Konten dari Pengguna

Kolaborasi ESG: Solusi Investasi di Tengah Krisis Iklim

Alyssa Aurelia
Mahasiswa S2 Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada
25 Juni 2024 7:25 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alyssa Aurelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar ilustrasi ESG. Foto: iStock.
zoom-in-whitePerbesar
Gambar ilustrasi ESG. Foto: iStock.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah krisis iklim yang semakin nyata dan ketidaksetaraan yang kian mencolok, cara kita berinvestasi haruslah berubah. Environmental, Social, and Governance (ESG) bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan mendesak.
ADVERTISEMENT
ESG adalah standar dan kerangka kerja yang digunakan untuk mengukur keberlanjutan bisnis serta mengevaluasi dampak etis dari investasi di perusahaan. ESG sangat penting dalam keputusan investasi dan pelaporan dampak perusahaan, terutama dengan semakin mendesaknya isu-isu seperti perubahan iklim dan kesejahteraan global. Banyak investor dan pemangku kepentingan kini menjalankan bisnis dengan mempertimbangkan ESG, menjadikannya faktor utama dalam perencanaan strategi dan operasi perusahaan (Indonesia Stock Exchange, n.d.). Menurut laporan Global Sustainable Investment Alliance (GSIA), aset yang dikelola dengan kriteria ESG mencapai lebih dari $35 triliun pada tahun 2020, menunjukkan peningkatan kesadaran dan minat dalam investasi berkelanjutan. Maka dari itu, tulisan ini akan mengupas pentingnya pembiayaan ESG (ESG financing) dan bagaimana kolaborasi berbagai pihak dapat mengatasi tantangan serta menciptakan peluang baru dalam penerapan ESG.
ADVERTISEMENT

Pentingnya ESG Financing pada Kancah Global

Dalam beberapa tahun terakhir, pendanaan dengan konsep ESG menjadi semakin penting di seluruh dunia. ESG financing adalah cara perusahaan mendapatkan dana yang tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga memperhatikan dampak terhadap lingkungan, tanggung jawab sosial, dan cara perusahaan diatur. Contohnya termasuk obligasi hijau dan obligasi sosial yang mendukung proyek ramah lingkungan dan sosial. Jenis pendanaan ini diperkirakan akan menjadi cara utama perusahaan mendapatkan dana. Oleh karena itu, penting untuk mengukur dan memeriksa apakah perusahaan benar-benar memenuhi standar ESG dalam transaksi keuangan mereka.
Keberhasilan penerapan ESG sangat bergantung pada kolaborasi yang efektif antara berbagai pemangku kepentingan atau multistakeholder, termasuk investor, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan sektor lainnya. Kolaborasi multistakeholder sangat diperlukan untuk mencapai tujuan keberlanjutan global seperti yang tercantum dalam Sustainable Development Goals (SDGs) dan Paris Agreement.
Gambar ilustrasi Multistakeholder collaboration. Foto: iStock.

Investor

ADVERTISEMENT
Tulisan ini menjelaskan bahwa investor memiliki peran penting dalam pendanaan ESG, yang memperhatikan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. Semakin banyak investor tertarik pada investasi ESG karena mereka percaya bahwa ini tidak hanya etis tetapi juga menguntungkan secara finansial. Mereka berpikir bahwa investasi ESG bisa mengelola risiko lebih baik, memberikan keuntungan lebih tinggi, dan mengurangi fluktuasi harga. Investor mempertimbangkan faktor-faktor ESG saat membuat keputusan investasi, sehingga mereka bisa membangun portofolio yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab, sesuai dengan nilai-nilai mereka. Untuk mendukung ESG, investor perlu menempatkan dana mereka di berbagai tempat seperti pasar saham dan kemitraan swasta, serta mendorong perusahaan untuk berbisnis dengan cara yang bertanggung jawab dan transparan. Dengan berinvestasi dalam produk-produk ESG, investor membantu mencapai tujuan keberlanjutan sekaligus mengurangi risiko dan meningkatkan keuntungan jangka panjang (FerraroFabrizio) (BernovilleTara, 2024).
ADVERTISEMENT
Mayoritas investor lebih memilih integrasi ESG yang proaktif. Mereka mencari perusahaan dan sekuritas yang menerapkan prinsip-prinsip ESG secara aktif dan bersedia bekerja sama dengan perusahaan investee untuk memastikan dampak positif yang nyata. Survei NAVEX Global pada Desember 2020 menunjukkan bahwa 88% perusahaan publik telah mengadopsi inisiatif ESG, dan sekitar dua pertiga perusahaan swasta juga mengikuti langkah ini.
Berikut adalah pihak-pihak yang terkait dengan multistakeholder dalam ESG financing dan perannya;

