Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Biodegradable Plastic sebagai Pengganti Plastik Konvensional
12 September 2021 13:47 WIB
Tulisan dari Alya Aurellia Putri Ryan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Maraknya penggunaan plastik membuat jumlah sampah plastik meningkat setiap tahunnya. Jika jumlah sampah plastik semakin banyak, maka sampah plastik akan menumpuk dan memberikan dampak negatif ke lingkungan seperti pencemaran lingkungan. Penumpukan sampah plastik di tanah akan menyebabkan turunnya kesuburan pada tanah dan membuat air tanah tercemar.
ADVERTISEMENT
Plastik memiliki sifat yang tidak mudah untuk terurai karena membutuhkan waktu 100-500 tahun untuk terurai sempurna. Jika plastik berusaha diuraikan dengan cara dibakar, maka asap hasil pembakarannya akan menghasilkan gas beracun seperti hidrogen sianida (HCN) dan karbon monoksida (CO). Gas tersebut berbahaya untuk kesehatan manusia karena dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan. Berdasarkan beberapa dampak bahaya yang diberikan plastik, maka muncul sebuah inovasi baru yang terbuat dari bahan alam dan mudah untuk terurai.
Biodegradable plastic atau bioplastik merupakan salah satu alternatif plastik yang terbuat dari bahan alam yang ramah lingkungan dengan bahan dasar pati yang diperoleh dari singkong. Dengan menggunakan bahan alam seperti pati, plastik tersebut akan lebih mudah untuk terurai dan tentu saja lebih ramah lingkungan. Sebenarnya pati bukan satu-satunya pilihan bahan alam yang dapat digunakan dalam membuat biodegradable plastic, tetapi pati menjadi bahan yang paling banyak digunakan karena keberadaan pati yang cukup melimpah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Swamy dan singh (2010) mengatakan bahwa permintaan bioplastik terbesar adalah yang berbahan dasar pati. Meskipun keberadaan pati yang melimpah, plastik dengan bahan dasar pati tersebut tidak menggunakan 100% pati dalam proses pembuatannya. Dalam pembuatan plastik tersebut diperlukan beberapa bahan tambahan seperti kitosan, gelatin, selulosa, dan bahan pemlastis agar menghasilkan kualitas plastik yang baik dan dapat teruraikan dengan mudah.
Biodegradable plastic berbahan dasar pati menjadi jenis bioplastik yang paling banyak diproduksi karena memiliki beberapa kelebihan. Bahan dasar yang berasal dari bahan nabati tersebut membuat bioplastik lebih mudah untuk terurai sehingga dapat mengurangi pencemaran pada lingkungan. Bioplastik hanya memerlukan waktu 3-6 bulan untuk dapat terurai oleh alam. Biodegradable plastic juga memiliki karakteristik yang hampir sama dengan plastik pada umumnya seperti ringan, fleksibel, dan dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan. Selain itu, bioplastik juga menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah daripada plastik pada umumnya. Dari uraian diatas dapat dapat kita lihat bahwa tidak ada alasan untuk tidak mengganti plastik konvensional menjadi bioplastik.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, penggunaan bioplastik belum marak digunakan oleh masyarakat karena berbagai penyebab. Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kehadiran bioplastik. Selain itu, plastik konvensional yang sudah dikenal dan digunakan oleh banyak masyarakat membuat mereka tidak mau beralih ke plastik yang lebih ramah lingkungan. Harga bioplastik yang relatif lebih mahal dapat menjadi salah satu pertimbangan mengapa masyarakat belum beralih menggunakan bioplastik. Menurut SWA (2014), harga biodegradable plastic lebih mahal 2-2,5 kali harga plastik konvensional. Hal tersebut diperkirakan terjadi karena permintaan produksi dari dalam negeri yang rendah.
Meskipun demikian, penggunaan bioplastik dapat merata jika adanya kesadaran pribadi bahwa penggunaan plastik konvensional dapat membahayakan lingkungan untuk jangka panjang. Jika permintaan bioplastik sudah semakin meningkat, maka ada peluang besar bahwa harga bioplastik akan mengalami penurunan. Jika dilihat dari segi kualitas, bioplastik tidak memiliki kelemahan sehingga keputusan untuk beralih menggunakan bioplastik merupakan keputusan yang tepat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa dengan mengganti plastik konvensional menjadi bioplastik dapat memberikan banyak manfaat pada lingkungan. Salah satunya yaitu dalam proses produksinya, bioplastik menghasilkan gas emisi yang jauh lebih sedikit dan proses penguraian yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan plastik konvensional. Kualitas bioplastik yang hampir sama dengan plastik konvensional membuat masyarakat dapat mudah beradaptasi dengan perubahannya. Meskipun bioplastik memiliki beberapa kekurangan, hal tersebut tidak dapat menjadi penghambat terbesar untuk tidak beralih menggunakan bioplastik. Jika kita mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan bioplastik, maka kelebihan dalam menggunakan bioplastik tidak sebanding dengan kekurangannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dengan mengganti plastik konvensional menjadi bioplastik merupakan solusi yang tepat untuk membantu menjaga dan melestarikan lingkungan kita.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Kamsiati, E., Herawati, H., & Purwani, E. Y. (2017). POTENSI
PENGEMBANGAN PLASTIK BIODEGRADABLE BERBASIS PATI SAGU DAN UBIKAYU DI INDONESIA / The Development Potential of Sago and Cassava Starch-Based Biodegradable Plastic in Indonesia. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 36(2), 67.
Karuniastuti, N. (2013). Bahaya Plastik terhadap Kesehatan dan Lingkungan. Swara Patra: Majalah Pusdiklat Migas, 3(1), 6–14.
Purwaningrum, P. (2016). Upaya Mengurangi Timbulan Sampah Plastik Di Lingkungan. Indonesian Journal of Urban and Environmental Technology, 8(2), 141.