Konten dari Pengguna

Peningkatan Teknologi Kesehatan, Telemedicine with Internet of Things

Almon Lanang Prasojo
Mahasiswa Teknologi Informasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta - Divisi Signalling PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC)
7 Februari 2024 11:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Almon Lanang Prasojo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi konsultasi dengan dokter menggunakan platform online. (Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi konsultasi dengan dokter menggunakan platform online. (Dokumen Pribadi)
ADVERTISEMENT
Saya Almon Lanang Prasojo Mahasiswa Teknologi Informasi pada Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta. Artikel ini bertujuan untuk memenuhi tugas proyek pada matakuliah Inovasi Kesehatan Digital, berupa memberikan ide atau inovasi untuk peningkatan teknologi kesehatan di Indonesia. Matakuliah ini diampu oleh Ibu Zahra Arwananingtyas, S.Kom., M.Cs, dan Ibu Anggi Rizky Windra Putri, S.Kom., M.Kom
ADVERTISEMENT
Fenomena Pandemi COVID-19 yang dimulai pada akhir tahun 2019 telah menyebabkan perubahan mendalam dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang kesehatan. Dampaknya mendorong masyarakat dan penyelenggara layanan kesehatan untuk mencari solusi inovatif yang dapat menjaga kontinuitas pelayanan medis dengan tetap memprioritaskan keselamatan publik. Salah satu solusi yang muncul sebagai alternatif yang semakin populer adalah penggunaan telemedicine.
Adopsi telemedicine di Indonesia semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kasus COVID-19 dan kebijakan pembatasan sosial yang diimplementasikan untuk menanggulangi penyebaran virus. Penggunaan telemedicine dalam pelayanan kesehatan bukan hanya sebagai respon terhadap situasi pandemi, tetapi juga membawa dampak positif yang signifikan, terutama bagi tenaga kesehatan dan pasien.
Telemedicine menurut World Health Organization (2010) berarti “menyembuhkan dari jarak jauh”, dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi modern untuk meningkatkan penyembuhan pasien dengan meningkatkan akses kepada pelayanan dan informasi medis. Penggunaan telemedicine di Indonesia semakin meningkat seiring terjadinya penyakit COVID 19 (Coronavirus Disease 2019) yang menuntut masyarakat untuk melakukan pembatasan sosial.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan WHO, terdapat empat elemen yang berkaitan dengan telemedicine, yaitu :
Sebelum terjadi perkembangan pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi, akses terhadap layanan kesehatan di Indonesia umumnya terbatas oleh kendala geografis, keterbatasan tenaga medis, serta ketidakmerataan infrastruktur kesehatan. Kondisi ini dapat berdampak negatif pada kesehatan masyarakat dan menjadi hambatan dalam pencapaian Universal Health Coverage (UHC), yang pada tahun 2015 UHC dialihbahasakan oleh Kementerian Kesehatan menjadi Jaminan Kesehatan Semesta, dan sudah mulai di implementasikan di Indonesia sejak penyelenggaraan program JKN pada Januari 2014.
Pada tahun 2017, Pemerintah mengeluarkan suatu layanan Kesehatan umum yang dapat digunakan Masyarakat Indonesia yaitu Telemidicine Indonesia (TEMENIN). TEMENIN merupakan suatu pelayanan medis atau pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dari jarak jauh (online) oleh seluruh masyarakat Indonesia. Hingga saat ini TEMENIN memiliki 11 platform Kesehatan seperti Alodokter, Halodoc, Klikdokter, Aido Health, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, YesDok, dan Good Doctor. Masyarakat sekarang memiliki kemudahan untuk mengakses konsultasi medis, diagnosis, dan pemberian resep obat melalui platform online.
Ilustrasi seorang wanita melakukan konsultasi pengobatan menggunakan ponsel. Foto : Freepik
Dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam pemanfaatan telemedicine hingga saat ini, diharapkan akan terjadi perubahan mendasar dalam sistem kesehatan Indonesia, dengan memanfaatkan telemedicine ini untuk konsultasi kesehatan yang dapat diakses dari rumah tanpa harus menuju ke fasilitas kesehatan. Akses yang lebih cepat dan mudah dijangkau diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Transformasi ini dianggap sebagai langkah strategis untuk mendukung pencapaian UHC memastikan bahwa setiap individu, tanpa memperdulikan lokasi atau latar belakang sosial ekonomi, dapat mengakses pelayanan kesehatan yang bermutu.
ADVERTISEMENT
Untuk melakukan peningkatan telemedicine dalam Inovasi Kesehatan Digital dapat memperhatikan aspek berikut :
ADVERTISEMENT
Referensi:
Chairani, M. S. (2023). Telemedicine sebagai bentuk Digitalisasi Pelayanan Kesehatan di Indonesia : Tinjauan Literatur. Research Gate, 2-8.
Firman. (2023). Sistem Pemantauan Kesehatan Berbasis IoT. Universitas Teknokrat Indonesia, 1.
IAC, A. (2018, 07 16). Perbedaan JKN, BPJS, KIS dan Hubungannya dengan UHC. Diambil kembali dari Indonesia AIDS Coalition: https://iac.or.id/id/perbedaan-jkn-bpjs-kis-dan-hubungannya-dengan-uhc/
Lengkong, S. G., & Adisasmito, W. B. (2022). Optimalisasi Telemedicine untuk Menegakkan Diagnosis sebagai Inovasi Pelayanan Rumah Sakit selama Pandemi COVID-19: Tinjauan Sistematis. Jurnal Kesehatan Vokasional, 111-116.