Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Kondisi Emosi Sosial Anak Jika Keluarga Tidak Harmonis?
24 November 2021 13:21 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari alvitha deanova maya putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pastinya sering dong kamu mendengar bahwa keharmonisan yang ada di dalam sebuah keluarga akan mempengaruhi suatu proses sosial emosional yang ada dalam diri anak. Bahkan kamu bisa saja sudah sering menemukan kondisi sosial emosional seorang anak yang berada dalam keluarga yang tidak harmonis? Sebenarnya apa sih keluarga harmonis itu? Apa pengaruh keharmonisan keluarga bagi emosi seorang anak? Kemudian, apa akibat dari sebuah keluarga yang tidak harmonis? oke, mari kita bahas.
ADVERTISEMENT
Keharmonisan keluarga sendiri memiliki makna yaitu keselarasan yang ada di dalam lingkungan yang terdiri dari sosok ayah, ibu, anak-anak, dan juga keluarga lain yang tinggal di dalam rumah. Masing-masing memiliki pembagian tugas dan pekerjaannya, serta memiliki hak dan kewajiban yang harus dipikul dengan baik.
Seorang anak tentunya akan menerima banyak sekali pengaruh lingkungan sekitar selama masa pertumbuhannya, seperti lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Meskipun lingkungan keluarga memiliki unit terkecil, namun pengaruh yang dimiliki sangat besar bagi seorang anak termasuk dalam perkembangan emosi yang sedang terjadi dalam dirinya. Hal ini terjadi karena keluarga merupakan unit yang memiliki intensitas pertemuan yang tinggi dan termasuk unit yang sangat dekat dengan anak, serta menjadi pendidikan dan bimbingan pertama yang diterima oleh seorang anak. Lingkungan keluarga menjadi contoh dan panutan oleh seorang anak dalam berbuat sesuatu di masa perkembangan sosial emosionalnya, sehingga sifat dan tabiat yang dimiliki seorang anak sebagian besar diambil dari kedua orang tua dan keluarga yang lain.
ADVERTISEMENT
Perkembangan sosial emosional merupakan suatu domain yang sangat penting bagi anak-anak. Alasannya ialah karena kecerdasan emosional merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh kecerdasan intelektual (Goleman, 1999). Sehingga dapat diartikan bahwa kecerdasan intelektual tidak dapat berfungsi dengan baik apabila suatu bagian rusak disebabkan oleh kecacatan emosi. Kecerdasan emosi sendiri sangat erat kaitannya dengan kecerdasan sosial pada anak (Hamid Mohd, 2005). Anak yang memiliki emosi yang stabil akan cenderung lebih percaya kepada dirinya dalam berinteraksi sosial. Oleh karena itu, seorang anak perlu suatu perkembangan emosi yang baik sebagai persiapannya dalam belajar karena perkembangan emosi dan sosial mengiringi perkembangan kognitif anak-anak.
Perkembangan sosial emosional pada seorang anak biasanya ditandai oleh kemampuan seorang anak dalam beradaptasi dengan lingkungannya dan menjalin pertemanan dengan sekitar yang melibatkan emosi, pikiran, dan perilakunya. Perkembangan sosial emosional pada seorang anak merupakan sebuah proses di mana seorang anak mengembangkan keterampilan intrapersonal yang ada di dalam dirinya, seperti seorang anak yang belajar menjalin pertemanan atau persahabatan dengan teman sebayanya, seorang anak yang meningkatkan pemahaman tentang orang-orang di luar dirinya, dan seorang anak yang belajar dalam penalaran moral dan perilaku.
ADVERTISEMENT
Perkembangan sosial emosional seorang anak juga memiliki kaitan erat dengan cara seorang anak memahami, mengekspresikan, dan belajar mengendalikan emosi dalam dirinya seiring dengan perkembangan juga pertumbuhan seorang anak.
