Konten dari Pengguna

Wanita yang Meninggalkan 'Sangkarnya'

Alvina Patricia
I am an undergraduate student, studying Mechatronics Engineering at Parahyangan Catholic University, Bandung, Indonesia.
31 Desember 2021 16:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alvina Patricia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wanita di bidang teknik elektro, source: https://images.unsplash.com/photo-1581094271901-8022df4466f9
zoom-in-whitePerbesar
Wanita di bidang teknik elektro, source: https://images.unsplash.com/photo-1581094271901-8022df4466f9
ADVERTISEMENT
Menurut survei dari YouGov, 47% wanita di Asia merasa tidak memiliki karier yang bisa dibanggakan. Setiap wanita mempunyai hak untuk mengejar cita-citanya dan tidak harus menjadi seorang ibu rumah tangga, ataupun hanya melakukan pekerjaan yang ‘sesuai untuk wanita’.
ADVERTISEMENT
Jurusan teknik selalu identik dengan pria, terutama Jurusan Teknik Elektro yang didominasi oleh pria. Jumlah mahasiswi Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Mekatronika di Universitas Katolik Parahyangan hanya 1-3 orang per angkatan. Perempuan-perempuan menjadi ragu untuk masuk ke jurusan ini karena takut tidak punya teman perempuan, takut sulit untuk akrab dengan teman-teman pria, bahkan takut jika tidak mendapatkan pekerjaan yang diharapkan. Hal tersebut disebabkan oleh diskriminasi gender yang masih banyak ditemukan di perusahaan bidang teknologi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah kesetaraan gender menghambat jumlah mahasiswi di bidang teknik elektro. Walaupun wanita kalah secara kuantitas, wanita tidak kalah secara kualitas.
Saya mengajak para wanita untuk memberanikan diri keluar dari zona nyaman agar dapat mengejar cita-cita kalian. Meskipun memang sebagian besar mahasiswa jurusan Teknik Elektro adalah pria, stigma bahwa jurusan ini hanyalah untuk pria harus dihapuskan.
ADVERTISEMENT
Kualitas wanita Teknik Elektro tidaklah kalah dibandingkan keahlian pria di bidang ini. Contohnya, lulusan terbaik angkatan pertama dan kedua Teknik Elektro Konsentrasi Mekatronika di Universitas Katolik Parahyangan adalah seorang wanita. Walaupun di angkatan pertama hanya ada 1 wanita saja, ternyata dialah yang terbaik di angkatannya. Bayangkan jika jumlah mahasiswa dan mahasiswi di jurusan Teknik Elektro seimbang, potensi-potensi yang dimiliki oleh wanita Teknik Elektro dapat bersinar dan menginspirasi wanita untuk berkarya di bidang teknik.
Faktor lain yang membuat wanita takut untuk terjun ke bidang teknik adalah ketidaksetaraan gender di dunia kerja, bahkan selisih gaji wanita dan pria untuk pekerjaan yang sama cukup besar. Mengutip laman The Guardian, Rabu (22/07/2020), wanita yang bekerja di Google kehilangan ribuan dolar setiap tahun dibandingkan dengan pekerja pria yang disebabkan oleh diskriminasi gender. Pada tahun 2017, sebuah tuntutan sudah dinyatakan kepada perusahaan Google karena isu kesetaraan gender.
ADVERTISEMENT
Salah satu penuntutnya bernama Kelly Ellis yang melaporkan bahwa saat dia bekerja di Google, dia merasa sudah memiliki cukup pengalaman untuk mendapatkan tanggung jawab lebih, tetapi ia tidak mengerti bagaimana sistem klasifikasi di Google. Tidak lama kemudian, dia menyadari ada rekan kerja pria yang memiliki latar belakang pendidikan yang serupa, namun diberikan tanggung jawab lebih dan sudah mendapat gaji lebih tinggi sejak awal bekerja. Sebagai seorang wanita, kita harus berani membela hak kita dan menegakkan keadilan bagi kaum wanita. Pada akhirnya hak wanita tetap dilindungi, terbukti dengan adanya tuntutan terhadap perusahaan Google, sehingga kita tidak perlu khawatir akan dirugikan jika terjun ke perusahaan berbasis teknologi.
Perlu diingat bahwa posisi dan jabatan pada akhirnya akan diraih sesuai dengan kualitas seseorang. Sebagai seorang wanita, kita harus memiliki keterampilan yang tinggi sehingga jasa kita lah yang dibutuhkan banyak perusahaan, bukan kita yang mencari perusahaan, namun perusahaanlah yang mencari kita. Prestasi dan kualitas seseorang tidak akan bisa ditutupi karena masalah kesetaraan gender.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh wanita yang sangat menginspirasi adalah Susan Wojcicki yang menjabat sebagai CEO Youtube sejak tahun 2014. Susan memerangi diskriminasi gender dalam industry teknologi. Ia menulis sebuah sebuah artikel yang dimuat di The Wall Street Journal tentang tunjangan cuti kelahiran, dan akhirnya pekerja mendapatkan cuti dengan gaji selama 18 bulan. Selain itu, ia juga membuat sebuah situs inspirational bernama “Made with Code” untuk menarik lebih banyak perempuan ke dunia teknologi.
Bagi para siswi yang mempunyai passion di bidang teknologi, jangan ragu untuk masuk ke jurusan teknik elektro, janganlah takut dan kejarlah mimpimu. Jurusan teknik elektro tidak khusus untuk laki-laki, justru sebaliknya, wanita akan sangat menonjol saat berprestasi di bidang ini. Seperti Susan yang membawa dampak besar bagi wanita-wanita di industri teknologi, kita pun dapat menginspirasi banyak wanita melalui prestasi dan kisah hidup kita.
ADVERTISEMENT