Konten dari Pengguna

Bisnis Sosial: 4 Manfaat Fundraising untuk Perusahaan Startup dan Institusi

Rumah Kepemimpinan
Rumah Kepemimpinan adalah institusi milik bangsa yang mengelola dana Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf dari masyarakat dalam rangka mempersiapkan calon-calon pemimpin masa depan.
29 September 2021 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rumah Kepemimpinan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fundraising atau pengumpulan dana memiliki peran penting dalam perjalanan sebuah perusahaan startup, bisnis sosial maupun lembaga sosial. Dengan kata lain, sebuah institusi tidak akan berkembang lantaran kurangnya dana dan investor.
ADVERTISEMENT
Dunia fundraising sangat menarik, termasuk bagi seorang Fathan Mubina. Ia mengenal bidang ini ketika bergabung dengan Rumah Kepemimpinan pada tahun 2016 lalu.
Muhammad Fathan Mubina, ketika sharing pengalaman di acara Gathering Sahabat Pemimpin (Foto: Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Fathan Mubina, ketika sharing pengalaman di acara Gathering Sahabat Pemimpin (Foto: Pribadi)
Muhammad Fathan Mubina memulai meniti karir dengan menjadi Supervisor Pembinaan di Rumah Kepemimpinan regional Jakarta angkatan 7. Menurutnya, dia sangat suka dengan dunia pembinaan khususnya di dunia human development.
Pada tahun berikutnya, Fathan kembali mendaftar untuk menjadi Supervisor. Namun, ternyata dia malah mendapatkan tawaran sebagai Manager Regional di Rumah Kepemimpinan.
Awalnya, Fathan sempat ragu apakah tawaran tersebut harus ambil atau tidak. Apalagi tanggung jawab Manager Regional tentu sangat berbeda dengan Supervisor.
"Supervisor itu pembinaan untuk peserta, sedangkan Manager Regional tugasnya sebagai fundraising. Salah satu pekerjaan yang paling saya hindari ketika di organisasi mahasiswa," Pungkas Fathan.
Fathan Mubina bersama para Supervisor Rumah Kepemimpinan regional 1 Jakarta (Foto: Pribadi)

Mengenal Fundraising untuk Perusahaan Startup dan Bisnis Sosial

Akhirnya, Fathan memutuskan untuk mencoba menyelami dunia fundraising.
ADVERTISEMENT
Bagi dia, menjadi fundraiser jauh dari sekadar definisi mencari uang. Melainkan banyak life-skill yang didapatkan ketika terjun di dunia fundraising.
Berdasarkan pengalamannya, Fathan mengemukakan beberapa pelajaran penting di dunia fundraising:
1. Sharpening Out "Why"
"People don't buy what you do, the buy why you do it" -Simon Sinek
Ketika memulai fundraising, pertama kita perlu memahami mimpi besar dari apa yang dilakukan oleh institusi atau bisnis sosial. Termasuk harus yakin bahwa hal tersebut worthy enough untuk didukung oleh semua orang.
2. Breaking Impossible Wall
Ketika mulai mengajak orang lain untuk mendukung program kita, biasanya banyak banget "tembok-tembok" ketidakmungkinan yang muncul dari pikiran kita. Biasanya overthinking.
Nah, menjadi fundraiser itu membuat kita bisa menghancurkan tembok-tembok tersebut. Karena kita harus terus maju dan bergerak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kita tidak perlu ragu untuk menawarkan program kita kepada orang lain dan harus yakin bahwa yang dilakukan oleh institusi sangat perlu dukungan dari semua pihak.
3. Collaboration Mindset
Di dunia fundraising itu mindset-nya kolaboratif. Bukan sebuah market seller, dimana ketika orang tidak membeli produk kita, bukan berarti dia tidak bermanfaat bagi pekerjaan kita.
Ingat, mindset dalam dunia fundraising adalah kolaborasi. Ada sebuah kesamaan "value" yang disepakati.
4. Growing your Networking
Selain itu, mindset dalam fundraising juga membantu kita membuat lingkaran pertemanan menjadi sebuah networking.
Sebuah jaringan yang "bekerja". Bukan hanya sebagai teman, namun sekaligus sebagai jejaring yang bisa saling memberi manfaat.
Menurut Fathan, fundraiser itu bukan meminta. Justru mental pertama dari seorang fundraiser adalah memberi.
ADVERTISEMENT
Memberi cerita kepada dunia tentang apa yang dilakukan oleh institusi kita. Membuat mereka percaya pada apa yang institusi kita cita-citakan.
Kalau dunia sudah percaya, uang yang terhimpun hanya termasuk satu dampak saja. Karena masih banyak ruang kolaborasi lainnya yang bisa terbentuk.