Korporasi

Perusahaan yang menerapkan kebijakan dan praktik ESG yang kuat dapat meningkatkan reputasi dan kesadaran merek, yang berujung pada peningkatan loyalitas konsumen dan publisitas media yang positif. Praktik ESG yang baik juga dapat meningkatkan kinerja keuangan melalui pengurangan biaya, peningkatan efisiensi, dan manajemen risiko yang lebih baik (Deloitte, n.d.) (EMLV, 2024). Berdasarkan penelitian dari Ayudya Shinta Yunica dan Rofikoh Rokhim (2023) yang berjudul Unveiling the hidden power: How ESG enhanced Indonesian companies’ financial flexibility, menunjukkan bahwa perusahaan dengan kebijakan ESG yang solid cenderung mengungguli pesaingnya dalam jangka panjang karena mereka lebih efektif dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko serta peluang. Selain itu, performa ESG yang baik membantu membangun kepercayaan dan kerjasama dengan pemangku kepentingan utama, yang berujung pada keselarasan strategis dan pengurangan kendala keuangan, memberikan fleksibilitas keuangan yang lebih besar dan akses yang lebih baik ke pendanaan (EMLV, 2024).
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, perusahaan perlu mengintegrasikan faktor ESG ke dalam strategi bisnis mereka, mengadopsi praktik ramah lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik. Dengan menunjukkan komitmen terhadap ESG, perusahaan tidak hanya mendapatkan reputasi yang lebih baik di mata konsumen dan investor tetapi juga menikmati berbagai manfaat seperti akses lebih mudah ke modal, peluang pasar baru, dan loyalitas pelanggan yang lebih tinggi, serta menarik lebih banyak investor yang peduli pada keberlanjutan.

Pemerintah

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ESG financing. Regulasi dan kebijakan yang mendukung investasi hijau, seperti insentif pajak untuk energi terbarukan dan penalti untuk polusi, dapat mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan dukungan finansial langsung melalui subsidi dan program pendanaan untuk proyek-proyek berkelanjutan (Rizvi, 2023).
ADVERTISEMENT
Di banyak negara, pemerintah juga berperan sebagai fasilitator dalam menciptakan kemitraan publik-swasta yang efektif. Kemitraan ini dapat menggabungkan sumber daya dan keahlian dari sektor publik dan swasta untuk mengembangkan solusi inovatif terhadap tantangan lingkungan dan sosial. Sebagai contoh, proyek-proyek infrastruktur hijau sering kali memerlukan investasi besar yang hanya dapat dicapai melalui kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta (Stark, Walker, & Dougherty, 2022).

LSM

Partisipasi LSM dalam ESG financing sangat penting karena mereka membantu menyuarakan kekhawatiran komunitas tentang dampak korporasi, memberikan panduan untuk praktik ESG, dan memitigasi dampak negatif. Mereka memfasilitasi dialog antara perusahaan dan komunitas lokal, memastikan keberlanjutan dipertimbangkan dalam keputusan keuangan, dan mendorong keterlibatan pemangku kepentingan untuk perubahan sistemik. LSM juga berperan dalam pengawasan, advokasi, serta pengembangan kerangka pelaporan untuk memastikan akuntabilitas. Kolaborasi dengan investor dan pemerintah memperkuat kinerja ESG, sementara keahlian mereka di lapangan memastikan inisiatif ESG benar-benar bermanfaat. Singkatnya, LSM membantu mendorong praktik berkelanjutan, meningkatkan kinerja keuangan, dan menciptakan nilai jangka panjang bagi perusahaan dan pemegang saham.
ADVERTISEMENT

