Harapan Eksistensi Andong dan Becak

Almas Rifqi
Domisili di Jogja. Baru menekuni bidang kepenulisan belum lama ini.
Konten dari Pengguna
5 Januari 2018 19:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Almas Rifqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Harapan Eksistensi Andong dan Becak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Transportasi sebagai kebutuhan modern sudah tidak terelakan lagi kebenarannya. Berbagai macam bentuk transportasi yang diciptakan hingga saat ini memiliki nilai guna yang tinggi. Karenanya, perusahaan-perusahaan transportasi tetap setia melakukan pembenahan dan invoasi teknologi untuk menyokong nilai guna yang tidak ada turunnya itu. Karena kebutuhan akan transportasi sudah bisa dibilang mendekati kebutuhan primer, terutama di kota-kota besar dan berkembang.
ADVERTISEMENT
Transportasi mengalami evolusi sebelum bisa secanggih sekarang ini. Mulai dari sepeda hingga pesawat terbang. Namun pada dasarnya tujuan utama adanya transportasi adalah memudahkan manusia.
Di Indonesia, transportasi juga sudah berevolusi mengikuti zaman. Walau tidak secepat perkembangan di negara-negara maju, tapi jenis transportasi di Indonesia dinilai cukup up to date dengan kebutuhan akan penggunaan transportasi yang melonjak beberapa tahun belakangan ini. Optimalisasi jenis transportasi di Indonesia menjadi tolak ukur yang baik untuk melihat itu. Tapi derap perkembangan ini tidak atau belum linier di beberapa daerah yang layanan transportasinya terbatas. Jalan keluar untuk itu adalah dengan memiliki alat transportasi sendiri. Kendati demikian tetap saja ada lubang kosong yang belum bisa terisi perihal penggunaan transportasi ini. Tidak semua unsur masyarakat mampu memiliki kendaraan pribadi, pun ada kendala usia yang sudah renta tapi tetap membutuhkan jasa transportasi menjadi sisi lain yang patut dihiraukan.
ADVERTISEMENT
Alat transportasi konvensional hampir punah sepertinya. Andong dan becak menjadi contoh nyata tergusurnya alat transportasi konvensional ini. Berjasa dari zaman nenek dan kakek kita muda dan sekarang mulai dilupakan. Dikarenakan hampir setiap rumah memiliki satu kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi, maka menurunlah semangat para pekerja jasa dengan kendaraan kuno ini. Walau demikian, di beberapa daerah, andong dan becak menjadi transportasi langka dan digunakan dalam acara tertentu saja. Walau masih ada yang menggunakan jasa mereka untuk bepergian, tapi itu tidak menutupi redupnya eksistensi alat transportasi ramah lingkungan ini.
"Masih Ada Harapan," frasa yang tepat untuk menunjukan kiat dan usaha masyarakat dalam menjaga kearifan lokal alat transportasi konvensional ini.
Di era kendaraan darat bermotor yang mulai mudah didapatkan, transportasi konvensional mulai melesu dan sudah sangat sulit ditemui. Banyak orang yang ketika sudah berkeluarga mengharuskan dirinya untuk membeli kendaraan bermotor. Akibatnya andong dan becak kehilangan pamor sebagai penyedia jasa di dekat rumah. Namun hal itu bisa ditanggulangi dengan merevitalisasi andong dan becak dengan tujuan jasa yang lain.
ADVERTISEMENT
Di Yogyakarta, andong dan becak memang bukan lagi transportasi utama dalam hiruk pikuk kota yang tak pernah tidur ini. Namun dengan memberdayakan para penarik andong dan becak untuk daya tarik wisata budaya adalah hal yang layak diacungi jempol.
Tetap memberikan wadah eksistensi kepada dua alat transportasi itu merupakan langkah awal untuk menjaga kearifan lokal. Dibandingkan dengan Jakarta yang melarang bemo dan bajaj berkeliaran tanpa ada wadah khusus di sana, Yogyakarta terdengar lebih cerdas dalam menghadapi kemrosotan pamor dua kendaraan darat konvensional itu.
Harapan andong dan becak untuk tetap eksis di belantara kota nan ramai masih ada hingga saat ini. Hanya saja, di daerah-daerah pelosok, sosok andong dan becak memiliki peran lain. Bukan sebagai daya tarik wisata budaya seperti yang di lakukan Yogyakarta. Walau masih dalam kaitan budaya, kali ini kegunaannya sudah tergantung pesanan.
ADVERTISEMENT
Di beberapa daerah andong dan becak menjadi kendaraan pembawa kabar suka. Betapa tidak, sunatan, nikahan, dan acara adat biasanya menyewa kendaraan ini untuk arak-arakan keliling kampung. Dengan tabuhan rebana dan seruan-seruan kebahagiaan. Dua kendaraan ini terasa lebih hidup dan berarti. Walau tidak ada filosofi khusus untuk itu.