Konten dari Pengguna

Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Manusia

Alya Azzahra Jaya
Mahasiswi Jurusan Psikologi Universitas Pembangunan Jaya
17 Oktober 2024 19:51 WIB
Ā·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alya Azzahra Jaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: iStockphoto
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: iStockphoto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beberapa waktu terakhir, perubahan iklim telah menjadi pembahasan yang sangat populer di masyarakat. Ini karena memiliki pengaruh yang besar pada banyak aspek di kehidupan manusia. Selama bertahun-tahun, perubahan iklim telah dianggap sebagai masalah internasional yang dapat membahayakan kehidupan manusia. Dalam 130 tahun terakhir, suhu permukaan rata-rata dunia telah meningkat sebesar 0,85Ā°C, yang menunjukkan bahwa iklim ini telah mengalami peningkatan suhu yang signifikan. Tidak hanya kenaikan suhu bumi yang berdampak pada kenaikan temperature, tapi juga perubahan sistem iklim yang dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia dan salah satunya adalah kesehatan (Susilawati, 2021).
ADVERTISEMENT
Tahukah kalian terkait dampak perubahan iklim pada masyarakat?
Perubahan iklim memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, salah satu dampaknya adalah gelombang panas yang semakin sering terjadi, menyebabkan penurunan kualitas udara dan membuat orang kesulitan bernapas. Bagi mereka yang melakukan aktivitas fisik, peningkatan suhu dan kelembapan lingkungan dapat memicu stres fisik, mengurangi daya tahan tubuh, dan menurunkan produktivitas terutama selama periode dengan suhu ekstrem. Selain itu, perubahan iklim turut meningkatkan risiko berbagai penyakit pernapasan seperti asma, bronchitis, kanker paru-paru, dan stroke. Lebih jauh lagi, perubahan iklim berdampak pada kesehatan masyarakat melalui peningkatan penyebaran penyakit menular, baik melalui vector seperti nyamuk maupun melalui air dan makanan yang terkontaminasi. (Melo R & Rahmadani N, 2022).
Sumber: iStockphoto
Dengan adanya perubahan iklim ini dapat mempengaruhi siklus hidup vector penyakit seperti nyamuk dan tikus, sehingga meningkatkan resiko penyebaran penyakit seperti malaria, dengue fever, dan leptospirosis. Demam berdarah dengue merupakan salah satu dampak yang terlihat akibat dari perubahan iklim tersebut. Perubahan iklim ini harus dikendalikan agar tidak semakin banyak dampak pada kehidupan di bumi. Selain itu, berbagai kawasan pesisir yang tersebar di seluruh Indonesia, baik di daerah perkotaan besar maupun kecil mulai merasakan dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca. Akibatnya, kelangsungan hidup manusia akan diacam oleh perubahan iklim (Marlina S, 2022).
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim diperkirakan akan meningkatkan pravelensi beberapa penyakit. WHO (2004) telah menemukan penyakit yang terbilang berpotensi untuk menyebabkan wabah karena adanya perubahan iklim. Selain itu, juga terdapat beberapa penyakit bukan wabah yang tidak terkait dengan adanya perubahan iklim. Penggunaan teknologi dan pengindraan jarak jauh juga dikenal sebagai Sistem Informasi Geografis (GIS) telah memungkinkan pemetaan yang lebih baik tentang resiko beberapa penyakit seperti infeksi cacing perut. Juga ada sedikit variasi pada infeksi cacing sepnajang musim, tetapi terdapat bukti yang menyebutkan bahwa tanah yang lembab dipengaruhi oleh iklim yang berubah (Keman S, 2007).
Perubahan iklim memiliki dampak besar pada kesehatan masyarakat, sehingga diperlukan langkah mitigasi dan adaptasi. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat harus menjadi prioritas dalam upaya ini. Komitmen negara dalam kebijakan iklim dan kesehatan memiliki peran penting untuk menjaga lingkungan dan kesehatan masyarakat dari dampak perubahan iklim, baik sekarang maupun di masa mendatang. Upaya ini diperlukan agar ekosistem dan lingkungan yang menyediakan sumber pangan, serat, biodiversitas, serta udara dan air bersih tetap terjaga, layak dihuni, dan dapat menopang kehidupan secara berkelanjutan bagi semua pihak (Nur Amalia et al., 2024)
ADVERTISEMENT
Apakah masyarakat sudah memiliki pemahaman yang cukup terkait dengan perubahan iklim?
Minimnya pemahaman umum mengenai perubahan iklim membuat perubahan iklim ini sulit dideteksi karena menghasilkan definisi dampak yang sempit menurut Geiger et al (2017), Smith dan Leiserowitz (2012) sebagaimana dikutip dalam (Steg L, 2019). Misalnya, hujan salju lebat karena lebih banyak uap air di udara menentang persepsi perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan, dan peningkatan penyebaran penyakit karena adanya migrasi serangga pembawa penyakit yang menentang gagasan bahwa perubahan iklim adalah tentang mamalia. Jadi, jika suatu masalah terdeteksi, orang lain akan merasa kesulitan apakah masalah tersebut merupakan akibat dari adanya perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia (Steg L, 2019).
Pada era perubahan iklim yang semakin intensif dan konsekuensinya yang besar terhadap kesehatan manusia, kita memiliki tanggung jawab kolektif untuk mengembangkan berbagai macam strategi seperti pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons yang kuat untuk mencegah dan mengurangi penderitaan, bahaya, dan hilangnya nyawa manusia yang dapat dihindari. Jika kita ingin mengelola krisis iklim untuk mencapai keadaan yang lebih baik, kita harus menunjukkan solidaritas dalam kesulitan ini bersama-sama. Tercapainya solidaritas ini jika kita sama-sama bertindak untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya. Kita juga bisa mengubah sistem distribusi tanah, dan sumber daya untuk memaksimalkan kesejahteraan bagi semua masyarakat (Marcus et al., 2023).
ADVERTISEMENT
Dengan adanya berbagai dampak pada kesehatan manusia akibat perubahan iklim, membangun dan menyediakan lingkungan kebijakan yang mendukung dimana mobilitas manusia yang adaptif dari daerah yang lebih rentan terhadap iklim, daerah yang kurang rentan terhadap iklim adalah kunci untuk memenuhi layanan dan fungsi kesehatan masyarakat. Pembenaran kesehatan ini dipadukan dengan melengkapi hak asasi manusia yang lebih banyak diperdebatkan. Pemangku kesehatan masyarakat juga harus meningkatkan upaya untuk memetakan kerentanan kesehatan masyarakat yang berbeda secara geografis dan sosial dibawah iklim yang berubah (Marcus et al., 2023).