Konten dari Pengguna

Etika Warga Negara di Media Sosial dalam Menyikapi Kebebasan Berekspresi

Alpin Nugroho
Saya merupakan mahasiswa Manajemen semester 2 di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Aktif dalam bidang akademik, bekerja sebagai digital marketing freelance, serta mengelola usaha toko online pakaian sebagai sarana pengembangan diri di bidang bisnis.
26 April 2025 17:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alpin Nugroho tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi media sosial. Foto: Rodhi Zulfa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi media sosial. Foto: Rodhi Zulfa/kumparan
ADVERTISEMENT
Di zaman sekarang, siapa sih yang nggak pakai media sosial? Mulai dari curhat soal keseharian, berbagi opini, sampai ikut diskusi soal isu-isu hangat, semua bisa dilakukan di ujung jari. Media sosial udah kayak "rumah kedua" buat banyak orang Indonesia. Tapi, walaupun kita bebas berekspresi, bukan berarti bisa asal posting tanpa mikirin dampaknya. Tetap ada aturan mainnya, dan di sinilah pentingnya ngerti soal etika bermedia sosial.
ADVERTISEMENT
Secara hukum, kebebasan berpendapat itu dijamin kok di UUD 1945. Pasal 28E ayat (3) bilang kalau setiap orang punya hak buat bebas berpendapat, berserikat, dan berkumpul. Tapi, kebebasan itu tetap ada batasnya. Nggak bisa semaunya sendiri. Di dunia maya, ada yang namanya Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang ngatur hal-hal kayak penyebaran hoaks, ujaran kebencian, penghinaan, sampai konten-konten yang melanggar norma sosial.
Bahkan, di tahun 2023 kemarin, UU ITE direvisi supaya lebih tegas soal batasannya. Kritik yang membangun dan berdasarkan fakta, tetap aman-aman aja. Tapi kalau udah masuk ke fitnah atau penyebaran berita bohong, ya siap-siap aja berurusan dengan hukum. Ini semua bukan buat ngebatasi kreativitas, tapi lebih ke arah menjaga dunia maya tetap sehat dan nyaman buat semua orang.
ADVERTISEMENT
Ngomongin soal etika, intinya sih simpel tahu kapan dan gimana cara ngomong. Sebelum posting, biasain cek dulu kebenaran informasinya. Kalau mau komentar, usahain pakai bahasa yang sopan dan nggak nyakitin. Dan kalau ada beda pendapat, ya nggak harus selalu berujung ribut. Karena, di balik layar, tetap ada manusia yang punya perasaan juga.
Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga pernah ngeluarin Fatwa Nomor 24 Tahun 2017 soal etika bermuamalah di media sosial. Intinya, jangan sebar hoaks, jangan fitnah, jangan gibah, apalagi posting hal-hal yang bertentangan sama nilai-nilai agama dan moral. Bahkan, MUI ngajak kampus-kampus buat lebih aktif ngasih edukasi soal etika bermedsos ini ke mahasiswanya. Karena, sadar atau nggak, generasi muda punya peran besar dalam membentuk ekosistem digital yang sehat.
ADVERTISEMENT
Nggak cuma itu, pemerintah lewat Kementerian Kominfo juga udah jalanin program literasi digital besar-besaran. Targetnya, supaya masyarakat makin melek digital, makin ngerti soal pentingnya etika, budaya, dan keamanan di dunia maya. Sampai akhir 2024, jutaan orang Indonesia udah ikut program ini. Harapannya sih, makin banyak orang yang paham gimana cara pakai media sosial dengan lebih bijak dan bertanggung jawab.
Media sosial sebenarnya punya potensi gede banget buat jadi tempat saling mendukung, berbagi inspirasi, dan memperluas wawasan. Tapi kalau salah digunakan, bisa juga jadi tempat lahirnya konflik, salah paham, bahkan perpecahan. Makanya, penting banget buat kita semua buat mikir dulu sebelum nge-post sesuatu. Tanyain ke diri sendiri: "Ini bener nggak ya?," "Kalau aku posting ini, ada yang bisa tersinggung nggak ya?," "Postingan ini bakal bawa manfaat apa malah bikin masalah?"
ADVERTISEMENT
Kebebasan berekspresi itu hak kita semua, tapi kita juga punya tanggung jawab buat make hak itu dengan bijak. Jangan sampai kebebasan yang kita punya malah jadi senjata yang nyakitin orang lain. Sebaliknya, yuk jadikan media sosial sebagai ruang yang positif — tempat buat saling menguatkan, saling menginspirasi, dan saling belajar.
Kalau semua orang bisa sadar soal pentingnya etika dalam bermedia sosial, dunia maya kita pasti bakal jauh lebih nyaman. Jadi, yuk, sama-sama kita mulai dari diri sendiri. Tetap bijak, tetap sopan, dan jangan lupa pikir dulu sebelum posting!