Konten dari Pengguna

Sigeh Pengunten, Tarian Penyambut Tamu dari Lampung

Alvina Julia ardi
Mahasiswa Universitas Pamulang, Jurusan Ilmu Komunikasi
1 Desember 2024 13:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alvina Julia ardi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
foto oleh Intan Febriani
zoom-in-whitePerbesar
foto oleh Intan Febriani
Tari Sigeh Pengunten merupakan tarian tradisional yang berasal dari lampung, Sebelumnya, tari ini dikenal dengan nama tari Melinting dan tari Sembah. Tari Sigeh Pengunten menggabungkan unsur budaya dari dua kelompok adat utama di Lampung, yaitu Pepadun dan Saibatin. Tari ini merupakan tarian yang memiliki peran penting dalam adat Lampung, melalui peraturan Daerah, tari Sigeh Pengunten diresmikan sebagai tarian Lampung yang berfungsi untuk menyambut tamu agung, dimana tarian dibawakan tepatnya untuk mengawali prosesi dalam acara adat dan formal, seperti pernikahan, penyambutan pejabat, atau perayaan resmi lainnya. Tarian ini mencerminkan nilai keramahtamahan masyarakat Lampung yang menjunjung tinggi adat dan tradisi dalam menyambut tamu. Tarian ini dilakukan oleh beberapa penari perempuan yang mengenakan pakaian adat Lampung, seperti siger di kepala mereka, yang melambangkan lambang dan warisan budaya.
ADVERTISEMENT
Makna Filosofis di Balik Tari Sigeh Pengunten
Secara filosofis, Tari Sigeh Pengunten merepresentasikan rasa syukur dan hormat kepada tamu sebagai wujud dari falsafah hidup masyarakat Lampung, yaitu “Piil Pesenggiri” (rasa harga diri yang tinggi). Dalam budaya Lampung, tamu dianggap sebagai pembawa berkah, sehingga penyambutan harus dilakukan dengan cara terbaik. Tari ini juga menggambarkanp nilai-nilai keharmonisan, kesantunan, dan kebersamaan yang dipegang erat oleh masyarakat Lampung, sebagaimana terlihat dalam gerakannya yang lembut, penuh sopan santun, dan harmonis.
Pesan dan Simbol dalam Tari Sigeh Pengunten
Makna Tari Sigeh Pengunten terletak pada simbolisme gerakan dan atributnya. Gerakan penari melambangkan rasa hormat dan doa untuk kesejahteraan tamu yang datang. Properti seperti dulang atau baki yang biasanya berisi sekapur sirih yang diberikan kepada tamu sebagai simbol keikhlasan, persahabatan, dan penerimaan. Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana komunikasi budaya untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur masyarakat Lampung kepada dunia.
ADVERTISEMENT
Keanggunan dan Simbolisme dalam Gerakan Tari Sigeh Pengunten
Gerakan Tari Sigeh Pengunten cenderung lemah gemulai dan penuh makna. Setiap gerakan tangan, langkah kaki, serta ekspresi wajah mencerminkan kesopanan dan rasa hormat kepada tamu. Tarian ini sering diawali dengan gerakan hormat kepada penonton dan tamu, diikuti gerakan menyajikan dulang (baki) berisi sirih. Properti utama yang digunakan adalah dulang berisi sirih lengkap, yang disimbolkan sebagai ungkapan keramahtamahan, keikhlasan, dan persaudaraan. Kadang-kadang, dulang juga didekorasi dengan kain dan ornamen khas Lampung untuk mempercantik tampilan.
Busana dalam Tari Sigeh Pengunten
Busana penari Tari Sigeh Pengunten adalah pakaian adat Lampung yang khas dan penuh ornamen. Penari mengenakan siger, mahkota khas Lampung, sebagai simbol kehormatan dan status sosial. Kostum utama berupa kain tapis, yaitu kain tenun tradisional yang dihias dengan benang emas atau perak, melambangkan kemewahan dan penampilan budaya Lampung. Selain itu, penari juga memakai aksesori seperti kalung, gelang, dan pending (ikat pinggang khas) yang melengkapi keindahan busana mereka. Semua elemen pakaian ini mencerminkan nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat Lampung itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Pelestarian dan Upaya Mempertahankan Warisan Budaya Lampung
Tari Sigeh Pengunten dan tarian tradisional lainnya memiliki peran penting dalam menjaga identitas budaya bangsa. Tarian tradisional bukan sekadar seni gerak, tetapi juga cerminan nilai-nilai luhur, sejarah, dan kearifan lokal yang diwariskan oleh leluhur. Dengan melestarikan budaya ini, generasi muda dapat mengenal dan menghargai warisan budaya, sekaligus menjadi kebanggaan yang menguatkan jati diri bangsa di tengah arus globalisasi. Tari Sigeh Pengunten ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga simbol kasih sayang dan rasa hormat masyarakat Lampung kepada tamu. Pelestarian tarian ini membantu menjaga filosofi dan tradisi yang mengajarkan nilai kesantunan, kebersamaan, serta penghargaan terhadap orang lain. Selain itu, tarian tradisional juga berpotensi menjadi daya tarik wisata budaya yang memperkenalkan kekayaan seni Indonesia ke kancah internasional.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendidikan untuk terus mendukung pelestarian budaya tradisional. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan seni budaya, pelatihan generasi muda, hingga promosi budaya di tingkat nasional maupun internasional. Dengan begitu, kekayaan budaya Indonesia tetap terjaga, menjadi aset berharga yang dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.