Konten dari Pengguna

Sebuah Proses Menghargai Kegagalan di Masa SMA

Almanda Serena Fatin
Almanda Serena Fatin, akrab disapa Almo, adalah seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Airlangga. Dengan minat besar di bidang public speaking, menulis, dan seni, Almo aktif mengembangkan dirinya melalui berbagai kegiatan kreatif.
5 Januari 2025 13:23 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Almanda Serena Fatin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan hidup, terkadang kita terlalu asik berusaha dan berjuang merealisasikan cita-cita tanpa mengingat bahwa kita juga punya rencana terburuknya, kegagalan.
ADVERTISEMENT
Waktu SD mungkin kita punya keinginan masuk SMP favorit, waktu SMP punya keinginan masuk SMA favorit, waktu SMA punya impian kuliah di PTN favorit. Bersyukurlah karena kita masih berani bermimpi dan berjuang, tapi bukan lah sebuah kesalahan bila mimpi itu harus tertunda atau tergantikan.
Tulisan ini ditulis terkhusus kamu, siswa berseragam putih abu-abu.
Di hari pertama masuk sekolah mungkin kamu tak pernah terpikir setelah lulus ingin kuliah dimana, ambil jurusan apa misalnya. Kelas 10 adalah masa adaptasi peralihan siswa SMP menuju SMA juga masa lagi senang-senangnya. Tapi justru momen tersebut akan kamu sesali ketika tak digunakan sebagaimana mestinya. Coba lah ikut banyak kegiatan positif yang kamu sukai atau ingin kamu coba, ikut organisasi, ekstrakulikuler, ikut kompetisi misalnya. Tahun pertama ibarat tahap percobaan, tahap eksplorasi diri, mencari apa yang ternyata cocok dan tak cocok dengan diri kita. Akan lebih baik ketika kita menyiapkannya dari awal bukan? Meskipun perencanaan panjang seperti itu kadang dihiraukan oleh sebagian besar remaja.
ADVERTISEMENT
Di SMA, finalnya ada di tahun ketiga. Di tahun ini kamu tak lagi sebebas tahun pertama dan kedua, sebab perjuangan keras akan dimulai di tahap ini. Kiri kanan bangku kelasmu akan dihiasi perasaan kelut, takut dan ambisi. Semua orang seketika menjadi lebih serius, dalam hal belajar khususnya. Disini, kamu akan jauh lebih baik jika sudah punya bayangan dan rencana akan jurusan atau perguruan tinggi yang dicita-citakan. Apabila belum jua menemukan, jangan dipaksakan ya. Kamu bisa konsul pada guru BK di sekolahmu, konsul pada kedua orang tua, sahabat, siapapun orang terdekatmu. Ambisi dimulai dari cita-cita, direalisasikan melalui usaha dan doa. Namun, jika cita-cita tak kunjung datang dalam hatimu, perjalananmu akan sangat terhambat. Ingat lah bahwa masa depan adalah hal krusial dalam hidupmu.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah keinginanmu bisa 100% terwujudkan kala itu? Bisa ya, bisa tidak. Lalu bagaimana jika tidak? Mungkin diantara pilihan yang sudah kamu tentukan tidak semua sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Bisa jadi tidak ada satupun dari pilihan yang kamu ingingkan terpilih. Atau pilihan pertama yang jadi satu-satunya yang kamu inginkan, malah pilihan kedua atau ketiga yang tidak kamu harapkan lah yang terpilih. Lalu apakah itu menjadi suatu kegagalan? Tentu. Namun, kamu bisa memperbaikinya selama kamu masih mau berjuang dan mengerahkan semua kemampuan untuk mencapainya.
Setiap orang memiliki metode belajar yang berbeda-beda. Ada yang lebih nyaman belajar sendiri, belajar lewat media internet seperti youtube, atau bahkan belajar dengan bantuan bimbel. Sejujurnya, metode apapun akan sama saja output nya tergantung seberapa keras usahamu. Tak sedikit juga orang yang tak pandai memanfaatkan kesempatan, misalnya ia diberi fasilitas belajar lewat bimbel, tapi belajarnya hanya setengah-setengah dan sering membolos kelas bimbel. Jadi, mau pakai metode apapun belajarmu, manfaatkan waktumu sebaik dan semaksimal mungkin.