Partisipasi Internasional

Isu-isu keberlanjutan bersifat global, sehingga partisipasi internasional dalam ESG financing sangat penting. Kerja sama antara negara-negara dan organisasi internasional dapat mempercepat penerapan praktik ESG yang efektif, berbagi pengetahuan dan sumber daya, serta mengarahkan dana ke proyek dan investasi berkelanjutan. Partisipasi internasional juga krusial untuk mencapai komitmen global seperti Sustainable Development Goals dan Paris Agreement. Melalui kolaborasi internasional, negara-negara dapat belajar dari satu sama lain dan mengembangkan solusi bersama untuk tantangan keberlanjutan, sehingga menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.Tantangan dan Peluang dalam perwujudan peran multistakeholder untuk ESG financing (EnterpriseNGR, n.d.).

Tantangan Multistakeholder dalam ESG Financing

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ryan Thomas Trahan dan Brad Jantz dalam tulisannya yang berjudul What is ESG? Rethinking the “E” Pillar, terdapat sejumlah tantangan dalam partisipasi multistakeholder untuk melakukan ESG financing, beberapa tantangannya yaitu;
ADVERTISEMENT
1. Kurangnya Kejelasan dalam Prinsip dan Definisi ESG Financing
Ketidakjelasan ini dapat memunculkan keraguan dan kritik politis. Investor dan perusahaan mungkin mengalami kesulitan dalam menilai apakah suatu investasi benar-benar sesuai dengan standar ESG, yang dapat menghambat penerapan praktik ESG secara lebih luas.
2. Pentingnya Koordinasi dan Harmonisasi
Perlu adanya harmonisasi standar dan kerangka kerja ESG yang diakui secara internasional, serta keselarasan antara regulasi nasional dan internasional. Ini mencakup pengembangan standar dan kerangka kerja yang konsisten di berbagai negara dan industri, serta penyelarasan regulasi nasional dan internasional untuk memfasilitasi investasi lintas batas.
3. Keterbatasan Akses Informasi
Multistakeholder mungkin kesulitan dalam mengakses informasi yang relevan dan akurat tentang risiko dan peluang ESG, serta dampak dari investasi mereka. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan ESG diperlukan untuk memastikan bahwa informasi yang disajikan dapat diandalkan dan mudah diakses.
ADVERTISEMENT
4. Keberagaman Pemangku Kepentingan
Masing-masing stakeholder memiliki prioritas dan kepentingan yang berbeda, yang bisa menjadi tantangan dalam mencapai kesepakatan dan kerjasama yang efektif. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengakomodasi berbagai perspektif dan kebutuhan pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan.

