Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Gelaran Festival Puisi Esai Jakarta 2023
2 Januari 2024 16:35 WIB
Tulisan dari Alvian Yoga Yulianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Festival Puisi Esai Jakarta 2023 sukses digelar pada 18-19 Desember 2023 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat. Acara ini berhasil menarik perhatian ratusan orang, mulai dari mahasiswa, akademisi, penyair dari Malaysia dan Singapura, serta sejumlah penyair Indonesia dari Aceh hingga Papua.
ADVERTISEMENT
Festival yang menjadi festival puisi esai pertama di Indonesia ini, sekaligus melengkapi festival puisi esai internasional yang sudah berlangsung dua tahun di Sabah, Kinabalu, Malaysia. Acara ini juga menjadi bagian dari bulan puisi esai yang jatuh setiap Desember.
Ketua Panita Festival Puisi Esai Jakarta 2023, Fatin Hamama mengatakan, alasan mengangkat tema ‘Suara Hati Puisi Esai’ karena puisi esai benar-benar keluar dari suara hati. Berlatar belakang fakta yang diolah menjadi fiksi.
“Tujuannya dari acara ini agar semua suara hati dari semua kejadian-kejadian yang ada di sekeliling kita, orang-orang yang termarjinalkan, terdiskriminasikan, terpinggir, itu suaranya sampai ke atas. Dari orang-orang yang suara hatinya tidak keluar itu kita perlu membantu di sana,” ujar Fatin.
Dalam acara itu, diluncurkan juga 18 buku puisi esai yang terbit dan menjadi lompatan besar puisi esai sepanjang 2023. Sebanyak 14 buku terbit di Indonesia dan 4 buku lainnya terbit di Sabah, Malaysia.
ADVERTISEMENT
“Dalam 18 buku yang diluncurkan hari ini, itu adalah output dari pekerjaan yang kita emban. Kita memberikan pelatihan ke sekolah-sekolah, memberikan workshop bagaimana cara menulis puisi esai. Itu dikerjakan bertahap. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara ASEAN lainnya. Lahirlah buku-buku itu,” tutur Fatin.
Para pengunjung yang datang langsung memadati meja registrasi ketika festival dibuka. Mereka yang registrasi lebih awal akan mendapatkan bingkisan buku puisi esai dan baju yang jumlahnya terbatas. Dalam sekejap, bingkisan yang tersedia ludes berkat antusiasme pengunjung yang sangat tinggi.
Pengagas Puisi Esai, Denny JA menceritakan, ide awal puisi esai bermula saat dirinya menyelesaikan pendidikan S3. Ia menciptakan inovasi menulis puisi dengan catatan kaki. Awalnya puisi esai dicampakkan oleh semua orang. Namun, kini puisi esai perlahan mulai meluas ke negara ASEAN dan banyak masyarakat yang menyukainya.
ADVERTISEMENT
Semakin banyak inovasi baru dalam puisi esai. Ada puisi esai yang dibuat menjadi film, seperti Sapu Tangan Fang Yin karya Denny JA. Puisi esai memberikan ruang yang lebih banyak untuk menuangkan kreativitas dan imajinasi karena tidak banyak ketentuan yang mengikatnya. Kemudahan inilah yang membuat puisi esai terus berkembang.
Dalam dialog ‘Masa Depan Puisi Esai’ antara Anwar Putra Bayu, Agus R. Sarjono, dan Datuk Jasni Matlani, terjadi diskusi yang mendalam tentang perkembangan puisi esai. Menurut Anwar, perlu adanya advokasi kebijakan dalam dunia pendidikan agar puisi esai bisa menjadi inovasi dalam kurikulum pembelajaran. Bagi Agus, harus ada media yang khusus memublikasikan puisi esai dan festival puisi esai selama 5 tahun awal.
“Mahasiswa ini harus menulis puisi dan berkolaborasi dengan komunitas puisi esai. Kalau bisa ada workshop yang melibatkan mahasiswa. Puisi esai bisa dijadikan teater, film sebab puisi esai ada cerita. Banyak anak muda suka teater. Bisa dijadikan kajian oleh pelajar-pelajar university,” ungkap Presiden Puisi Esai ASEAN, Datuk Jasni Matlani.
Acara di hari kedua semakin meriah, ketika Ebiet G. Ade tampil membawakan lagu-lagunya yang penuh keindahan bahasa. Para peserta festival menyambut hangat kedatangan penyanyi kelahiran Banjarnegara tersebut dengan bernyanyi bersama. Ebiet membawakan lima lagu, yaitu Titip Rindu Buat Ayah, Elegi Esok Pagi, Cita-Cita Kecil si Anak Desa, Camelia, dan Berita Kepada Kawan.
ADVERTISEMENT
Pembacaan puisi-puisi esai oleh para penyair menjadi acara puncak sekaligus penutup Festival Puisi Esai Jakarta 2023. Beragam cerita mereka sampaikan lewat puisi esai. Mulai dari kisah seorang ayah yang sedih karena anak gadisnya sudah menikah, tragedi bom Bali, perang Gaza, dan lain-lain.
Dari 20 orang yang membaca puisi esai, terdapat satu orang yang bukan penyair, yaitu Jonminofri Nazir. Ia adalah seorang dosen dan mantan wartawan yang ikut membacakan puisi esai tentang jurnalistik. Hal ini menjadi bukti bahwa siapa pun bisa membuat puisi esai karena kemudahannya.
“Hadirnya saya di sini menjadi bukti dari tulisan di kaos Mbak Amel, yaitu yang bukan penyair boleh ambil bagian,” ungkap Jonminofri.
Live Update