Konten dari Pengguna

Pertentangan Kisah Percintaan Drama Satu Babak: Awal dan Mira

Alya Nuraini
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8 Mei 2024 12:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alya Nuraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilstrasi Pemetasan Drama. Sumbe: Foto oleh cottonbro studio: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-masyarakat-rakyat-manusia-6896179/ diakses pa (8//24).
“Bagaimana saya mesti percaya, kalau bagi saya di dunia sekarang ini sudah tidak ada lagi yang mesti dipercaya?” -Utuy Tatang Satoni.
ADVERTISEMENT
Drama membagi karakteristik dimensi, salah satunya drama sebagai dimensi sastra. Mengapa drama dijadikan sebagai karya sastra? Karena drama menggunakan bahasa untuk menyampaikan gagasan atau pikiran pengarang yang mampu dinikmati secara imajinatif atas keindahan yang ditampilkan, sehingga memikat dan mengesankan para penonton.
Dalam naskah drama, terdapat rangkaian peristiwa yang menggerakkan jalan cerita di dalam drama. Peristiwa menggambarkan pertentangan. Tulisan ini menganalisis alur dalam drama satu babak karya Utuy Tatang Satoni yang berjudul Awal dan Mira. Drama ini mengungkapkan berbagai permasalahan seperti kekecewaan dan cinta. Dalam naskah drama ini, pembaca akan terperangkap dalam setiap bagian, mulai dari bagian awal, tengah, hingga bagian akhir drama.
ADVERTISEMENT
Naskah drama Awal dan Mira merangkai peristiwa secara utuh, sehingga membuat satu kesatuan cerita. Di dalam cerita, naskah drama Awal dan Mira menggunakan alur campuran, yaitu alur maju dan mundur. Alur cerita ini tidak menimbulkan peristiwa yang terpisah antara tempat dan waktu kejadian.
Naskah drama Awal dan Mira menggambarkan kekecewaan akibat perang yang menimbulkan kemiskinan dan kesengsaraan. Tidak hanya itu, kekecewaan lain juga digambarkan oleh Awal kepada Mira. Untuk menghilangkan rasa penasaran, yuk disimak alur cerita ini hingga akhir!
Dalam naskah drama, alur dibagi menjadi beberapa komposisi. Komposisi ini akan membahas terkait tokoh yang diperkenalkan pada bagian awal, kemudian berkenaan dengan indikasi resolusi pada bagian akhir cerita.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, alur menjadi bagian penting yang akan dikembangkan. Dengan demikian, konflik atau masalah yang muncul dalam cerita akan dianalisis hingga bagian penyelesaian yang dapat ditangkap oleh akal sehat. Alur naskah drama Awal dan Mira akan dikupas tuntas, simak penjelasan berikut.
Naskah drama ini diperkenalkan dua tokoh utama, yaitu Awal dan Mira. Mira merupakan seorang perempuan cantik yang memiliki kedai kopi pada bagian depan rumahnya. Kedai kopi yang sangat sederhana dibangun di atas runtuhan rumah yang telah hancur akibat peperangan. Mira tinggal bersama ibunya yang sudah lanjut usia.
Awal merupakan laki-laki dengan usia berkisar antara 27-30 tahun. Ia berbadan kurus dan berambut gondrong tidak terpelihara. Awal berasal dari keluarga terpandang pada zaman peperangan, namun sekarang ia hanya hidup sendiri karena telah ditinggal oleh kedua orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Kehidupannya berubah drastis saat peperangan usai dan membuka kehidupan baru. Awal membenci pemikiran orang sekitar, baginya semua orang mempunyai kerusakan jiwa. Padahal, dirinya sendiri yang mempunyai sikap dan perilaku aneh yang berbeda dengan orang sekitar. Ini merupakan kemiskinan dan kesengsaraan yang dialami oleh Awal atau dapat dikatakan sebagai imbas dari peperangan. Kisah cinta dengan berbagai halangan juga ia alami.
