Pertanyaan-pertanyaan Mengenai Islam dalam "Hikayat Seribu Masalah"

Alya Mulyani
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Konten dari Pengguna
24 Oktober 2022 9:42 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alya Mulyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: https://www.hmmlcloud.org/dreamsea/detail.php?msid=2
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: https://www.hmmlcloud.org/dreamsea/detail.php?msid=2
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manuskrip merupakan naskah baik tulisan tangan dengan menggunakan pena atau pensil, maupun berupa ketikan. Ada banyak naskah kuno yang ada di Indonesia, salah satunya “Naskah Hikayat Seribu Masalah”. Naskah ini merupakan sebuah naskah yang di dalamnya berisi hal-hal mengenai ajaran agama Islam. Kisah seorang pendeta Yahudi bernama Abdulla Bin Salam yang datang kepada Nabi Muhammad saw untuk mengajukan lebih kurang 200 pertanyaan mengenai Islam.
ADVERTISEMENT
Abdullah Bin Salam merupakan pendeta Yahudi di Madinah. Dikisahkan dalam “Hikayat Seribu Masalah” ketika Nabi Muhammad saw hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau diperintahkan oleh Allah Swt melalui Malaikat Jidril untuk mengirimkan surat kepada Abdullah Bin Salam, bahwa nabi akhir zaman Nabi Muhammad saw telah sampai di Madinah. Abdullah Bin Salam menerima dan membaca surat dari Baginda Nabi Muhammad SAW di hadapan kaumnya. Abdullah Bin Salam pun menyerukan kepada kaumnya untuk berkumpul menemui Nabi Muhammad saw.
Kaum Yahudi itu pun merasa ragu dengan apa yang disampaikan oleh Abdullah Bin Salam, mereka tetap meyakini bahwa hanya Abdullah Bin Salam penghulu dan guru yang tidak ada tandingannya. Namun Abdullah Bin Salam berusaha meyakinkan kaumnya dengan menceritakan apa yang dikatakan Nabi Musa, bahwa jika datang nabi akhir zaman mereka diperintahkan untuk meninggalkan agama mereka dan membawa keimanan kepada agama Islam.
ADVERTISEMENT
Kaum Yahudi masih merasa ragu dengan apa yang diceritakan Abdullah Bin Salam. Kemudian Abdullah Bin Salam pun berkata dalam naskah bagian 7:
(7) “Maka kata Abdullah Bin Salam, “Jika kalian tidak percaya akan nabi akhir Zaman, biarlah aku sendiri pergi menemui nabi akhir zaman, karena sudah aku pilih dalam kita Taurat, Injil, dan Zabur, seribu masalah yang ingin aku tanyakan kepada nabi akhir zaman."
Datanglah Abdullah Bin Salam dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai Islam. Dalam transliterasi naskah yang dilakukan oleh Edwar Djamaris, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Abdullah Bin Salam tersebut, dapat dibagi menjadi empat jenis, diantaranya:
1. Pertanyaan kosmogonis, pertanyaan mengenai bumi, langit, bulan, matahari, dan bintang.
Pertanyaan mengenai langit:
"Katakan, ya Muhammad, adapun langit yang pertama itu daripada apa, langit yang kedua itu daripada apa, langit yang ketiga itu daripada apa, langit yang keempat itu daripada apa, langit yang kelima itu dari pada apa, langit yang keenam itu daripada apa, dan langit yang ketujuh itu daripada apa?" Maka sabda Rasulullah. "Hai Abdullah, adapun langit yang pertama itu daripada perak yang amat bercahaya-cahaya, langit yang kedua itu daripada emas yang merah, langit yang ketiga itu daripada mutiara yang amat putih, langit yang keempat itu daripada tembaga suasa, langit yang kelima daripada manikam yang amat bercahaya-cahaya, langit yang keenam itu daripada Yakub yang merah, dan langit yang ketujuh daripada zamrut yang hijau."
ADVERTISEMENT
2. Pertanyaan eskatologis, pertanyaan mengenai hal-hal yang bersifat gaib, misalnya surga, neraka, hari kiamat, malaikat, dan iblis.
Pertanyaan mengenai surga:
Nabi bersabda, neraka lebih dahulu diciptakan dari surga. Surga itu delapan pintunya. Tingginya sama dengan seribu tahun perjalanan, luasnya Sama dengan lima ratus tahun perjalanan. Tiap pintu dijaga oleh malaikat. Luas surga itu sama dengan luas dari bumi sampai ke langit. Tanah surga itu perak, yakut, jauhar. zamrut, dan sebagainya. Besar mahligai di surga itu tujuh puluh kali dunia. Surga dijaga oleh Malaikat Ridwan. Empat buah sungai di surga , berpasir dari emas, berbatu perak, yakut, mutiara, dan zamrut. Setitik aimya diminum, selama 70 tahun rasanya tidak akan hilang dan selama itu pula haus tidak terasa. Sungai yang paling lebar ialah Sungai Kalkausar.
ADVERTISEMENT
3. Pertanyaan berupa teka-teki, misalnya “apa yang keras dari bapaknya”, “apa yang keras dari pada api”, “apa yang keras mulia tidak berguna”.
Nabi bersabda, yang bemafas tiada bemyawa ialah subuh; yang mulia tiada berguna adalah dunia; yang tiada beribu dan berbapa ialah Adam, Hawa, Nabi Saleh, kambing yang menjadi korban Nabi Ibrahim; yang lebih tiada kurang adalah surga; ayam jantan berkokok itu artinya menymuh orang menyebut nama Tuhan.
4. Pertanyaan mengenai arti bilangan, misalnya “apa yang esa tiada jadi dua, yang dua tiada jadi tiga” dan seterusnya sampai bilangan ke seratus.
Nabi bersabda, yang esa tiada jadi dua ialah zat Allah swr, yang dua tiada jadi tiga ialah Adam dan Hawa, yang tiga tiada jadi empat ialah tiang Ka'batullah, yang empat tiada jadi lima ialah kitabsuci Taurat, Zabur, Injil, dan Quran, yang lima tiada menjadi enam iaiah sembahyang lima kali sehari semalam, yang enam adalah lamanya Allah menciptakan dunia, tujuh adalah bilangan sehari, delapan adalah malaikat menanggung Arasy, demikian seterusnya sampai tiga puluh. Tiga puluh adalah bulan Ramadhan, empat puluh adalah kiamat empat puluh hari sampai seterusnya sampai seratus, yaitu barang siapa berbuat zina dihukum palu seratus kali.
ADVERTISEMENT
Banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh Abdullah Bin Salam itu, maka disebutlah “seribu masalah” dan semua pertanyaan itu dapat terjawab oleh Nabi Muhammad SAW dengan bantuan Malaikat Jibril yang berasal dari Malaikat Mikail. Malaikat Mikail yang berasal dari Malaikat Israfil. Malaikat Israfil menerimanya dari Malaikat Izrail dan semua itu bersumber dari Lauhul Mahfudz. Akhirnya Abdullah Bin Salam dan 700 kaumnya dengan penuh keyakinan memeluk agama Islam.