Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Diary Anak Akuntansi
27 Desember 2021 13:22 WIB
Tulisan dari Alya Shosho Tsabitah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hai! Saya Alya Shosho Tsabitah mahasiswi jurusan ekonomi program studi akuntansi di Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta. Jujur saya lelah dengan angka, tetapi tanpa angka hidup saya akan hampa karena tidak ada bapak Soekarno Hatta di dompet saya. Capek rasanya harus menghitung uang ratusan juta tetapi tidak ada uangnya. Inginku berhenti melepaskan, namun tengok belakang ternyata saya sudah jauh berjalan.
ADVERTISEMENT
Semua berawal saat saya duduk di bangku SMK karena itu adalah awal saya bergabung dengan dunia angka tepatnya dikelas perbankan syariah. Pertama aman karena masih materi dasar, namun lambat laun berjalan saya makin lelah karena harus berhalusinasi dengan latihan soal PT ternama nominal ratusan juta tapi uang tidak ada. Tidak memegang uang saat belajar tidak masalah, tapi tolong balance lah. Meskipun beda satu angka saja sudah pusing kepala ini karena harus mencari dan meneliti kembali dimana letak kesalahannya. Maka dari itu ada pepatah mengatakan "Angka saja kuhitung sampai dapat, apalagi kamu". Dasar bucin wkwk.
Seiring berjalannya waktu saya mulai terbiasa dengan akuntansi. Mulai dari jurnal umum, posting buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, hingga jurnal penutup. Meskipun dalam mengerjakan soal masih ada yang salah, tetapi dalam praktik alhamdullilah paham. Hal ini terbukti saat saya menjalankan tugas PKL (Praktik Kerja Lapangan) dari SMK di BMT ASERI KLATEN.
ADVERTISEMENT
Salah satu ciri khas saat belajar akuntansi adalah tidak boleh menggunakan tip-x. Saya bertanya-tanya kenapa tidak boleh menggunakan tip-x? Jawabannya karena itu melatih sikap percaya diri, cermat, dan teliti sebagai siswa-siswi akuntansi. Pernah satu kali saya salah menulis nominal angka pada neraca lajur, alhasil saya harus mengulangi dari awal karena protes juga tidak diterima dan menangis tidak menyelesaikannya. Ada juga makanan pokok belajar akuntansi yaitu kalkulator dan buku besar. Kalkulator ibarat senjata dan buku besar ibarat diary yang selalu menemani dengan catatan transaksi.
Jerome Polin pernah berkata "Kita hanya tahu apa yang kita tahu, padahal masih banyak yang kita belum tahu". Pesan dari saya adalah akuntansi itu sebenarnya mudah jika mengetahui permasalahannya. Gagal itu wajar karena itu proses kesuksesan.
ADVERTISEMENT
Salam akuntansi.