Membuka Pintu dibalik Memori Otak dan Senam Otak sebagai Kunci Daya Ingat

Amabel Shafa Felissha
Mahasiswi Psikologi, Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
12 Desember 2023 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amabel Shafa Felissha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kalian berpikir bagaimana manusia bisa mengingat begitu banyak kejadian dan informasi selama kehidupannya? Lalu, kemana perginya ingatan tersebut ya? Jawabannya terletak di dalam otak kita, yaitu memori. Memori atau daya ingat berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi dan kejadian yang telah dikelola oleh otak kita. Hubungannya memori otak sama senam otak itu gimana sih? Nah, sebelum kita mengetahui lebih lanjut tentang keterkaitan antara memori dan senam otak, mari kita pahami dulu kinerja dan gangguan memori pada otak manusia!
https://pixabay.com/illustrations/mind-brain-mindset-perception-544404/
Bagian dalam otak khususnya hipokampus dan serebelum adalah bagian yang berperan penting dalam menyimpan segala ingatan manusia. Hipokampus bekerja untuk memproses memori baru menjadi memori jangka panjang sedangkan serebelum bekerja untuk merekam memori yang terkait dengan gerakan, contohnya seperti berlari, berenang, bernyanyi, dan gerakan lainnya. Loh, apakah hanya ada dua bagian saja yang memproses memori kita? Tentu tidak! Hipokampus, serebelum, dan juga bagian lainnya seperti amigdala, lobus medial temporal, dan prefrontal korteks saling bekerja sama untuk memproses ingatan kita. Setelah informasi dan kejadian diproses, ingatan tersebut akan tersimpan ke dalam kotak memori. Kotak memori terbagi menjadi tiga, yaitu memori sensorik, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Apa perbedaan dari ketiga bagian tersebut? Memori sensorik menyimpan ingatan yang berkaitan dengan panca indra seperti suara, sentuhan, rasa, penciuman, dan lain-lain. Contohnya, ketika kita makan jeruk, kita akan cenderung untuk mengingat rasa tersebut karena informasi tentang rasa jeruk itu sudah tersimpan ke dalam memori sensorik ataupun seperti bagaimana kita bisa mengingat suara hewan yang berbeda-beda. Lalu, memori jangka pendek (Short-term Memory) menyimpan informasi hanya dalam jangka waktu yang singkat dan berkapasitas sementara. Ingatan dalam memori jangka pendek hanya menetap dalam waktu singkat dan akan hilang jika kita tidak mengulangi informasi tersebut.
Berbeda dengan memori jangka pendek, memori jangka panjang (Long-term Memory) menyimpan ingatan berupa pengalaman dan informasi hasil belajar yang tersimpan dalam jangka waktu yang lama. Ingatan berupa informasi dalam memori jangka panjang bisa digunakan kembali ketika kita membutuhkannya, seperti bagaimana kita bisa mengingat jawaban pada soal ujian. Dengan melakukan pengulangan informasi (seperti menghafal secara berulang-ulang), kita dapat mengingat kembali informasi tersebut. Tidak hanya informasi hasil belajar saja, kita juga mampu untuk mengingat kejadian atau momen yang telah terjadi di kehidupan kita, baik itu kenangan yang menyedihkan maupun membahagiakan.
ADVERTISEMENT
Lalu, apakah memori pada otak manusia dapat terganggu? Iya, memori otak sendiri dapat mengalami gangguan baik gangguan memori jangka pendek maupun jangka panjang. Faktor risikonya dapat terjadi karena adanya kecacatan atau penyakit pada otak (internal) maupun faktor eksternal, seperti cedera kepala, trauma, penyakit, dan lainnya. Gangguan memori bisa disebabkan oleh berbagai macam, seperti demensia dan alzheimer. Seringkali orang menganggap bahwa alzheimer dan demensia merupakan gangguan memori yang sama padahal kedua gangguan tersebut memiliki dua gejala yang berbeda. Akan tetapi, kedua gangguan memori tersebut saling berhubungan dengan satu sama lain apabila gangguan itu tidak segera ditangani.
https://pixabay.com/illustrations/man-old-senior-disappointment-4483768/
Demensia merupakan sindrom yang ditandai dengan penurunan kemampuan daya ingat, berkomunikasi, dan beraktivitas sedangkan alzheimer adalah penyakit pada otak yang menyebabkan pengidap tersebut kesusahan untuk berpikir, mengingat, dan berkomunikasi dengan bahasa. Seiring berjalannya waktu, alzheimer dapat berubah menjadi demensia apabila tidak segera ditangani. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penyakit alzheimer sendiri merupakan bagian dari sindrom demensia.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana dengan orang yang pelupa? Orang pelupa itu berbeda dengan gangguan yang telah disebutkan tadi karena disebabkan oleh kurangnya mengasah memori otak. Memori otak yang tidak terasah dengan baik dapat membuat seseorang mudah lupa karena daya ingatnya yang menurun. Lalu, apa solusinya agar kita dapat meningkatkan daya ingat pada otak? Salah satu caranya adalah dengan senam otak. Apa sih senam otak dan hubungannya dengan memori otak?
Senam otak adalah serangkaian kegiatan yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan fungsi kerja otak serta melatih daya pikir dan kreativitas dalam menstimulasi otak untuk meningkatkan kemampuan dalam memaksimalkan otak. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi dan mencegah potensi demensia, meningkatkan daya ingat, kecerdasan, konsentrasi, dan sekaligus untuk menjaga kesehatan serta fungsi otak seiring bertambahnya usia. Senam otak memiliki berbagai kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengasah daya ingat kita, seperti membaca buku, mempelajari bahasa baru, mendengarkan atau memainkan alat musik, dan mengerjakan soal kuantitatif serta penalaran.
https://www.pexels.com/photo/concentrated-black-kid-doing-sums-5905857/
Selain senam otak, berolahraga atau bahkan bermain games yang berkaitan dengan memori, seperti catur dan puzzle dapat mengasah kemampuan daya ingat kita juga lho! Kenapa begitu? Karena otak kita terstimulasi untuk berpikir dan mengingat kembali informasi atau ingatan yang tersimpan di dalam memori kita. Otak yang terasah secara berulang-ulang akan meningkatkan kapasitas memori otak dan mencegah potensi terkena demensia. Oleh karena itu, penting untuk kita dalam mengasah daya ingat secara berulang-ulang agar kita memiliki daya ingat tinggi serta akal dan mental yang sehat di era digital sekarang.
ADVERTISEMENT