Sebuah Berita Buruk di Keadaan yang Tidak Begitu Baik

Almas Rifqi
Domisili di Jogja. Baru menekuni bidang kepenulisan belum lama ini.
Konten dari Pengguna
22 April 2018 3:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Almas Rifqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berita yang beredar di lini media massa nasional baik digital maupun cetak itu bagaikan oase dan juga bagaikan tanah tandus dalam tubuh negara kesatuan Republik Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
Para wartawan yang seharusnya menyebarkan berita aktual yang informatif terkadang kelewat batas, walau aku sendiri tidak tahu batas dunia jurnalistik yang bebas ini ada di mana dan itu bukanlah tindakan yang salah. Ketika mereka menyebarkan bad news untuk kepentingan publik berarti mereka memberikan good news kepada pembaca untuk bertindak dan berpikir untuk beberapa langkah ke depan, ya jika berita itu memang memiliki dampak signifikan untuk mereka.
Bad news dan good news adalah dua berita yang penting untuk disampaikan kepada pembaca. Istilah bad news is a good news adalah langkah untuk menaikan kepekaan pembaca terhadap berita aktual yang memang biasanya berupa keburukan yang bisa memberikan sebuah dampak kepada pembaca. Lagi, itu akan menjadi suatu berita yang baik bagi pembaca untuk mengambil jalan berpikir berikutnya.
ADVERTISEMENT
Istilah tersebut sudahlah kuno, tapi tidak salah jika masih disertakan dalam warta online ataupun offline sampai sekarang. Almarhum Rusdi Mathari lewat bukunya Aleppo menerangkan jawaban Goenawan Mohamad tentang apa itu jurnalistik: sebuah dunia yang mestinya tidak boleh ada kebohongan, prasangka, dan itikad buruk. Adapun bisa kita pahami adanya news value dalam sebuah berita meliputi: significance atau seberapa penting berita tersebut; magnitude atau seberapa besar berita tersebut yang juga berpeluang mempengaruhi kehidupan orang banyak; proximity atau kedekatan berita dengan pembaca; human interest sebagai peristiwa yang mampu menyentuh perasaan, bisa juga tentang kemampuan seseorang yang biasa saja melukakan hal yang luar biasa dan sebaliknya; dan conflict, perseteruan dua pihak memang sangat menarik, bukan?
ADVERTISEMENT
Merujuk ke penjelasan Goenawan Mohamad menyoal jurnalistik, selama bad news mampu memberi wawasan dan pandangan kritis kepada pembaca, tidak mengada-ada, tanpa prasangka dan masih mengandung nilai-nilai berita, tidak akan ada dosa jurnalistik yang tercipta. Tidak akan menjadi masalah─dari sisi berita, namun perlu diwaspadai dari sisi penangkapan wawasan oleh pembaca.
Namun ada satu hal yang patut diperhatikan semua orang yang bergerak di bidang jurnalistik yaitu keseimbangan berita. Seimbang yang juga bisa diartikan sebagai adil adalah hak pembaca yang harus terpenuhi. Jika sebuah warta mewartakan bad news karena tingkat urgensi yang tinggi agar pembaca lebih waspada dan peka terhadap perubahan yang mungkin akan terjadi dalam waktu dekat, baiknya warta tersebut juga mewartakan good news di dekat kolom berita yang urgensinya tinggi tadi. Good news bisa berupa pencapaian-pencapaian anak bangsa di kancah mancanegara atau hal-hal lain yang berupa kabar baik yang memiliki nilai berita yang baik pula.
ADVERTISEMENT
Tidak ada ketentuan khusus untuk penerapan bad news dan good news dalam sebuah warta. Namun kesadaran redaksi pastinya sudah menentukan hal ini di setiap rapat-rapat pewartaan.
Bad news yang tidak layak diberitakan adalah yang mana berita tersebut tidak akan mempengaruhi sejengkal kehidupan orang banyak. Hal ini banyak terjadi di Indonesia, setiap berita aktual yang tidak penting menjadi sorotan utama di media online. Sudah viral, tidak ada dampak signifikan. Menyedihkan. Adapun good news yang diharapkan mampu memberi semangat ataupun wawasan baru tentang suatu pencapaian atau kabar baik dari sebuah atau seorang yang berpengaruh besar sangatlah minim.
Sebagai contoh, saat ini pewartaan soal acara-acara literasi sungguhlah minim. Padahal hal itulah yang dibutuhkan masyarakat, tingkat kepekaan mereka terhadap hal tersebut menurun karena warta yang ada di Indonesia sudah mulai bergeser nilainya. Alm. Rusdi Mathari menyampaikan bahwa tidak memungkiri dalam sebuah berita atau warta ada kepentingan redaksi, ada kepentingan perusahaan, ada kepentingan orang perorangan yang kebetulan memimpin media, yang terlihat lewat media atau warta yang tersebar luas, ya, walau khalayak sadar tidak sadar akan hal itu. Hal tersebut juga berbanding lurus dengan menurunnya kepekaan masyarakat terhadap sebuah berita, sebuah warta yang kini bergeser nilainya.
ADVERTISEMENT
Yang masih terlihat aktual dalam pewartaan yang ada di Indonesia adalah tentang hukum dan politik. Walau dengan adanya pergeseran nilai berita tersebut menjadikan sebagian pembaca/masyarakat sanksi akan kejujuran berita tersebut. Sudah setara dengan pemberitaan publik figur yang tidak diketahui benar salahnya─mau itu benar atau salah, tidak akan ada dampak signifikan di daerah pedesaan yang kekurangan kepekaan literasi selain menjadi bahan obrolan ibu-ibu rumah tangga setiap sore di depan rumah ketika menyapu. Namun, mau tidak mau, berita adalah asupan utama yang dibutuhkan setiap insan manusia.
Skenario terburuk adalah ketika berita sudah tidak memiliki nilai-nilai tersebut di atas. Hanya ada dusta yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah kebohongan demi sebuah kepentingan. Baik satu pihak, oknum, bahkan hingga propaganda dengan alasan kebaikan masyarakat dan keamanan negara.
ADVERTISEMENT
Tidak masalah berita buruk diwartakan, ketika itu perlu, maka wartakan. Kritik terhadap pemerintah sebagai bentuk pengawasan dengan berita aktual yang menyebutkan sebuah keburukan pemerintah agar menjadi evaluasi untuk jadi lebih baik adalah perlu. Jika ada berita baik yang dapat meningkatkan moral masyarakat baik berita lokal maupun mancanegara, maka wartakan. Sebuah pujian dan kebaikan baiknya memang disebarluaskan. Agar mendapat respon baik, apresiasi, dan dukungan moral maupun material untuk membentuk kebanggaan-kebanggaan yang lain. Tapi, jangan sampai sebuah berita menjadi dasar perpecahan, sebuah berita diluar fakta dan nilai-nilai dasarnya. Jangan sampai kita yang berusaha kritis malah terjerembab ke jurang ketidak faktualan berita.
Perbanyak membaca, perbanyak wawasan, zaman ini berita mudah dibelokan. Salam literasi.
ADVERTISEMENT