Mandalay Nan Aduhai

Lia Riyadi
Random stories and else about interesting things in a life of silly girl who happen to be a K Pop enthusiast
Konten dari Pengguna
18 Juli 2018 8:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lia Riyadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Destinasi wisata paling populer bagi turis mancanegara di Myanmar adalah kota Bagan. Artikel perjalanan mengenai Bagan dapat ditemukan dengan mudah di berbagai artikel perjalanan, lengkap dengan foto-foto balon udara di atas pagoda terakota yang tersebar diseluruh penjuru kota.
Tapi, jika ada yang menanyakan rekomendasi saya destinasi wisata di Myanmar, saya lebih memilih tidak menyebut Bagan. Kamu mesti pergi ke Mandalay.
ADVERTISEMENT
Kenapa saya lebih menyukai Mandalay ketimbang Bagan? Karena menurut saya Bagan “cuma” punya landscape yang memang tidak dapat dipungkiri keindahannya. Sementara, untuk seorang pejalan seperti saya yang ingin mengagumi banyak hal dari suatu tempat, Mandalay menawarkan atraksi wisata yang lebih komplit dan beragam.
Disamping atraksi wisata yang bervariasi, Mandalay juga lebih ramah bagi pelancong yang berbujet pas-pasan. Hal ini berbeda dengan di Bagan yang cukup sulit menemukan fasilitas wisata dengan harga murah, Mandalay menawarkan lebih banyak pilihan bagi pelancong kelas ransel sampai koper.
Bahkan jika kalian adalah seorang Muslim, warung makanan halal banyak tersebar di penjuru Mandalay yang memang pusat komunitas Muslim di Myanmar.
Jadi, apa saja yang ditawarkan Mandalay? Nah, ini daftar atraksi wisata utama yang tidak boleh terlewatkan jika berkesempatan ke Mandalay.
ADVERTISEMENT
Bukit Mandalay yang berada di sebelah barat laut kota Mandalay berdiri setinggi 240 meter dari permukaan laut. Dari bukit tersebutlah, nama kota Mandalay diambil dan berkembang menjadi ibukota dinasti kerajaan terakhir di Myanmar.
Bukit Mandalay merupakan rumah bagi puluhan pagoda dan biara, utamanya Su Taung Pyei Pagoda yang berada di puncak bukit. Pagoda tersebut menjadi salah satu tujuan utama ziarah bagi pemeluk agama Buddha, tidak hanya dari pelosok Myanmar tetapi juga dari Thailand, Laos dan Kamboja.
Di area pagoda di atas bukit Mandalay ini, pengunjung dapat menikmati ornamen mandala yang berwarna-warni di beberapa sudutnya. Disamping itu, menikmati pemandangan landscape kota Mandalay menjelang matahari terbenam merupakan momen yang paling dicari wisatawan yang berkunjung ke Bukit Mandalay.
ADVERTISEMENT
Komplek Istana Mandalay atau dalam bahasa setempat disebut Mya Nan San Kyaw Palace, adalah istana yang menjadi tempat hunian dinasti kerajaan terakhir di Myanmar. Dibangun oleh Raja Mindon pada tahun 1857 hingga 1859, istana ini menjadi kediaman Raja Mindon dan Raja Thibaw sejak 28 November 1885.
Bentuk komplek istana ini berbentuk segi empat dikelilingi oleh saluran air. Saat ini, hanya 10 persen dari wilayah istana yang terbuka untuk umum. Sebagian besar wilayah dibalik benteng istana masih digunakan oleh pihak militer Myanmar sebagai kantor dan perumahan militer.
Bangunan asli istana sebenarnya telah hancur pada era penjajahan Inggris, sehingga bangunan yang ada saat ini hanyalah bangunan replika yang dibangun oleh Pemerintah Myanmar pada tahun 1990-an. Namun demikian, detail ornamen dan dekorasi yang ada dibangunan istana masih mengikuti bangunan asli nan indah.
ADVERTISEMENT
Di salah satu sudut istana terdapat sebuah menara yang tidak terlalu tinggi. Jika kamu cukup penasaran, silakan mendaki menara tersebut untuk melihat keseluruhan komplek istana yang didominasi oleh warna merah tua dari ketinggian sekitar 25 meter.
Untuk berkunjung ke istana ini, disarankan menggunakan taksi yang disewa harian. Selain jarak menuju istana cukup jauh dari pintu masuk benteng, supir taksi akan membantu pada saat harus berkomunikasi dengan otoritas setempat. Informasi mengenai taksi sewa harian dapat diperoleh di hotel tempat kita menginap.
