Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sayonara, Tabloid BOLA
17 Oktober 2018 10:14 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Alvein Damar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat masih di sekolah dasar (tahun 85-an) bacaan utama di rumah adalah koran Kompas dan Tabloid BOLA. Walau saat itu belum menjadi atlet, tapi kegemaran membaca buku dan berita khususnya olahraga sudah jadi keseharian. Setelah bisa membaca, gue memang sedikit kecanduan membaca apapun.
ADVERTISEMENT
Rubrik olahraga di harian Kompas selalu menjadi tujuan awal. Ketika orang tua berlangganan juga tabloid olahraga ini maka dengan cepat menjadi bacaan favorit. Melalui tabloid olahraga ini pula gue mengenal dan jadi fans berat klub sepak bola Inggris Liverpool FC dan kesebelasan Argentina tentunya hehehehe.
Tapi yang paling berkesan adalah rubrik konsultasi olahraganya, Rubrik dr. Sadoso Sumosardjuno.
Dari rubrik konsultasi inilah gue dapat banyak pengetahuan terutama informasi yang berkaitan dengan bentuk fisik. Tinggi badan yang masih tergolong pendek, betis kaki yang kayak "mamang becak", waktu itu lebih menggerus kepercayaan diri ketimbang tangan kidal dan ketidakfasihan gue mengucapkan huruf R.
Semakin sering membaca, makin mengenali diri. Semakin banyak pengetahuan yang didapat, kepercayaan diri gue meningkat. Tumbuh kebanggaan dengan keunikan yang melekat sejak lahir sekaligus percaya diri untuk tumbuh dan berubah menjadi lebih baik. Kepercayaan diri ini tumbuh tidak saja melalui afirmasi positif melainkan juga melalui aktivitas nyata yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
Ada sensasi berupa antusiasme untuk memegang kendali atas perubahan yang kita inginkan sekaligus rasa damai atas anugerah sejak lahir. Olahraga menjadi pemersatu sensasi ini.
Rutinitas tiap pagi-sore latihan "jinjit", pull up di pintu, lalu meningkat ikut klub bulu tangkis. Sempat sok-sokan ikut klub atletik tapi laku sadar diri hahaahhaa. Sebelum akhirnya jatuh cinta dengan Pencak Silat saat SMP lalu saat pindah ke Jawa episode Karate pun bergulir.
Tabloid BOLA dan rubrik dr. SADOSO Sumosardjuno menjadi bagian proses tumbuh kembang gue. Proses MENJADI.
Membaca berita tentang pamitnya tabolid ini tentu saja sedikit menimbulkan rasa sedih......
Disruption memang tak terelakkan. Perubahan menuju e-paper sebuah keniscayaan. Tapi gue percaya, BOLA akan mampu Riding the Waves. Semoga. Untuk saat ini sedikit melow untuk BOLA yang sudah menjadi saksi sejarah perkembangan olahraga Tanah Air sesuatu yang pantas untuk dilakukan.
ADVERTISEMENT
Live Update