Insecure, Perasaan yang Sering Timbul pada Masa Remaja

alvi aulia khasanah
Mahasiswi Institut Teknologi Bisnis Ahmad Dahlan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kops Mahasiswa Palang Merah Pernah Mengikuti kegiatan kepramukaan dalam kegiatan Perkemahan Saka Bhayangkara Tingkat Daerah Metro Jaya
Konten dari Pengguna
7 Juni 2021 12:21 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari alvi aulia khasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://pixabay.com/id/photos/tidak-aman-takut-khawatir-emosi-6060756/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://pixabay.com/id/photos/tidak-aman-takut-khawatir-emosi-6060756/
ADVERTISEMENT
Perasaan insecure merupakan perasaan yang wajar timbul pada diri seseorang, terutama remaja. Perasaan ini bisa menyerang berbagai kalangan usia, dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Rasa insecure sendiri bisa timbul karena berbagai hal ataupun penyebab, bisa karena ketidakpercayaan akan penampilan ataupun karena keadaan yang sedang kita alami saat ini.
ADVERTISEMENT
Terkadang hanya dengan melihat sesuatu yang diunggah orang lain ke media sosialnya saja bisa membuat kita insecure. Apalagi saat ini media sosial sudah berkembang dengan cukup pesat. Kita bisa berbagi hal apapun yang kita inginkan di media sosial. Mulai dari kegiatan kita sehari-hari, curahan hati atau perasaan kita, ataupun hanya sekadar berbagi foto pribadi kita.
Tanpa kita sadari, hal-hal yang kita lihat di media sosial itu sering membuat kita membandingkan diri kita dengan orang lain. Hasilnya, rasa insecure akhirnya muncul. Kita seringkali membandingkan apa yang kita lihat dan menjadi kepunyaan orang lain, tetapi kita tidak mempunyai hal tersebut. Perasaan bersalah, menyesal, hingga menyalahkan keadaan atau takdir menjadi satu-satunya cara untuk mengungkapkan perasaan insecure yang sedang kita rasakan.
ADVERTISEMENT
Muncul dalam pikiran kenapa orang lain bisa seperti itu, bisa membeli hal itu, bisa merasakan itu, tetapi kita tidak bisa. Karena kebiasaan membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain inilah yang terus memicu dan meningkatkan rasa insecure dalam diri kita.
Selain karena kebiasaan itu, rasa insecure juga bisa timbul karena perkataan orang lain. Terkadang orang lain tidak peduli terhadap keadaan kita, terhadap apa yang sedang kita rasakan. Mereka hanya melakukan apa yang menurut mereka benar dan suka tanpa memikirkan hal-hal tersebut.
Contohnya adalah ketika mereka melihat penampilan atau fisik kita yang terlalu gemuk. Mereka dengan mudahnya mengatakan bahwa kita jelek, kegemukan, dan sebagainya. Padahal sudah jelas bahwa hal tersebut sangat menyakiti perasaan kita. Mereka tidak mengetahui bahwa kita sedang berjuang untuk mengatasi hal tersebut dan melawan rasa insecure yang ada di dalam diri kita. Ketika kita menyatakan bahwa kita tidak terima dengan perkataannya tersebut, mereka sering kali menjawab dengan mengatakan bahwa kita terlalu terbawa perasaan.
ADVERTISEMENT
Sebagai penutup, rasa insecure itu wajar. Terutama pada masa pubertas yang terjadi pada remaja. Tetapi, kita tidak boleh terlalu berlarut-larut pada perasaan tersebut. Kita harus tetap percaya diri dan tidak boleh membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Jangan sampai karena perasaan insecure tersebut membatasi hal-hal yang ingin kita lakukan setiap harinya. Utamakan untuk percaya diri supaya tidak mudah insecure.