Seorang anak yang hidup di dalam keluarga harmonis memiliki kesempatan lebih banyak untuk mendapatkan sebuah penghargaan dan memiliki sosial emosional yang baik. Sehingga, anak dapat menjadi seseorang yang bertanggung jawab kepada diri sendiri, keluarganya, orang-orang di sekitarnya, dan juga bangsa serta negaranya. Berbeda halnya dengan seorang anak yang memiliki kondisi sebaliknya.
Berdasarkan hasil penelitian seorang anak yang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis cenderung mengalami kesulitan dalam pengembangan konsep diri, tidak memiliki kepercayaan diri akan kemampuan yang dimilikinya, merasa kesepian karena seorang anak tersebut kehilangan roleplayer atau sosok figur teladan sehingga ia akan berpikir tidak ada orang dewasa yang mampu dipercaya. Selain itu, anak yang hidup dalam lingkungan keluarga yang tidak harmonis juga mengalami kesulitan untuk mengendalikan emosi yang ada pada dalam dirinya. Hal ini terlihat dari tingkah laku anak yang terkadang marah tidak menentu atau bahkan sebaliknya diam tanpa alasan yang jelas. Dari hasil penelitian juga terlihat bahwa anak yang hidup dari keluarga yang tidak harmonis kurang mampu dalam membangun hubungan pertemanan yang baik di dalam lingkungannya. Seorang anak juga cenderung lebih sulit dalam beradaptasi dengan lingkungan yang ada terutama pada orang yang baru ia temui. Dampak lainnya juga terjadi pada rasa khawatir yang berlebihan yang dimiliki oleh anak tersebut.
ADVERTISEMENT
Kondisi sosial emosional anak yang berada pada keluarga tidak harmonis harus segera diperbaiki. karena apabila tidak segera diperbaiki dan mendapatkan penanganan yang tepat, kondisi sosial emosional anak tersebut akan memiliki dampak berkepanjangan terhadap perkembangannya. Sehingga, anak tersebut akan menarik diri dari lingkungannya terutama kepada masyarakat yang memberikan pertanyaan tentang kondisi keluarganya.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa masa perkembangan sosial emosional sangat penting bagi seorang anak karena sosial emosional anak merupakan syarat utama dari adanya kecerdasan intelektual. Dalam masa perkembangan sosial emosional, anak akan menyerap setiap penilaian, perilaku, serta perlakuan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Keluarga menjadi salah satu faktor terbesar dalam proses perkembangan sosial emosional seorang anak. Hal ini disebabkan oleh keluarga merupakan awal dari sebuah proses perkembangan sosial tersebut dan menjadi unit yang paling dekat dengan anak tersebut. Sehingga, bagaimana pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga tersebut akan menjadi penentu tentang bagaimana pembentukan dan perkembangan emosi tersebut.
ADVERTISEMENT
Jadi, meski pertentangan dalam sebuah rumah tangga maupun keluarga tidak dapat dihindari, setidaknya orang tua dan anggota keluarga lainnya dapat meminimalisasi terjadinya hambatan pada perkembangan sosial emosional anak dengan menghindari pertikaian yang terjadi di hadapannya, dan apabila seorang anak sudah mengalami hambatan dalam perkembangan sosial emosional maka keluarganya dapat mengantar anak tersebut kepada pakarnya untuk mendapatkan solusi yang tepat dari permasalahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Fitriah Hayati. (2007). Profil Keluarga Bercerai Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak. Ятыатат, вы12у(235), 245.
Setyowati, Y. (2013). Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan Emosi Anak (Studi Kasus Penerapan Pola Komunikasi Keluarga dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Emosi Anak pada Keluarga Jawa). Jurnal ILMU KOMUNIKASI, 2(1), 67–78. https://doi.org/10.24002/jik.v2i1.253
ADVERTISEMENT
Ummah, S. A., & Fitri, N. A. N. (2020). Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini. SELING (Jurnal Program Studi PGRA), 6(1), 84–88.