Konten dari Pengguna

Belajar 3 Nilai Kebaikan dari Manuskrip Syair Ikan Terubuk

Amanda Maharani
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
10 Desember 2020 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanda Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hasil Screenshot Naskah Syair Ikan Terubuk di KHASTARA
zoom-in-whitePerbesar
Hasil Screenshot Naskah Syair Ikan Terubuk di KHASTARA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Naskah lama atau manuskrip merupakan identitas budaya suatu bangsa, banyak orang belum mamahami betapa pentingnya warisan budaya ini. Kendati demikian dewasa ini kajian mengenai pentingnya naskah lama terus dikampanyekan. Telah banyak organisasi atau komunitas yang mulai peduli dengan naskah lama, seperti MANASSA, DREAMSEA, PPIM UIN Jakarta dan lainnya. Serta kegiatan ini mulai didukung oleh pemerintah, seperti yang tercantum dalam UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan.

ADVERTISEMENT
Naskah lama atau manuskrip dapat temukan di website resmi komunitas tersebut dalam bentuk digital, perpustakaan nasional, atau milik perorangan. Naskah lama merupakan khazanah ilmu pengetahuan yang tiada habisnya. Di dalam naskah lama dapat temukan pelajaran hidup baik itu nasihat, tauladan, medis, seni, musik, undang-undang, moral, agama, dan lainnya.
Naskah manuskrip Syair Ikan Terubuk merupakan salah satu naskah kuno yang berasal dari daerah Riau, khususnya Melayu Bengkalis. Manuskrip ini dapat ditemukan di Perpustakan Nasional RI, Jakarta. Dengan nomor panggil W 242. Berbentuk pusi, terdiri dari 22 halaman dengan ukuran naskah 20 x 32 cm ; ukuran sampul 20 x 32 cm; ukuran blok teks 13 x 25 cm. 18 baris/hlm. Naskah ini masih dalam keadaan baik, ditulis dalam bahasa Melayu tulisannya jelas terbaca dan ditulis dengan tinta coklat tua. Kertasnya merupakan kertas impor berwarna coklat dengan cap singa dalam lingkaran: concordia. Namun, penjilidan sudah mulai rusak, dan ada beberapa halaman terlepas dari punggungnya.
ADVERTISEMENT
Syair tidak hanya dijadikan sebagai media hiburan saja namun untuk memberikan nasihat, mantra dan lainnya. Salah satunya Syair Ikan Terubuk yang telah terkenal di kalangan masyarakat Melayu Bengkalis terlebih dahulu. Namun penyebaran itu hanya melalui tradisi lisan saja, tanpa ada kejelasan siapa pengarangnya pertama kali, sehingga syair ini merupakan karya anonim. Syair Ikan Terubuk telah banyak dijumpai dalam berbagai versi yang beredar di masyarakat salah satunya dijadikan buku dengan judul yang sama Syair Ikan Terubuk oleh Ulul Azmi seorang dosen ilmu budaya Melayu. Ia mengatakan bahwa “Syair ikan Terubuk merupakan karya sastra sarat makna dan bernilai tinggi yang mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap kehidupan masyarakat Bengkalis, khususnya di laut muara sungai Siak, Riau.”
ADVERTISEMENT
Dilihat dari isinya Syair Ikan Terubuk merupakan Syair Kiasan, karena banyak sekali nasihat atau petunjuk yang dikiaskan melalui ikan Terubuk dan ikan Puyu-puyu. Berikut nasihat kebajikan yang ada dalam Syair Ikan Terubuk:
1. Bersikap Tawadhu’
Sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan tidak pantaslah berbuat sombong, tinggi hati, ataupun congkak. Manusia harus senantiasa bersikap Tawadhu’ apalagi dihadapan sang pencipta, gambaran sikap Tawadhu’ terdapat dalam Syair Ikan Terubuk sebagai berikut:
Bismillah itu permulaan kalam
Dengan nama Allah Khalik al-‘Alam
Melimpahkan rahmat siang dan malam
Kepada segala mukmin dan Islam
Setiap perbuatan haruslah diawali dengan ucapan Basmallah, memohon dengan kerendahan hati pada sang pencipta agar senantiasa diberkahi dan bermanfaat, ebagai hambanya yang lemah tentulah kita banyak berharap padanya. Tidak baik bagi seorang manusia biasa merasa dirinya paling berkuasa, lalu congkak dalam bertindak, tidak mau merendahkan hatinya bahkan pada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
2. 3S (Senyum, Sopan, Santun)
Berikut isi Syair selanjutnya:
Jikalah ia melakukan senyum
Laksana buah masaknya ranum
Parasnya seperti ratanya Anom
Seperti syarat akan diminum
Jikalau ia mengeluarkan kata
Halus manis jangan dikata
Tiadalah janggal dipandang mata
Patutlah duduk di dalam kota
Puteri Puyu-puyu konon namanya
Di dalam kolam konon tempatnya
Cantik manis barang lakunya
Serta dengan budi bahasanya
Berbuat baik merupakan ibadah yang harus terus dilakukan. Salah satunya dengan senyuman, karena senyum merupakan sedekah dan ibadah yang paling mudah dilakukan. Selain itu sebagai manusia yang memiliki akal pikiran, haruslah baik dalam tutur kata dan bahasa. Kualitas diri seseorang bisa dilihat dari bagaimana cara ia berbicara. Jadi pastikan selalu mengeluarkan kata-kata yang baik saja.
ADVERTISEMENT
3. Mengendalikan Hawa Nafsu
Patikpun hamba yang telah fana
Ke bawah duli yang bijaksana
Tatkala patik duduk di sana
Menjunjung duli tiadalah lena
Manusia pastilah memiliki hawa nafsu dalam dirinya, karena apabila tidak memiliki nafsu atau ambisi maka manusia tidak dapat bergerak maju kedepan. Nafsu juga merupakan karunia dari Allah SWT. Ada berbagai macam jenis nafsu yaitu: nafsu amarah, nafsu lawwamah, dan nafsu mutma’innah. Nafsu ini semua semaksimal mungkin haruslah dikendalikan oleh akal pikiran agar tidak jatuh pada kubangan dosa.
Itulah beberapa nilai kebajikan yang dapat diambil dari Syair Ikan Terubuk. Masih sangat banyak lagi nilai-nilai yang dapat diambil dari Syair Ikan Terubuk ini, khususnya bagi masyarakat Melayu, Riau, Bengkalis. Syair ini sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka. Oleh karenya naskah lama sejatinya memiliki banyak pelajaran di dalamnya, banyak nasihat, kebajikan yang masih sangat relevan dengan masa kini. Mempelajari budaya sangat penting serta itu merupakan bentuk kecintaan kita pada leluhur dan negara. Generasi masa kini tidak boleh melupakannya atau bahkan bersikap abai. Karena, dengan membaca dan mempelajari naskah tersebut kita dapat terhindar dari perbuatan buruk dan tercela. Ingat kata bung Karno Jas Merah (Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah).
ADVERTISEMENT