Konten dari Pengguna

Penerjemahan Teks Jurnalistik dan Non-Jurnalstik

Alwin Jalliyani
Seorang pembelajar di Jurnalistik Universitas Padjadajran
1 Oktober 2020 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alwin Jalliyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kamus terjemahan. Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kamus terjemahan. Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
Badan Bahasa Kemendikbud menyelenggarakan webinar dengan tema Penerjemahan Teks Jurnalistik dalam rangka menyambut bulan bahasa. Narasumber yang diundang yaitu Maria Andriani selaku jurnalis senior Antara dan Debra H. Yatim seorang jurnalis Tempo English. Acara ini diselenggarakan pada Kamis, 1 Oktober 2020 pukul 09:00 WIB melalui Zoom dan Youtube Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
ADVERTISEMENT
Prinsip Penerjemahan
Debra H. Yatim menyampaikan bahwa perlu digaris bawahi dari awal, karya terjemahan bukan fotokopi, penerjemahan adalah karya orisinil, meski seluruh isinya mengacu tulisan orang lain. Ada beberapa prinsip dalam kegiatan penerjemahan. Pertama, hindari kesalahan seperti melongkap atau menghilangkan unsur teks dari sumber.
Kedua, penerjemah bukan sekedar menguasai bahasa asli tulisan. Namun, sentuhan-sentuhan stilistik dan memahami arti naskah simber, bisa berupa pepatah atau sebutan khas bahasa asal. Terkadang kerap ditemukan kata-kata yang jika diterjemahkan bisa mengacaukan makna.
Ketiga, terjemahan yang baik tidak terasa sebagai teks terjemahan. Penerjemahansebaiknya memiliki kemampuan kompeten dalam bahasa ibunya, supaya bisa menuliskan ulang secara orisinil menggunakan bahasa ibu.
Beberapa hal yang harus diperhatikan meliputi, waspadai kesalahan ketikan, penerjemahan harus konsisten lintas waktu dan lintas platform, hindari pengulangan kata, dan menjaga kesetiaan kepada prinsip perusahaan Anda, dan harus menguasai budaya kedua negara.
ADVERTISEMENT
Kiat Penerjemahan
Masih menurut Debra, ada lima kiat yang bisa diterapkan dalam melakukan penerjemahan. Pertama, utamakan menggunakan bentuk kalimat positif. Kedua, usahakan menggunakan kata-kata konkret seperti menulis anak perempuan, bukan anak saja. Ketiga, hindari kata-kata yang berpotensi mengandung makna ganda. Keempat, seleksi kata-kata yang tidak berguna atau tidak mempengaruhi makna. Kelima, perhatikan ketepatan kata.
Penerjemahan Jurnalistik
Maria Dian Andriana menyampaikan pengalamannya dalam menerjemahkan berita bahasa Inggris ke bahasa Indonesia selama bertugas di Antara. Perbedaan dengan penerjemahan biasa, penerjemahan jurnalistik harus mengejar aspek kecepatan dengan tetap menjaga ketepatan makna.
Kepercayaan, Kecepatan, dan Ketepatan
Dalam alih bahasa berita, sumber utamanya harus berasal dari media resmi, kantor berita negara lain, dan mengambil bahan dari siaran pers lembaga resmi. Kredibilitas sumber menjadi kunci dalam penerjemahan jurnalistik karena menyangkut berita yang akan disampaikan.
ADVERTISEMENT
Berita harus disiarkan secepat mungkin. Apalagi persaingan media online yang berlomba dalam satuan detik. Keterlambatan informasi berpotensi menurunkan kredibilats media. Sekarang masyarakat bisa dengan cepat menyampaikan informasi lewat sosial media. Jika media kalah cepat, menimbulkan rasa malu tersendiri.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengejar kecepatan yaitu dengan menyiarkan flash news, informasi yang ada disiarkan dahulu, informasi tambahan disampaikan melalui follow up news. Selanjutnya jika ada kekeliruan informasi awal, akan diperbaiki pada berita lanjutan.
Seleksi Berita
Terdapat ribuan berita luar negeri yang bisa dijadikan rujukan. Nah, untuk menyeleksi berita ada beberapa poin prioritas. Pertama, nilai berita, isu yang penting bagi khalayak dan terbaru memiliki prioritas utama. Kedua, berdasarkan skala geografis, berita internasional, regional, dan lokal, bisa diseleksi terhadap pengaruhnya bagi publik. Ketiga, seleksi berdasarkan desk atau bidang yang relevan dengan minat pembaca.
ADVERTISEMENT
Tantangan Penerjemahan Berita Jurnalistik
Kalimat pendek bahasa Inggris biasanya memerlukan kalimat yang lebih panjang dalam bahasa Indonesia. Namun, penerjemah harus tetap menggunakan kalimat pendek dan jelas. Selanjutnya pemahaman idioms menjadi tantangan tersendiri. Penerjemah dituntut menjaga rasa bahasa agar tetap enak didengar dan bahasa yang mudah dipahami.