitungannya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Tagihan Listrik Pelanggan (kWh) = Jumlah kWh Impor – (100% x Jumlah kWh Ekspor)
Analisis Beban
Setelah mengetahui ketentuan yang berlaku dalam pemasangan PLTS, maka selanjutnya adalah melakukan analisis beban di rumah, Analisis beban yang dilakukan adalah beban pada siang hari, karena kita akan mengukur ukuran kapasitas PLTS yang optimal. Caranya adalah dengan mencatat stan kWh meter di pagi hari dan ketika sore hari selama satu minggu kemudian hasilnya di rata-rata.
Pengukuran Potensi Matahari
Hal yang tak kalah penting adalah mengetahui potensi energi matahari yang ada pada suatu lokasi. Untuk pengukuran ini dapat dilakukan dengan dua acara yaitu pengukuran langsung dan pengukuran satelit. Dalam pengukuran langsung digunakan alat yang bernama pyranometer, alat ini nantinya akan mengukur Global Horizontal Iradiation (GHI) = Iradiasi langsung (DNI) + Iradiasi hambur (DIF). Cara yang kedua adalah menggunakan pengukuran satelit, misalnya menggunakan Global Solar Atlas.
Global Solar Atlas Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. (Source : Dokumen Pribadi)
Pengukuran satelit yang dilakukan seperti pada gambar diatas memberikan info terkait kekuatan iradiasi matahari di area Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Keluaran PV sebesar 3.978 kWp/hari, kemudian dilengkapi juga dengan data pendukung lainnya seperti Direct Normal Irradiation (DNI), Global Horizontal Irradiation (GHI), Diffuse Horizontal Irradiation (SIF), dan Global Tilted Irradiation at Optimum Angle (GTI opta). Pada beberapa parameter di atas bisa saja terdapat ketidaksesuaian data di lokasi sebenarnya, hal ini dikarenakan platform ini adalah gratis. Namun, nilainya masih bisa dijadikan acuan.
ADVERTISEMENT
Pemilihan komponen PLTS
Dalam mendesain PLTS, pemilihan komponen harus dilakukan dengan baik. Modul PV atau panel surya adalah komponen yang harus ada, jenis polycrystalline cukup baik untuk digunakan karena harganya relatif murah dan efisiensinya cukup baik. Untuk produsennya sendiri sebaiknya berasal dari tier 1 seperti Longi Solar, Jinko Solar, Trina Solar, dll.
Komponen penting selanjutnya adalah inverter. Inverter berfungsi untuk mengubah arus DC dari modul PV menjadi arus AC. Pada PLTS Atap tanpa baterai hanya diperlukan solar inverter / grid inverter. Dalam grid inverter terdapat Maximum Power Point Tracker (MPPT) untuk memaksimalkan output yang dihasilkan oleh panel surya. Terdapat empat jenis grid inverter yaitu central inverter, string inverter, multi-string inverter, dan micro inverter.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui regulasi dan parameter yang perlu diperhatikan dalam pemasangan PLTS Atap, perlu diketahui juga dampak dari pemasangan PLTS tersebut yaitu : berpotensi mengurangi konsumsi bahan bakar gas lebih dari 47 juta MMBTU pertahun, mendorong green product sektor jasa dan green industry, dan mendorong tumbuhnya industri pendukung PLTS di dalam negeri dengan semakin tingginya nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Masih banyak manfaat yang akan dirasakan, semoga kedepannya pemakaian PLTS Atap dapat menjadi gaya hidup tiap masyarakat umum. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang bersih hingga generasi selanjutnya.