Konten dari Pengguna

Keluar Cairan Berbau pada Telinga Anak, Apakah Berbahaya?

Amalia Nur Ma'rifah
Mahasiswa Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah jakarta
10 Desember 2022 22:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amalia Nur Ma'rifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Keluarnya cairan berbau pada telinga anak menandakan anak Anda mengalami radang pada telinganya. Di Indonesia, istilah tersebut dikenal dengan congek. Kalau dalam istilah medis disebut sebagai otitis media atau infeksi telinga tengah. Infeksinya bisa disebabkan oleh bakteri maupun virus.
ADVERTISEMENT
Otitis media kebanyakan dialami oleh anak-anak dan kasus terbanyak dialami oleh anak-anak yang tinggalnya di pedesaan. Berdasarkan penelitian, sebanyak 80% anak-anak menderita otitis media. Mengapa hal itu bisa terjadi? Kita ketahui bahwa daya tahan tubuh anak lebih lemah dari pada daya tahan tubuh orang dewasa sehingga anak-anak mudah sekali terpapar berbagai macam infeksi. Jika kita membandingkan anak perkotaan dengan anak pedesaan, maka ibaratnya dunia mereka berbeda. Kalau anak perkotaan sarana bermainnya lebih terbatas dan kebanyakan di indoor seperti bermain gadget karena lingkungan perkotaan itu memang jauh dari alam. Sedangkan, kalau anak pedesaan kebanyakan bermainnya lebih bebas karena mereka punya sarana bermain yang luas, seperti memancing, mandi di sungai, bermain lumpur-lumpuran di sawah, bermain sepak bola di lapangan, hujan-hujanan dan sebagainya sehingga kemungkinan besar mereka terpapar oleh banyak kuman dan menjadi sumber infeksi.
ADVERTISEMENT
Kalau melihat ada anak yang menderita congek, pandangan orang-orang terhadap anak tersebut kebanyakan beranggapan negatif. Mereka menganggap anak menderita congek tersebut kebiasaan hidupnya kotor. Bahkan, anak tersebut menjadi bahan ejekan temennya di sekolahan. Orang tua anak juga terkadang masih ada yang menganggap congek adalah penyakit biasa dan beranggapan bahwa pasti akan sembuh sendiri. Padahal, jika dibiarkan terus menerus, maka bisa menyebabkan gangguan pendengaran pada anak sehingga bisa menghambat proses belajar anak. Bahkan, jika infeksinya menjalar sampai ke otak bisa berakibat fatal.
Apa penyebab otitis media itu dan apa saja gejala yang timbul?
Otitis media itu terjadi karena infeksi di telinga tengah. Infeksinya bisa karena bakteri atau virus, namun kebanyak infeksinya berasal dari bakteri. Sebenarnya, pemicu terjadinya otitis media karena anak mengalami batuk pilek. Batuk pilek itu merupakan gejala dari infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Jika ISPA yang diderita anak tidak kunjung sembuh, maka lama kelamaan bisa menjalar sampai menyebabkan infeksi di telinga tengah.
ADVERTISEMENT
Kenapa bisa menjalar ke telinga? Karena ada sebuah saluran yang menghubungkan antara hidung dan telinga, namanya yaitu tuba eustachius. Satu hal yang perlu Anda ketahui, alasan mengapa congekan kebanyakan dialami anak-anak selain daya tahan tubuhnya yang masih lemah adalah dilihat dari struktur tuba esutachiusnya. Struktur tuba eustachius pada anak bentuknya lebih pendek, lebar, dan lebih mendatar sehingga memudahkan cairan yang berada di hidung masuk ke telinga. Kemudian, lendir dan bakteri yang ada di hidung bisa masuk ke telinga tengah melalui tuba eustachius ini. Tumpukan lendir yang ada di telinga tengah bisa menekan gendang telinga sehingga gendang telinga akan terlihat kemerahan dan menggembung. Kalau tumpukan lendir ini sudah sangat penuh dan gendang telinga sudah tidak kuat menahannya, maka pada akhirnya gendang telinga akan robek sehingga lendirnya akan keluar ke liang telinga.
ADVERTISEMENT
Kita perlu memperhatikan gejala-gejal yang muncul pada anak yang menderita otitis media. Sebelum gendang telinganya robek, anak-anak akan mengeluh nyeri, telinganya terasa penuh, rasa kurang dengar, demam, gelisah, dan sulit tidur. Setelah gendang telinganya robek dan keluar cairan, suhu tubuhnya akan turun dan anak bisa tertidur tenang.
Apakah gendang telinga yang robek bisa pulih kembali?
Sebagai orang tua pasti merasa khawatir jika gendang telinga anaknya robek. Apakah gendang telinganya bisa menutup kembali? Jika tidak bisa pulih, Apakah pendengaran anaknya akan terganggu? Jika gendang telinga sudah robek, maka cairan akan berkurang dan akhirnya mengering. Bila daya tahan tubuh anak baik dan infeksi kumannya menurun, maka gendang telinga bisa menutup dengan sendirinya meskipun tanpa pengobatan. Namun, jika daya tahan tubuh anak rendah dan infeksinya tidak kunjung sembuh selama lebih dari 2 bulan, maka infeksi telinga yang tadinya akut menjadi kronis yang mana cairan akan keluar terus menerus atau bisa hilang timbul karena gendang telinga tidak bisa menutup kembali dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, orang tua harus memperhatikan kondisi anaknya. Perhatikan asupan makanannya seperti memberikan makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan imun tubuhnya. Hal penting yang perlu orang tua catat adalah jika gendang telinga anaknya sudah robek, maka jangan sampai telinganya kemasukan air. Jika sering kemasukan air, maka bisa memperlambat proses penyembuhan.
Bagaimana peran penting orang tua agar anaknya terhindar dari otitis media?
Pertama, jika anak terserang batuk pilek jangan disepelekan dan segera diobati karena batuk pilek yang tidak kunjung sembuh bisa memicu terjadinya infeksi pada telinga.
Kedua, melatih anak untuk membiasakan diri menjaga kebersihan seperti mencuci tangan setelah bermain di luar, setelah memegang sesuatu, sebelum makan, dan setelah makan. Dengan menjaga kebersihan dan rajin mencuci tangan, kuman-kuman yang menempel akan mati.
ADVERTISEMENT
Ketiga, jika memang anak sudah menderita otitis media dengan tanda-tanda keluar cairan dari telinga jangan disepelekan dan sebaiknya segera bawa anak ke dokter untuk diperiksa. Jika tidak segera diobati dan hanya dibiarkan saja, maka bisa memperburuk keadaan dan bahkan bisa menyebabkan pendengarannya terganggu. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat otitis media yaitu tuli saraf, mastoiditis (infeksi pada tulang pendengaran), meningitis, abses otak, dan hidrosefalus.
Sekian, semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk Anda yang membacanya.