Pagoda Mahamuni juga salah satu tujuan ziarah umat Buddha yang penting di Myanmar. Patung Buddha yang terletak di kota Mandalay adalah salah satu Buddha image yang paling dipuja di Myanmar. Sebagai pelindung dari Buddha image yang ada di Mandalay, Raja Bodawpaya dari Dinasti Konbaung membangun Pagoda Mahamuni pada tahun 1785.
ADVERTISEMENT
Biasanya, para peziarah datang untuk berdoa dan menempelkan lembaran emas (golden leaf) ke Buddha image, serta belanja buah tangan di deretan toko-toko yang terletak pintu utama.
Mandalay Marionettes Theatre atau Yoke Thay merupakan salah satu atraksi yang tidak boleh dilewatkan jika berkesempatan bermalam di Mandalay. Lokasi teater terletak di 27th Street tidak terlalu jauh dari Hotel Sedona Mandalay.
Pertunjukan biasanya dimulai pukul 20.30 dengan durasi sekitar 60 menit. Dengan membayar tiket masuk sebesar 8.000 Kyats (sekitar Rp 150.000,00), pengunjung dapat mengenal secara komplit kesenian tradisional etnis Burma melalui penjelasan yang disampaikan dalam bahasa Inggris.
Jembatan U Pain adalah sebuah jembatan kayu jati terpanjang dan tertua di dunia. Jembatan kayu sepanjang 1,2 kilometer tersebut terbentang membelah Danau Taungthaman di Amarapura, sebuah kota kecil dipinggir Mandalay.
ADVERTISEMENT
Dibangun sekitar tahun 1850 oleh U Pain, Walikota Kerajaan Ava di Amarapura saat itu, jembatan ini biasanya akan penuh dengan pengunjung disekitar bulan Juli dan Agustus pada saat air danau sedang memenuhi lahan di bawah jembatan.
Aktivitas yang dilakukan pengunjung di lokasi wisata ini biasanya berjalan menyusuri jembatan sembari memotret landscape danau menjelang matahari terbenam, nongkrong bersama teman-teman di warung makanan di pinggir danau, atau berperahu mengelilingi danau.
Pusat kerajinan tenun (tapestry) juga bisa ditemui di sekitar wilayah Amarapura, sebuah kota sekitar 30 km dari Mandalay. Tapestry adalah salah satu kerajinan tangan yang telah dikembangkan di wilayah Myanmar sejak ribuan tahun lalu dan dipercaya telah dilakukan bahkan sejak dinasti kerajaan tradisional Myanmar di Bagan.
ADVERTISEMENT
Sering disebut mirip dengan kerajinan Zarbozi dari India, namun dengan penggambaran karakter khas Myanmar menjadikan tapestry menjadi salah satu bentuk oleh-oleh unik dari Myanmar.
Myanmar adalah negara yang masih menggunakan pakaian tradisional Longyi untuk aktivitas keseharian. Longyi adalah sebutan orang Myanmar untuk kain bawahan yang masih digunakan sebagian besar masyarakat hingga saat ini, baik lelaki maupun perempuan.
Di sekitar Amarapura, banyak ditemui tempat yang mengerjakan tenun sutra longyi dengan beragam warna cerah nan memikat. Siapkan mental dan hati untuk senantiasa dapat menahan diri tidak terpikat dengan keindahan longyi, agar pundi-pundi yang ada di dalam dompet tetap berada di tempatnya dan tidak berpindah tangan.
Selembar kain longyi sutera yang dibuat dengan alat tenun tenaga manusia membutuhkan waktu pengerjaan hingga 3 bulan. Tidak heran bilamana harga selembar longyi berkisar mulai 300 hingga 1000 dolar Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Sagaing Region adalah provinsi yang berbatasan langsung dengan Mandalay region. Jika punya waktu tinggal yang lebih leluasa di Mandalay, boleh mampir ke Sagaing.
Setelah melewati jembatan Yadanar Pone yang membelah Sungai Irrawaddy, kita telah meninggalkan wilayah Mandalay Region dan masuk ke provinsi Sagaing Region. Di Sagaing, terdapat beberapa pagoda yang cantik dan sayang bilamana dilewatkan.
Demikianlah sedikit informasi mengenai tempat-tempat yang dapat dikunjungi jika melakukan perjalanan ke Mandalay. Jika dibandingkan dengan kota di Indonesia, saya merasa vibe di Mandalay mirip dengan Yogyakarta. Penduduknya lebih ramah dibandingkan di Yangon dan kehidupan kota juga sangat dinamis sampai tengah malam. Soal keamanan, Myanmar termasuk negara paling aman di Asia dengan angka kriminalitas yang rendah.
ADVERTISEMENT