Kisah ini berawal dari kedatangan Awal ke kedai kopi. Kedatangannya bertujuan untuk bertemu dengan Mira, namun Mira selalu menghindari pertemuan tersebut. Awal sangat ingin berbicara berdua dengan Mira, namun keinginannya selalu ditolak dengan alasan tidak dapat meninggalkan kedai. Beberapa kali mencoba, namun semua usahanya gagal. Bagian ini cukup menggambarkan pengenalan tokoh dan akan berlanjut pada bagian alur dikembangkan bersamaan dengan adanya konflik.
ADVERTISEMENT
Obrolan dalam kedai kopi itu melibatkan alur campuran menunjukkan alur mundur karena mereka membicarakan persoalan zaman peperangan yang telah lalu, kemudian dibandingkan dengan zaman yang mereka rasakan saat ini. Alur maju yang ada dalam naskah drama ini dibuktikan dengan adanya percakapan yang mengalir dan membahas hal yang sedang berlangsung. Alur mundur dapat dibuktikan melalui salah satu kutipan berikut.
Sempat mengirimkan surat, namun direbut oleh dua pengunjung kedai. Pengunjung itu menilai “Zaman sekarang ini sudah bukan waktunya lagi untuk memupuk perasaan rindu dendam seperti di zaman sebelum peperangan.”
Hal ini dinilai bahwa zaman sekarang sudah cepat, jadi pemikiran dan sikap dalam menghadapi sesuatu itu bisa dilakukan dengan cara modern tidak dengan cara lama. Ini bisa merujuk alur mundur karena mengingat zaman peperangan, di mana segala sesuatu dilakukan secara tradisional atau sangat sederhana.
ADVERTISEMENT
Awal kembali hadir di kedai kopi, namun ia merasa tidak nyaman dengan obrolan yang ada, kemudian ia pergi. Terdapat Bapak tua yang berkunjung dan melihat kekecewaan dalam diri Awal. Sebenarnya, bapak tua itu sudah mengetahui permasalahan Awal dan Mira sebelum berkunjung ke kedai. Bapak itu menilai bahwa Awal mencintai Mira. Masalah terus bermunculan, Awal semakin merasa tidak adanya ketenangan dalam jiwa dan pikiran. Hal ini juga memperkeruh suasana.
Setiap kedatangan Awal tak jarang bersamaan dengan kedatangan orang lain. Awal merasa bahwa maksud dan tujuannya selalu terhalang. Ini adalah kedatangan terakhirnya ke kedai milik Mira.
Awal memaksa bahwa Mira harus menjadi miliknya. Akan tetapi, Mira merasa bahwa Awal mencintanya, namun tidak dengan dirinya sendiri. Mira menilai Awal sudah kehilangan pegangan dan kepercayaan diri. Awal sempat putus asa karena baginya kebersamaan itu tidak dapat dicapai. Sebenarnya, Mira juga mencintai Awal. Dapat dikatakan bahwa keduanya sudah cinta mati.
ADVERTISEMENT
Awal ingin berbincang lebih dekat dengan Mira tanpa ada yang menghalangi, namun Mira menolak dengan alasan yang sama. Mendengar alasan itu membuat Awal kecewa tak kuasa menahan amarah dan menyakiti dirinya dengan berusaha menghancurkan kedai kopi milik Mira, hingga tangannya berdarah.
Melihat kejadian itu, meyakinkan hati Mira untuk menunjukkan kenyataan yang sesungguhnya. Mira membantu Awal dari balik rak dagangan. Awal kaget dan tak kuasa menahan rasa sakitnya. Mira pun menjelaskan kalau selama ini ia menutupi kakinya yang buntung akibat peperangan. Awal kaget melihat kejadian yang sebenarnya. Ia terjatuh tak dapat menahan rasa sakit akibat pemberontakan terhadap dirinya. Kini, yang terdengar hanya suara tangisan Mira.
ADVERTISEMENT
Cerita ini berakhir sangat menyedihkan. Saya merasa kaget, kalau selama ini Mira menutupi kekurangannya dengan cara menampilkan diri hanya dengan setengah badan yang tertutup oleh rak dagangannya. Awal menilai diri Mira sebagai teka-teki karena menutupi kebuntungan pada kakinya.
Bagian akhir cerita ini menggantung karena terdapat dua kemungkinan, yaitu Awal menerima kekurangan Mira atau justru Awal meninggalkan Mira untuk selama-lamanya.
.
.
Alya Nuraini, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

ADVERTISEMENT