Konten dari Pengguna

Merajut Pengalaman serta Makna dalam Puisi Tiga Lembar Kartu Pos

Alya Nuraini
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9 Mei 2024 16:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alya Nuraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Surat. (Sumber: https://www.pexels.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Surat. (Sumber: https://www.pexels.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puisi Tiga Lembar Kartu Pos adalah sebuah karya sastra dari Sapardi Djoko Damono yang ditulis pada tahun 1975, puisi ini termasuk ke dalam manuskrip puisi Hujan Bulan Juni. Dalam puisi, para pakar mengemukakan metode menjadi salah satu unsur pembangun puisi. Dengan demikian, metode puisi dijadikan sebagai sarana untuk mengekspresikan gagasan yang ingin disampaikan penyair dalam karyanya. Metode puisi disebut sebagai struktur fisik, salah satunya terdiri atas pengimajian (citraan). Citraan dalam karya sastra berperan penting untuk menimbulkan bayangan imajinatif, membentuk gambaran mental, dan dapat membangkitkan pengalaman tertentu pada pembaca. Pengimajian dihasilkan oleh pemilihan kata yang tepat sehingga pembaca seolah-olah mampu merasakan melalui alat indera.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bahasa figuratif (majas) juga termasuk dalam unsur pembangun puisi. Majas menggunakan bahasa kias yang maknanya ditambahkan dan tersirat. Tulisan ini akan membahas mengenai pengimajian (citraan) dan bahasa figuratif (majas) yang terkandung di dalam puisi Tiga Lembar Kartu Pos. Untuk penjelasan lebih lanjut, yuk disimak penjelasan berikut!
Perhatikan kutipan sekaligus pengimajian (citraan) dan bahasa figuratif (majas) yang disajikan di bawah ini!

(1)

Kutipan ini adalah citraan pendengaran karena terdapat seseorang yang sedang mencari keberadaan Tuhan-Nya dengan gambaran suasana yang membingungkan. Ia menilai bahwa suatu masalah dapat diselesaikan melalui komunikasi atas doa yang dipanjatkan. Kata “komunikasi” dapat dinilai sebagai citra pendengaran.
ADVERTISEMENT
Kutipan tersebut mengandung majas litotes, hal ini dapat dibuktikan pada bagian “tak pernah tegas menjelaskan keadaanmu” dan “tak pernah tegas mengakui.” Kedua bagian itu memberikan gambaran kepada pembaca bahwa seseorang sedang mencari tahu keberadaan Tuhan-Nya serta adanya keinginan yang kuat dari seseorang itu untuk berkomunikasi secara tegas dan jelas kepada Tuhan-Nya.
Kutipan ini merupakan citraan penglihatan karena melibatkan gambaran mengenai doa yang sudah dipanjatkan namun belum mendapatkan jawaban yang mengakibatkan seseorang enggan berkomunikasi karena permohonannya belum terwujud. Digambarkan sebagai citraan penglihatan, karena seolah-olah seseorang itu sedang mencari di mana doa tersebut berada.
ADVERTISEMENT
Kutipan tersebut mengandung majas hipotesis yang menggambarkan suatu khayalan atau suatu hal yang belum tentu terjadi. Dalam hal ini, menggambarkan sebuah doa yang belum terkabul dan menganggap doa tersebut belum sampai kepada Tuhan-Nya, melainkan berada di tempat yang sangat tidak mungkin digapai oleh akal dan pikiran.
Kutipan ini mengandung dua citraan yang digambarkan ketika orang tersebut membayangkan bahwa doa yang telah dipanjatkan akan secara langsung dikabulkan. Citraan penglihatan terdapat pada bagian “masih kuingat benar” dan citraan gerakan digambarkan pada bagian “tanganmu gemetar.”
Kutipan tersebut mengandung majas metafora karena menggunakan perbandingan. Hal ini digambarkan bahwa doa yang telah dipanjatkan segera ditulis untuk dikabulkan, karena gambaran keadaan yang mendesak untuk mendapatkan jawaban atas doa tersebut. Kedua hal itu dijadikan sebagai perbandingan.
ADVERTISEMENT

(2)

Kutipan ini juga mengandung dua citraan yang digambarkan pada seseorang dalam mencari keberadaan Tuhan-Nya. Citraan penglihatan digambarkan orang tersebut menganggap bahwa Tuhan itu ada dan melihat dirinya, namun ia ingin mencari wujud Tuhan yang sesungguhnya. Citraan rabaan ditandai pada bagian “sekujur tubuhmu mendadak dingin.”
Kutipan tersebut mengandung majas retoris yang ditandai dengan adanya pertanyaan untuk mengetahui keberadaan dan menunjukkan pengalaman yang dialami.
ADVERTISEMENT
Kutipan ini adalah citraan pendengaran yang digambarkan bahwa orang tersebut menganggap keliru bahwa selama ini hubungan dirinya dengan Tuhan tidak dianggap. Ia mengungkit bahwa dirinya telah melakukan percakapan panjang melalui doa. Akan tetapi, perbuatannya dapat dianggap tidak tulus dalam hubungan tersebut.
Kutipan tersebut mengandung majas eufemisme yang menggambarkan situasi sulit. Hal ini terletak pada bagian “mungkin aku keliru” yang mempunyai artian mencoba mengungkapkan keraguan secara lebih halus.
Kutipan ini merupakan citraan penglihatan yang menggambarkan seolah-olah orang tersebut masih ragu akan keberadaan Tuhan dan ingin melihatnya saat itu juga.

(3)

ADVERTISEMENT
Kutipan ini merupakan citraan penglihatan. Digambarkan bahwa orang tersebut sebenarnya jarang sekali berdoa yang menyebut nama Tuhan-Nya. Citraan penglihatan ini ditandai pada bagian “alamat-Mu kudapati di tong sampah” seakan-akan terlihat bahwa doa itu terbuang.
Kutipan tersebut mengandung majas ironi dengan menggunakan kata-kata yang menyiratkan makna untuk menyampaikan pesan lebih dalam. Hal ini digambarkan adanya ketidakmampuan seseorang dalam menghargai hubungan dengan Tuhan.
Kutipan ini adalah citraan pendengaran yang ditandai pada bagian “bercakap.” Digambarkan bahwa sebenarnya jawaban atas doa itu terhalang atas dosa yang diperbuat karena sikap menyembunyikan.
Kutipan tersebut mengandung majas ironi yang digambarkan bahwa tidak terkabulnya doa akibat perbuatannya sendiri yang telah melakukan dosa.
ADVERTISEMENT
Kutipan mengandung dua citraan. Citraan penglihatan digambarkan pada bagian “menatap tajam” dan citra gerakan pada ekspresi wajah. Digambarkan bahwa usaha yang dilakukan akan sia-sia jika tidak ada pertolongan dari Tuhan. Maka dari itu, berbuat baiklah.
Kutipan tersebut mengandung majas paralelisme yang ditandai pada bagian “siasatnya pasti siasatmu juga” dan “menatap tajam sambil menuduh.” Berarti mengamati keterkaitan atau kesamaan.

DAFTAR PUSTAKA

ADVERTISEMENT