ADVERTISEMENT
Di dua bulan pertama perjalanan mengejar PTN impian dimulai, mungkin perasaanmu akan didominasi oleh rasa takut. Setelah beberapa bulan ke depan, rasa takut itu akan tertutup oleh ambisi yang jauh lebih besar. Kamu akan menikmati jatuh dan bangunmu, tangis dan tawamu, terseok-seok dan terbentur, pahit manis, hitam putih, semua akan kamu jalani. Kamu akan merasakan betapa menyenangkannya atau menyedihkannya skor try-out mingguanmu. Pastinya, semakin jauh usaha kerasmu, semakin dalam harapanmu untuk menang. “Aku harus lolos”
Sampai di hari ujian dimulai, hari dimana kamu harus berserah diri dan hanya percaya pada usaha serta doa-doa yang telah dibendung selama berbulan-bulan ini. Selesai ujian, kebanyakan orang akan merasa lega sebab beban beratnya telah berkurang setengahnya. Mungkin kamu akan merasa percaya diri karena merasa bisa menjawab banyak soal, atau mungkin sebaliknya. Tapi tahukah kamu? sebaik-baik hasil, berasal dari sebaik-baiknya usaha. Artinya, apapun hasil ujianmu, kecewa atau bahagia, lolos atau tidak lolos, semuanya adalah hasil terbaik yang tuhan berikan padamu. Kebanyakan dari kita lupa menyiapkan hasil terburuknya dan terlalu banyak memikirkan keberhasilan. Lagian siapa yang tak mau berhasil?
ADVERTISEMENT
Pesan ini ku sampaikan agar kamu sadar bahwa selain keberhasilan, kegagalan juga sangat dekat, jaraknya hampir di persis di depan mata. Ketika tuhan belum mengizinkanmu berada di kampus yang kamu mau, percayalah bahwa tuhan sedang menyelamatkanmu. Kita mungkin banyak berpikir, apa yang menjadi impian kita adalah satu-satunya tempat terbaik. Padahal sebenarnya tuhan lebih tahu, apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.
Ketika dihadapkan oleh kenyataan pahit, segeralah bangkit dan rancang strategimu, backing plan dan kemungkinan terburuknya jika mmemang harus gapyear sejenak. Dalam perencanaan strategi dan plan, kamu butuh orang-orang terdekatmu untuk diajak diskusi bersama, seperti keluarga atau kerabat. Ketika berhasil melewati kegagalan, maka kamu akan jauh lebih siap menghadapi kegagalan selanjutnya. Jangan lupa untuk selalu update informasi tentang tanggal ujian mandiri PTN, catat dan buatlah to-do list agar lebih mudah mengurutkannya.
ADVERTISEMENT
“Lantas bagaimana jika satu pun universitas yang didaftar tak ada yang menerimaku?” jangan takut, artinya segala rencanamu akan digantikan dengan rencana yang jauh lebih membahagiakanmu.
Tak ada salahnya ambil langkah untuk gapyear. Banyak orang lebih memilih kuliah dimana saja dengan jurusan apapun dengan mindset, “yang penting aku kuliah.” Mereka lebih baik ditempatkan di kampus yang tak sekalipun diharapkannya daripada harus menjalani kehidupan gapyear yang ditakuti banyak orang. Padahal, gapyear bisa jadi tahun terbaikmu jika dimanfaatkan dengan kegiatan-kegiatan positif. Banyak orang menghindari gapyear karena takut akan dilanda stress, jenuh dan demotivasi. Padahal selama satu tahun, kamu bisa bebas melakukan apa saja yang kamu mau, travelling kemanapun, belajar hal-hal baru, ikut kompetisi, fokus bimbel, dan banyak hal seru lainnya, tergantung dari kamu memanfaatkan waktunya.
ADVERTISEMENT
Pada intinya, ketika kamu berani bermimpi kamu juga harus berani gagal. Dalam hidup, ketika kamu berani mengambil sebuah kesempatan yang ada di hadapanmu dengan segala resikonya, kamu sudah menang saat itu. Ketika kita sudah memutuskan untuk tidak mencoba sesuatu, maka disitu pula kita sudah bersiap untuk gagal. Jika berani mencoba, maka ada peluang berhasil, jika tidak mencoba darimana peluang berhasil kita dapatkan? bukankah tugas kita mencoba? berikhtiar? berusaha?
Memang sulit sekali rasanya melihat teman-teman kita di luar sana sudah mengenakan almamaternya masing-masing dan kita yang merasa bernasib lebih buruk dibandingkan mereka. Padahal kenyataan, tidak lah benar adanya. Everyone has their own “time.” Just like the flowers, they have their time to bloom. Bangkit adalah hal paling sulit,, tapi percayalah ketika kamu sudah bangun kembali, disitu kesempatan-kesempatan tak terduga akan berdatangan satu per satu. Coba lah untuk menerima dan mengikhlaskannya, maka tuhan akan memberimu nikmat yang tak terkira. Namun, ketika kamu masih terperangkap dalam kesedihan dan ketidakikhlasan, sulit bagimu untuk merasakan syukur dan nikmat tuhan. Hidup terus berjalan, so find your own way.
Foto tentang belajar malam untuk menghadapi ujian. Dokumentasi diambil oleh Almanda Serena Fatin selaku penulis.