Pengaruh Kesepian pada Mahasiswa Baru Terhadap Adiksi Internet

Alyna Shaista Andi
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
3 Desember 2022 11:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alyna Shaista Andi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : Pexels
zoom-in-whitePerbesar
sumber : Pexels
ADVERTISEMENT
Haloo! Pasti kalian semua pasti pernah merasa kesepian, kan? Saat-saat di mana kita merasa sendiri, merasa gak punya seseorang untuk mengobrol. Bahkan di saat kita sedang di tempat ramai pun, kita bisa loh merasa kesepian. Salah satu fase di mana banyak orang dapat merasa kesepian adalah saat kita baru memasuki dunia perkuliahan dan berganti status dari “siswa” menjadi “mahasiswa”, dengan atau tanpa kita sadari. Menurut (Cutrona dalam Burger, 2008) sekitar 75% mahasiswa baru menyatakan mengalami kesepian, sedangkan 40% menyatakan mengalami kesepian dalam tingkat moderat.
sumber : foto pribadi
Fase transisi dari kehidupan di dunia sekolah menengah atas ke dunia kuliah membutuhkan banyak adaptasi, terlebih kepada mahasiswa yang memutuskan untuk melanjutkan studinya di luar kota dan meninggalkan keluarganya. Adaptasi dengan lingkungan baru, dengan teman-teman dari latar belakang yang berbeda, dengan kebudayaan baru, dengan sistem pendidikan yang berbeda, dan lain sebagainya. Secara tidak kita sadari, perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dan bersamaan itu memberikan dampak gangguan mental emosional.
ADVERTISEMENT
Dampak dari adanya gangguan mental emosional tersebut dapat sangat berpengaruh terhadap kehidupan perkuliahan mahasiswa baru. Mereka dapat mengalami kesulitan dalam berkomunikasi atau mencari relasi, merasa kesepian, bahkan gagal fokus yang dapat berimbas pada sulitnya menerima materi yang disampaikan hingga berpengaruh pada nilai akademik yang menurun.
Apakah kalian tahu bahwa ternyata banyak orang yang menggunakan internet sebagai sarana pelarian mereka di kala mereka merasa kesepian? Memang, tidak dapat dimungkiri bahwa manusia sekarang tidak dapat hidup tanpa adanya internet karena keberadaan internet sudah menjadi bagian dari hidup kita. Namun, konsumsi internet yang berlebihan dapat menyebabkan adiksi, lho! Untuk mengetahui lebih lengkapnya, yuk baca penjelasan di bawah ini.
Ada banyak sekali penyebab mengapa seseorang dapat merasa kesepian, beberapa penyebab diantaranya adalah :
ADVERTISEMENT
Seseorang yang kesepian cenderung akan mencari segala cara untuk membuat dirinya merasa lebih baik. Dari sekian banyaknya cara, banyak yang memilih untuk mencari kesenangan di internet. Penggunaan internet yang berlebihan dapat menyebabkan adiksi.
sumber : Pexels
Adiksi atau kecanduan internet merupakan saat di mana seseorang tidak mampu untuk mengontrol penggunaan internet. Kecanduan internet yang dialami oleh mahasiswa dapat dipicu oleh banyak hal. Menurut (Belk, 1998) mahasiswa cenderung menganggap ponsel mereka sebagai bagian dari diri mereka atau bagian yang penting dari diri mereka.
ADVERTISEMENT
Beberapa aspek adiksi internet menurut (Young, 1998) diantaranya adalah ingin bermain internet dalam jangka waktu yang makin lama untuk mendapat kepuasan, tidak dapat mengontrol atau menghentikan penggunaan internet, merasa gelisah atau tertekan bahkan marah saat menghentikan penggunaan internet, online lebih lama dari yang direncanakan, bahkan orang-orang yang sudah kecanduan internet berani mengambil risiko untuk kehilangan hubungan dengan orang terdekat.
Apa pun yang dilakukan secara berlebihan pasti tidak akan baik karena segala hal ada porsinya masing-masing. Begitupun dengan penggunaan internet. Penggunaan yang berlebihan dapat mendatangkan banyak dampak negatif, beberapa diantaranya seperti…
ADVERTISEMENT
Dampak-dampak di atas jika dibiarkan akan menjadi kebiasaan. Untuk seseorang, terlebih yang sudah menyandang gelar mahasiswa, hal tersebut dapat berdampak sangat buruk untuk kehidupan sehari-hari dan untuk masa mendatang. Menjadi mahasiswa merupakan permulaan seseorang untuk dapat belajar lebih banyak dari sekitarnya, pengalamannya, juga memperluas ilmu yang dimilikinya agar nantinya dapat mengamalkan ilmu tersebut demi kesejahteraan masyarakat. Idealnya begitu.
Maka dari itu, menyibukkan diri merupakan salah satu opsi yang dapat dilakukan saat kita mulai merasa kesepian. Kita dapat mencoba melakukan atau mempelajari hal-hal baru, mencoba lebih terbuka dengan orang lain dan berinteraksi dengan mereka, dan masih banyak hal lain yang dapat kita coba lakukan.
Referensi :
Subagio, A. W., & Hidayati, F. (2017). HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN ADIKSI SMARTPHONE PADA SISWA SMA NEGERI 2 BEKASI. Jurnal EMPATI, 6(1), 27-33. https://doi.org/10.14710/empati.2017.15106
ADVERTISEMENT
Prasetio C. E., Rahman T. A., & Airin T. (2019). Gangguan Mental Emosional dan Kesepian pada Mahasiswa Baru. MEDIAPSI, 5(2), 97—107
Syahrani, A. (2021). Ketakutan Akan Kehilangan Momen dan Kesepian Terhadap Kecenderungan Adiksi Internet Pada Mahasiswa Teknik Informatika. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 9(1), 51-60.
Yurni, Y. (2017). Perasaan Kesepian dan Self-esteem pada Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 15(4), 123-128.
Roberts, J., Yaya, L., & Manolis, C. (2014). The invisible addiction: Cell-phone activities and addiction among male and female college students. Journal of behavioral addictions, 3(4), 254-265.
Gultom, S. A., Wardani, N. D., & Fitrikasari, A. (2018). Hubungan adiksi internet dengan prokrastinasi akademik. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 7(1), 330-347.
ADVERTISEMENT
Dewi, N., & Trikusumaadi, S. K. (2017). Bahaya kecanduan internet dan kecemasan komunikasi terhadap karakter kerja sama pada mahasiswa. Jurnal Psikologi, 43(3), 220-230.