Musik Klasik pada Pelajar

Alvita
Mahasiswa di Yogyakarta Anak terakhir dari tiga bersaudara Lahir di Tulungagung
Konten dari Pengguna
16 Januari 2021 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alvita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Musik Klasik pada Pelajar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari pada zaman sekarang ini, manusia sering mendengarkan musik sambil melakukan aktivitas mereka sehari-hari. Mayoritas manusia menyukai alunan musik, mereka yang mendengarkannya selalu menggerak-gerakkan anggota tubuhnya dan mengikuti irama musik yang didengar.
ADVERTISEMENT
Kamtini (2005:60) mengartikan “Musik adalah bagian dari kehidupan dan perkembangan jiwa manusia”. Definisi lain musik merupakan kekuatan dasar yang sangat efektif untuk menenangkan dan mendatangkan inspirasi bagi banyak orang (Ortiz dalam Baidah, 2010:1-8). Alunan suara nada-nada yang disusun berdasarkan irama tertentu dapat membantu pembentukan pola belajar, mengatasi kebosanan, dan menangkal kebisingan eksternal (Ortiz dalam Budi, 2009:135).
Mendengarkan musik sambil belajar banyak terjadi pada pelajar, mereka banyak melakukan aktivitas akademiknya sambil mendengarkan lagu kesukaan mereka. Banyak yang beranggapan bahwa musik dapat meningkatkan konsentrasi belajar, lebih mudah menyerap materi pembelajaran, bahkan ada yang beranggapan bahwa musik dapat meningkatkan IQ dan membantu pelajar menjadi lebih pintar. Semua anggapan tersebut masih simpang siur di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dimulai dari efek Mozart, efek Mozart ini merujuk pada teori dari Frances Rauscher, ahli neurobiologi dan Gordon Show, seorang fisikawan. Dalam penelitian mereka pada tahun 1993, Rauscher dan Gordon memberikan satu dari tiga tes standar penalaran spasial abstrak pada para mahasiswa dengan tiga kondisi: mendengarkan musik klasik karya Mozart yang berjudul “Sonata for Two Pianos in D Major, K. 448”, mendengarkan instruksi relaksasi verbal, dan dalam suasana hening atau tenang. Hasil dari penelitian mereka mengungkapkan bahwa belajar sambil mendengarkan musik, terutama musik klasik, dapat membantu mengembangkan fungsi otak kita. Media massa pada saat itu secara beramai-ramai mempublikasikan kalau musik Mozart dapat meningkatkan IQ dan membantu anak-anak jadi lebih pintar.
Namun, kenyataannya, belajar sambil mendengarkan musik klasik sama sekali tidak membantu meningkatkan IQ atau membuat kita jadi lebih pintar. Apalagi penelitian Rauscher dan Shaw ternyata hanya menunjukkan peningkatan kemampuan otak khusus pada kemampuan spasial abstrak saja. Teori Mozart yang sempat terkenal pada tahun 1990-an ini akhirnya hanya dianggap mitos. Hasil penelitian Rauscher dan Shaw sebenarnya hanya menunjukkan bahwa efek peningkatan kemampuan otak para mahasiswa yang melakukan tes sambil mendengarkan musik Mozart hanyalah sementara tidak kurang dari 15 menit saja. Penelitian mereka juga sama sekali tidak membuat klaim kalau mendengarkan musik Mozart dapat meningkatkan IQ (karena dalam penelitian IQ para mahasiswa tidak pernah diuji).
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian di Prancis, yang dipublikasikan dalam menunjukkan bahwa para mahasiswa yang mendengarkan materi kuliah sambil mendengarkan musik klasik yang diputar di latar belakang, memiliki hasil ujian yang lebih baik dibandingkan dengan para mahasiswa yang mendengarkan materi kuliah tanpa musik klasik. Mereka menyimpulkan bahwa musik klasik yang diputar di latar belakang, membuat mahasiswa merasa nyaman, sehingga membuat mereka lebih mudah menyerap materi kuliah yang disampaikan oleh dosen mereka, karena musik yang diputar mengubah kondisi ruang belajar jadi lebih nyaman dan memengaruhi motivasi para mahasiswa untuk tetap fokus selama kuliah berlangsung.
Menurut Reader’s Digest, musik klasik dapat membantu jantung kita untuk bekerja lebih tenang, dan memulihkan stres pada tubuh kita. Selain itu, dapat membantu juga kamu untuk mengurangi rasa gelisah. Karena mendengarkan musik klasik dapat menurunkan kadar darah di tubuh. Saat berada dalam suasana hati yang positif akan jadi lebih mudah memecahkan soal pelajaran, dibandingkan saat kita sedang berada dalam suasana hati yang negatif atau netral.
ADVERTISEMENT
Faktanya, musik klasik bukan membuat otak menjadi cerdas, namun otak akan dibuat lebih peka karena biasa terlatih saraf-sarafnya terhadap lantunan musik klasik yang menenangkan. Musik klasik yang dikatakan juga mampu untuk menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri atau disebut dengan kecerdasan intelektual dan emosional. Bagi orang yang memiliki tipe auditori dalam menangkap suatu informasi, mungkin musik bisa menjadi media pembelajaran atau sebagai bahan terapi untuk merefleksikan otak.
Berdasarkan riset yang dilakukan Ferguson, yang dipublikasikan di The Journal of Positive Psychology, peserta penelitian diminta mendengarkan musik untuk memperbaiki mood mereka, tapi ini hanya berhasil ketika mereka mendengarkan musik dengan beat cepat, dan kurang berhasil dengan musik yang sedikit mellow. Peserta lainnya, yang diminta mendengarkan musik tanpa tujuan mengubah mood, tidak melaporkan peningkatan kebahagiaan. “Orang-orang bisa lebih fokus menikmati pengalaman mereka dalam perjalanan menuju kebahagiaan, dan tidak terpaku pada tujuannya,” ujar Ferguson.
ADVERTISEMENT
Jadi, kalau merasa belajar sambil mendengarkan musik malah bikin kesulitan berkonsentrasi menyerap materi pelajaran yang sedang kamu pelajari, maka lebih baik kamu jangan belajar sambil mendengarkan musik. Tapi, kalau kamu merasa belajar sambil mendengarkan musik membuat kamu lebih rileks dan membuat suasana hati kamu jadi lebih baik untuk belajar, sebaiknya kamu menyetel musik tanpa lirik seperti musik klasik, supaya musik yang kamu dengarkan tidak malah mengganggu konsentrasi. Atau kalau kamu mau mendengarkan musik yang keras dan berlirik, kamu boleh menyetelnya sebagai pemicu semangat kamu belajar. Saat di satu titik kamu merasa musik yang kamu dengarkan itu malah mengganggu konsentrasi belajar, kamu bisa mematikan musik tersebut dan fokus yang sedang kamu pelajari. Garis besarnya, semua tergantung dengan cara belajar masing-masing dengan atau tanpa musik sekalipun, jika itu membuat kalian fokus, nyaman, dan rileks belajar lakukan sesuai kenyamanan hati dan pikiran kalian.
ADVERTISEMENT