Konten dari Pengguna

Pertunjukan Teater Terdampak Pandemi

Alwin Jalliyani
Seorang pembelajar di Jurnalistik Universitas Padjadajran
3 Juni 2020 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alwin Jalliyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pementasan teater musikal. Foto: Antara.
zoom-in-whitePerbesar
Pementasan teater musikal. Foto: Antara.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tirai pertunjukan ditutup sementara. Pementasan entah sampai kapan harus ditunda. Akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Berimbas langsung bagi pelaku teater yang sedang mempersiapkan pementasan. Hal ini disampaikan seniman teater senior, Rudolf Puspa, saat dihubungi pada Kamis (14/05/2020).
ADVERTISEMENT
“Ada tiga pementasan yang tertunda karena pandemi ini. Pementasan pertama seharusnya digelar 11 April, pementasan keliling di lima kota pada akhir Juni, dan pementasan lainnya yang dijadwalkan akhir tahun,” jelas Rudolf.
Akibat situasi yang tidak menentu, pertunjukan tersebut akan mundur hingga tahun depan. Produksi pementasan terdekat melibatkan sekitar 400 orang. Terdiri dari pemeran, penari pendukung, pemusik, paduan suara, dan crew panggung. Padahal, Rudolf menyatakan mereka sudah siap pentas seratus persen.
Publikasi sudah gencar dilakukan secara online dan offline. Beberapa kali mereka melakukan mini show case di pusat perbelanjaan dan museum di Jakarta. Cuplikan adegan pementasan ditampilkan untuk menarik perhatian. Antusias masyarakat dinilai cukup tinggi, bahkan saat latihan terakhir di Fatahillah disaksikan ribuan orang.
ADVERTISEMENT
Rudolf menyampaikan jumlah kerugian akibat pandemi mencapai lebih dari Rp100 juta. Biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan kostum, dekorasi, properti panggung, dan hand property. Serta anggaran untuk publikasi, mini show case, dan latihan dari bulan Desember hingga awal Maret.
“Pekerja teater banyak yang kehilangan pemasukan. Di sisi lain mereka punya dapur yang harus tetap mengepul. Sekarang ini daya kreatif seseorang harus digunakan untuk melihat segala kemungkinan,” ungkapnya.
Terkait hal ini, Rudolf menyampaikan mulai Maret pemerintah sudah melakukan pendataan terhadap para seniman yang kehilangan pekerjaan. Ia sudah mengisi formulir dan data yang diperlukan, tapi sampai sekarang belum tau kelanjutannya seperti apa.
Sejak diberlakukannya kebijakan PSBB, ia menerapkan latihan jarak jauh menggunakan aplikasi video conference. Pernah ketika mereka asik latihan, salah satu aktor yang seharusnya berdialog terdiam, yang lain mengira dia lupa naskah, ternyata jaringannya terputus. Meski terdapat beberapa kendala, Rudolf tetap menyebarkan energi positif kepada timnya.
ADVERTISEMENT
Diskusi bersama tim produksi rutin dilakukan dengan cara serupa. Topik yang diangkat adalah ide dan gagasan untuk kedepannya. Kegiatan diskusi ini untuk menghidupkan kreativitas agar tidak mati. Mereka kerap diberikan tugas eksplorasi mandiri di rumah.
Masa pandemi membuatnya tersadar betapa bermanfaatnya ilmu teknologi. Selama ini ia mengaku terlalu sibuk mengurus pementasan sehingga tidak sempat memikirkan hal tersebut. Ia berpendapat bahwa apapun bisa dilakukan dengan teknologi yang ada.
“Pentas elektronik itu kemungkinannya sangat besar. Kami sedang mempelajari pola latihan yang tepat untuk menyatukan arwah pemain dengan teknologi agar terbiasa. Kemungkinan pementasan tahun depan akan mencoba konsep yang berbeda,” ujar Rudolf.