Kamu Cuman Halu atau Memang Benaran Dia Suka Sama Kamu Ya? Waspada Erotomania!

Alvira
Penulis
Konten dari Pengguna
13 Desember 2022 19:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alvira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: freepik
zoom-in-whitePerbesar
sumber: freepik
ADVERTISEMENT
Biasanya di film banyak banget nih, kisah si cowok yang menculik cewek yang perhatian sama dia karena mengira kalau cewek itu suka sama dia. Padahal kenyataannya hal tersebut tidak benar lho! Nah, kalau kalian sendiri pernah ga sih baper karena sikap doi yang perhatian dan baik? Pasti kamu menganggap doi suka sama kamu ya? Eitss… tapi kamu yakin nih dia sebenarnya suka sama kamu atau cuma kamu saja yang halu? Siapa tau si doi bersikap seperti itu cuma karena formalitas aja sebagai seorang gentleman. Waduh, pasti rasanya sakit banget ya? Sebenarnya boleh saja kamu suka sama doi, tapi kalau rasa suka kamu sudah di tahap yang berlebihan seperti obsesi dan memaksa si doi untuk menyukaimu balik sebaiknya dihentikan ya karena hal itu tidak hanya bisa merugikan diri kamu sendiri tetapi juga orang lain. Nah, kondisi inilah yang dinamakan Erotomania! Ada yang tau ga sih apa itu Erotomania? Mau tau lebih lengkapnya? Yuk simak pembahasan berikut ini!
ADVERTISEMENT
Apa sih Erotomania itu?
Erotomania adalah kondisi delusi ketika kamu beranggapan kalau kamu dicintai seseorang, terutama sosok yang tidak kamu kenal seperti publik figur. Padahal faktanya hal tersebut tidak benar. Hanya dengan mendengar berita, melihat media sosial, atau berkhayal tentang seseorang saja sudah cukup untuk memicu munculnya gangguan delusi Erotomania. Kondisi ini lebih banyak dialami oleh perempuan daripada laki-laki. Sebenarnya para ahli belum tau pasti nih apa penyebab Erotomania. Tapi, hal ini bisa dikarenakan pengidap Erotomania salah mengartikan bahasa tubuh atau sebuah perilaku. Penyebab lainnya bisa juga dikarenakan dia sudah terlalu lama sendiri lho! Nah, jika kondisi ini terlalu sering terjadi, bisa saja dikarenakan oleh gangguan Erotomania. Erotomania bisa memicu perilaku yang berbahaya ketika pengidapnya dihadapi kenyataan yang tidak sesuai harapannya. Bahkan bisa melakukan tindak kriminal, dari menguntit hingga melecehkan.
ADVERTISEMENT
Apa penyebab Erotomania?
Erotomania kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik, biologis, psikologis, dan faktor lingkungan. Para ahli menyatakan bahwa Erotomania dijadikan sebagai cara seseorang untuk mengendalikan stres terutama stres dari kehilangan orang terdekat dan rasa trauma berat yang dialaminya. Selain itu, Erotomania juga bisa disebabkan oleh gangguan kejiwaan lainnya seperti:
1. Bipolar
2. Borderline Personality Disorder
3. Skizofrenia
4. Depresi
5. Alzheimer
Terus bagaimana tanda Erotomania?
Gejala paling utama dari gangguan psikologis Erotomania ini adalah keyakinan jika seseorang benar-benar mencintainya, meskipun belum ada bukti yang pasti terkait hal tersebut. Selain itu, ada beberapa gejala lain yang dapat dialami penderita Erotomania, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Nah, selain gejala di atas, Erotomania juga berhubungan dengan gejala Psikosis. Psikosis itu apa sih? Psikosis adalah delusi yang semakin parah secara tiba-tiba, munculnya energi berlebih, berbicara dengan sangat cepat, sulit tidur, memiliki banyak pemikiran dalam waktu yang relatif singkat, hingga berani melakukan tindakan berbahaya demi orang yang diyakini mencintainya. Kondisi ini rentan dialami pada seseorang dengan gangguan, seperti skizofrenia dan bipolar.
Bagaimana cara menangani Erotomania?
Pengidap Erotomania membutuhkan pemeriksaan kejiwaan oleh psikolog atau psikiater untuk menangani gangguan delusi Erotomania lho! Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan diagnosis Erotomania dan memastikan tidak ada gangguan jiwa lain yang menyertainya. Nah, pemeriksaan ini hanya boleh dilakukan oleh para ahli nya ya, tidak boleh mendiagnosis sendiri. Untuk menangani gangguan psikologis ini, terdapat 2 jenis pengobatan Erotomania, yaitu pemberian obat-obatan dan psikoterapi. Hal ini bertujuan untuk mengatasi gejala delusi dan psikosis pada pasien.
ADVERTISEMENT
1. Psikoterapi
Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy) dilakukan agar mereka dapat memahami kondisi yang dideritanya, sehingga ia mampu mengendalikan gejala yang ada. Terapi ini juga bisa membantu untuk memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan lebih baik.
2. Pemberian obat-obatan
Erotomania akan susah untuk ditangani karena penderitanya terkadang tidak menyadari bahwa ia sedang mengalami gangguan delusi. Terus bagaimana dong solusinya? Nah, karena hal itulah psikiater dapat memberikan obat antipsikotik, seperti pimozide, risperidone, olanzapine, dan clozapine, untuk menangani gejala psikosis yang menyertai gangguan Erotomania. Oleh karena itu, dukungan dari orang terdekat pengidap Erotomania memiliki peran penting dalam mengatasi Erotomania nih!
Referensi :
ADVERTISEMENT