Tips Bisnis Start Up Digital, Belajar dari Keberhasilan iGrow Asia

Rumah Kepemimpinan
Rumah Kepemimpinan adalah institusi milik bangsa yang mengelola dana Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf dari masyarakat dalam rangka mempersiapkan calon-calon pemimpin masa depan.
Konten dari Pengguna
24 Agustus 2021 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rumah Kepemimpinan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Membangun bisnis startup digital tentunya dimulai dengan ide-ide baru yang memberikan solusi permasalahan bagi orang sekitar. Dengan memanfaatkan teknologi dalam bisnis sehingga memberikan solusi yang tepat sasaran, efektif dan membantu banyak orang.
ADVERTISEMENT
Hal itu yang dilakukan oleh seorang Andreas Senjaya. Di mana dia mengembangkan sebuah ide bisnis startup yang ide tersebut berasal dari permasalahan yang ada di sektor pertanian.
Andreas Sanjaya, CEO iGrow (Foto: Stevy Widia/Youngsters.id)
Andreas Senjaya merupakan Alumni Rumah Kepemimpinan yang sekarang menjabat sebagai CEO sekaligus c0-founder iGrow Asia, sebuah peer-to-peer lending pertama di Indonesia yang fokus pada pembiayaan sektor pertanian.
Awalnya, Andreas memulai dengan mempelajari akar permasalahan yang ada. Kemudian dia mencoba menyusun solusi dari permasalahan tersebut.
Berbekal kompetensi dibidang teknologi informasi, Andreas mencoba membuat sebuah platform yang dapat mempertemukan antara pemilik tanah dan pemilik modal yang sejalan.
Hingga akhirnya startup terus berkembang dan saat ini sudah menjadi startup pertanian dengan kapitalisasi terbesar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengalaman dalam membangun startup iGrow, Andreas mengemukakan beberapa hal penting mengenai cara membangun startup digital dan tantangannya:
1. Membuat sesuatu yang besar harus dimulai dari hal yang sederhana
Pada awalnya, perusahaan besar (seperti Amazon, Bukalapak, dan e-bay) hanya dibangun untuk menjual satu jenis barang, tetapi kemudian terus berkembang hingga saat ini.
Termasuk iGrow yang saat ini telah bekerja sama dengan produsen, mal, petani kecil dan customer besar.
2. Teknologi merupakan tools yang powerful untuk berbuat kebaikan dan membuat perbedaan
Sejak berdiri di tahun 2015, iGrow mencoba untuk memberikan solusi di sektor pertanian, yang menampung 40% tenaga kerja Indonesia.
Pada awalnya, iGrow dibangun dengan nama OLEA. Namun setelah diuji coba, rupanya platform tidak mudah dimengerti oleh pengguna.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Andreas melakukan inovasi kembali dengan membangun Wikitani, sebuah platform perantara hasil tani dengan pembeli yang pada akhirnya berkembang menjadi iGrow.
3. Kemungkinan suatu startup berhasil menjadi unicorn adalah 0.14%
Untuk memulai startup digital, tentu dibutuhkan kerja keras yang luar biasa agar suatu startup bisa berhasil dan mencapai hal tersebut.
Beberapa hal yang menyebabkan kegagalan ketika membangun startup digital di antaranya seperti belum memiliki objective yang jelas, kehabisan cashflow, dan tidak memiliki tim yang tepat.
Andreas Senjaya ketika mengisi acara seputar Startup Digital di Rumah Kepemimpinan (Foto: Pribadi)
Selain iGrow, Andreas dan timnya juga mengembangkan banyak sekali startup.
Dari sekian banyak startup yang telah dikembangkan, hanya beberapa saja startup yang masih berjalan hingga saat ini. Mulai dari tentang urban farming, hingga coworking space.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, tantangan dalam membuat sebuah startup adalah proses melakukan trial and error dan pada akhirnya melakukan penyesuaian bisnis yang tepat sehingga menguntungkan secara ekonomi dan tercapai proses bisnis yang dapat berkelanjutan.