Peluang Multistakeholder dalam ESG Financing

Berdasarkan laporan yang ditulis oleh Lorna Stark, Brenda Walker, dan Corinne Dougherty di KMPG dalam tulisan yang berjudul Environmental, Social, and Governance: Government leadership as a catalyst for success, terdapat sejumlah peluang keterlibatan multistakeholder dalam ESG financing, beberapa di antaranya yaitu:
1. Peningkatan Kualitas Proyek
Multistakeholder dapat berperan besar dalam meningkatkan kualitas proyek infrastruktur dengan menerapkan standar ESG secara ketat. Keterlibatan ini menjamin bahwa proyek tidak hanya memenuhi syarat teknis dan finansial tetapi juga mematuhi standar lingkungan, sosial, dan tata kelola yang tinggi. Dengan cara ini, proyek dapat mencapai keberlanjutan, ketahanan, dan nilai jangka panjang yang lebih baik. Dari adanya kolaborasi antar multistakeholder maka identifikasi manfaat ESG dapat dimaksimalkan serta mengurangi dampak negatifnya.
ADVERTISEMENT
Misalnya, dengan adanya berbagai pihak maka masing-masing komunitas bisa membantu memberikan masukan terkait isu lingkungan atau sosial yang bisa jadi terlewat oleh pengembangan proyek ESG. Sehingga, keterlibatan ESG memungkinkan adanya strategi mitigasi untuk dampak buruk yang mungkin terjadi dan memberikan manfaat lebih banyak bagi lingkungan maupun masyarakat.
2. Mendorong Pembangunan Berkelanjutan
Integrasi kriteria ESG ke dalam dukungan pemerintah untuk pembiayaan infrastruktur dapat mendorong pembangunan yang berkelanjutan. Multistakeholder dapat mendorong kebijakan dan insentif yang memprioritaskan proyek dengan kredensial ESG yang kuat. Ini dapat menghasilkan infrastruktur yang tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi juga mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan kesetaraan sosial, dan menjamin transparansi serta akuntabilitas tata kelola.
3. Memastikan bahwa nilai-nilai ESG dipertimbangkan secara menyeluruh dalam program-program yang ada
ADVERTISEMENT
Dengan melakukan analisis ESG yang mendetail, mengidentifikasi risiko potensial, dan menguraikan langkah-langkah mitigasi, para multistakeholder dapat memastikan bahwa proyek dirancang dan dijalankan sesuai dengan praktik terbaik dalam ESG. Selain itu, pengembangan kapasitas bagi pemangku kepentingan juga ditekankan sebagai langkah krusial dalam manajemen risiko ESG yang efektif, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola risiko-risiko tersebut melalui pelatihan dan penggunaan alat yang sesuai.

Kesimpulan

Penerapan ESG financing memerlukan kolaborasi dan partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan. Investor, perusahaan, pemerintah, LSM, dan komunitas internasional harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung investasi berkelanjutan. Dengan mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada, kita dapat mencapai tujuan keberlanjutan global dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk semua. Kolaborasi ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi tetapi juga sosial dan lingkungan yang signifikan. Peningkatan kesadaran dan komitmen terhadap ESG financing akan menjadi langkah penting menuju pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan bersama.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Bernoville, T. (2024, May 14). Why is ESG important in business in 2024? Retrieved from planA: https://plana.earth/academy/why-esg-important-companies-investors
Deloitte. (n.d.). ESG Financing. Retrieved from Deloitte: https://www2.deloitte.com/cy/en/pages/audit/solutions/ESG-Financing-Services.html
EMLV. (2024, February 8). THE RISE OF ESG INVESTING: WHAT IT MEANS FOR CORPORATE FINANCE. Retrieved from EMLV: https://www.emlv.fr/en/the-rise-of-esg-investing-what-it-means-for-corporate-finance/
EmterpriseNGR. (n.d.). Accelerating Participation In Sustainable Finance. Retrieved from enterprisengr.com: https://enterprisengr.com/accelerating-participation-for-sustainable-finance/
Ferraro, F. (n.d.). Why Do People Invest in ESG Funds? Retrieved from Santander Asset Management: https://www.santanderassetmanagement.com/content/view/7731/file/SAM_%20SUSTAINABLE%20WEALTH%20ACADEMY_WHY%20DO%20PEOPLE%20INVEST%20IN%20ESG.pdf
Indonesia Stock Exchange. (n.d.). What Is ESG? Retrieved from Indonesia Capital Market: https://esg.idx.co.id/what-is-esg
Rizvi, S. (2023, October 26). Government action is vital in driving green finance. Retrieved from meed.com: https://www.meed.com/government-action-vital-in-driving-green-finance
Stark, L., Walker, B., & Dougherty, C. (2022). Environmental, Social, and Governance: Government leadership as a cataluyst for success. Retrieved from kmpg.com: https://kpmg.com/kpmg-us/content/dam/kpmg/pdf/2022/esg-government-leadership-catalyst-for-success.pdf
ADVERTISEMENT
Yunica, A. S., & Rokhim, R. (2023). Unveiling the hidden power: How ESG enhanced Indonesian companies' financial flexibility. Jurnal Siasat Bisnis, 171-187.