Konten dari Pengguna

Pengertian dan Penanganan: Depresi Pada Anak dan Remaja

Alviani Tazkia
Mahasiswa S1 UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta Prodi Ilmu Keperawatan
1 Januari 2025 15:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alviani Tazkia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Depresi tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja. Anak atau remaja juga memungkinkan mengalami depresi, yang sebenarnya penyakit yang dapat diobati. Perasaan sedih atau murung adalah hal yang wajar di alami anak-anak dalam proses tumbuh kembang mereka. Namun, jika perasaan ini berlangsung intens dan lama hingga memengaruhi kehidupan anak, seperti di lingkungan keluarga, pertemanan, atau sekolah, maka hal tersebut memerlukan perhatian khusus.
ADVERTISEMENT
Depresi adalah emosi atau gangguan alam perasaan yang disertai dengan komponen psikologi dan komponen somatik, komponen psikologi meliputi murung, sedih, putus asa, rasa susah dan tidak bahagia, serta komponen somatic seperti konstipasi, anoreksia, kulit lembap (rasa dingin), nadi dan tekanan darah menurun. Perilaku anak-anak dan remaja yang mengalami depresi mungkin berbeda dengan perilaku orang dewasa yang mengalami depresi. 
Ketika anak-anak dan remaja merasa depresi, mereka meningkatkan risiko bunuh diri. Faktanya, hal itu bisa berujung pada kebiasaan buruk dan penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan lain untuk membuat Anda merasa lebih baik. Tanda-tanda semacam ini harus selalu di respons dengan serius.
pexels.com
Gejala Depresi pada Anak dan Remaja
Gejala depresi pada anak dan remaja dapat meliputi: 
ADVERTISEMENT
Cara Membantu Anak yang Mengalami Depresi
• Komunikasi Dengan Anak
Ketika melihat anak memiliki gejala depresi, cobalah ajak berkomunikasi untuk mengetahui apa yang sedang ia rasakan dan pikirkan. Hal ini dapat menjadi salah satu cara mengatasi depresi paling efektif karena ia tidak akan merasa sendirian dalam mengalami masa-masa sulit
• Bantu anak melewati masa sulit
Ketika mengalami depresi, ada kemungkinan anak remaja akan mengalami beberapa gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, Anda harus membantu dirinya untuk bisa melewati masa-masa sulit. Salah satunya dengan membantu anak berperilaku hidup sehat seperti cukup tidur, berolahraga, dan mengonsumsi makanan yang bernutrisi.
ADVERTISEMENT
• Tunjukkan bahwa Anda selalu ada untuknya
Ketika anak remaja merasa berada di titik terendahnya dan sedang mengalami masa-masa sulit, selalu tunjukkan kasih sayang dan kepedulian Anda kepadanya agar mereka tidak pernah merasa ditinggal sendirian. Selain itu, ajarkan pada anak untuk bisa membagi perasaan secara terbuka agar beban mereka bisa berkurang.
• Lakukan kegiatan yang menyenangkan
Ketika anak remaja sudah terlalu jenuh hingga mengalami depresi, habiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama, misalnya menonton film, bermain game, melakukan aktivitas yang belum pernah dilakukan, pergi liburan untuk mendapatkan suasana baru, dan lain-lain. Cara mengatasi depresi ini dapat membantu suasana hati yang tertekan untuk menjadi lebih baik.
• Bersabar dan pengertian
ADVERTISEMENT
Ketika depresi menyerang anak remaja, perilakunya akan berubah dan tidak menutup kemungkinan bisa membuat Anda ikut frustasi. Ingat kembali bahwa perubahan perilaku ini adalah efek depresi sehingga coba untuk tetap sabar, pengertian, dan hindari penggunaan kata-kata kasar agar hubungan Anda dan anak tetap terjaga dengan baik.
• Hindari dari konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang
Ketika sedang depresi, sebagian remaja berkeinginan untuk mencoba alkohol dan obat-obatan terlarang, apalagi jika lingkungan sekitar mendukung. Oleh karena itu sebagai orang tua tentu Anda juga perlu memerhatikan pergaulan dan lingkungan mereka untuk terhindar dari alkohol dan obat-obatan terlarang. Hal ini karena dapat membuat mereka makin terpuruk dan membuat kondisi kesehatan pun akan terganggu.
Selain itu, kita juga dapat:
ADVERTISEMENT
• Menjaga diri sendiri agar tetap bahagia. 
• Mendiskusikan situasi anak dengan guru mereka dan orang dewasa lain yang sering menghabiskan waktu bersama mereka.
• Mencoba untuk memahami apa yang membuat anak stres, bukan sedang ingin mengoreksi.