Konten dari Pengguna

Kisah Syaiful Hadi, Pengusaha Jamu Dadak “Bang Kujae” dan Perjalanan Panjangnya

Amalia Vilistin
Mahasiswi Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4 Juli 2024 18:58 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amalia Vilistin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Syaiful Hadi, pengusaha jamu dadak gerobakan Bang Kujae. Sumber. Dokumentasi Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Syaiful Hadi, pengusaha jamu dadak gerobakan Bang Kujae. Sumber. Dokumentasi Pribadi.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern dengan berbagai pilihan kesehatan instan dan teknologi canggih, ada satu usaha di sudut kota Bekasi yang membawa kita kembali ke akar tradisi. Bang Kujae, yakni nama usaha jamu gerobakan yang dijalankan oleh Syaiful Hadi atau kerap disapa Ipul (48), menawarkan sentuhan nostalgia dengan setiap ramuan herbal yang diracik langsung di hadapan pelanggannya. Di era di mana obat-obatan instan dan minuman energi kemasan mendominasi, pak Ipul mengajak kita untuk sejenak kembali ke akar budaya dalam segi kesehatan.
ADVERTISEMENT
Kini, usaha jamu dadak gerobakan milik pak Ipul telah tersebar hingga tiga cabang di kota Bekasi dengan lima karyawan. Namun, kesuksesan usahanya tentu penuh dengan lika-liku. Bahkan, pak Ipul menceritakan kehidupannya sejak kecil sebagai anak ketujuh dari sebelas bersaudara, dimana ketidakcukupan telah menghiasi kesehariannya. Namun, ia mengakui bahwa pengalaman hidup seperti itulah yang membentuk mental pejuang dalam dirinya, sehingga ia dapat mengambil hikmah dengan pencapaiannya pada saat ini.
Di samping usahanya yang dikenal banyak masyarakat, ternyata pak Ipul juga dikenal sebagai sosok yang taat menjalankan ibadah. Hal ini yang menjadi titik unik dari pak Ipul dalam perjalanan bisnisnya, dimana sebelum terjun ke dunia usaha, pak Ipul adalah orang yang aktif bekerja di dunia perhotelan selama 12 tahun. Bahkan, bisnis yang ditekuni dirinya adalah bagian dari perjalanan hijrahnya di masa lalu.
ADVERTISEMENT
“Saya dulu aktif bekerja di dunia perhotelan. Perjalanannya dimulai sejak tahun 1997, dimana saat itu saya bekerja di salah satu hotel yang ada di perbatasan Thailand dan Malaysia. Selain itu, pada tahun 2000 sampai 2004, saya juga sempat memulai perjalanan usaha di luar negeri, tetapi masih tetap di hotel. Namun, pada akhirnya saya berujung bekerja sebagai Assistant Manager di McDonalds Kuwait,” ujar pak Ipul saat diwawancarai di rumahnya, Dukuh Zamrud Bekasi, pada Selasa (02/7/2024).
Setelah pulang ke Indonesia pada akhir tahun 2004, dirinya terjun bekerja lagi di salah satu hotel besar di Jakarta. Namun, sebetulnya langkah tersebut adalah langkah yang berat bagi dirinya untuk diambil. Dirinya mengaku, saat itu ia merasa tidak cocok lagi dengan rutinitasnya bekerja di hotel. Terlebih, beberapa jenis pekerjaan disana kurang relevan dengan kepercayaan yang ia anut. Oleh karena itu, sejak 2004 hingga 2009, pak Ipul menyiapkan finansial dan mental untuk membangun usaha apa adanya, sehingga pada 2010 pak Ipul memutuskan resign dan memulai usaha perdananya, yakni susu kedelai.
ADVERTISEMENT
“Segala keputusan dalam perjalanan hidup saya memang selalu diusahakan berlandaskan agama di dalamnya. Salah satu tekad terbesar yang membuat saya yakin untuk resign dari hotel adalah potongan dari salah satu ayat surat At-Thalaq, dimana di dalamnya terdapat kutipan mengenai barangsiapa yang bertakwa, maka Allah SWT akan memberikan jalan keluar hingga rezeki yang tidak di duga-duga. Jadi, motivasi terbesarnya adalah meraih janji Allah. Maka itu, saya sadar. Jika saya masih “memabukkan” orang lain atau tindakan maksiat lainnya, maka saya percaya bahwa saya tidak akan ditolong Allah,” tuturnya.
Pak Ipul percaya bahwa langkah yang diambil adalah langkah yang tepat untuk meraih janji Yang Maha Kuasa. Meskipun dirinya merasa bahwa perjalanannya memang tidak mudah. Namun, pak Ipul percaya bahwa hal tersebut adalah bentuk bagaimana Allah SWT menguji iman hambanya. Dengan itu, selama empat tahun dinamika usahanya yang naik turun, pada akhir tahun 2014 dirinya banyak mendapatkan rezeki yang tidak diduga-duga.
ADVERTISEMENT
“Perjalanan empat tahun saya merintis bisnis pertama yakni susu kedelai adalah masa-masa yang berat. Namun, pada akhir tahun 2014 tiba-tiba Allah SWT memberikan banyak rezeki yang tidak terduga. Mulai dari membeli kendaraan pribadi untuk kebutuhan usaha, hingga mendaftar haji. Bahkan, saya pun merasa bahwa mustahil rasanya bisa menggapai hal itu. Semua yang saya butuhkan Allah kasih, dan Allah tidak pernah mengkhianati janji-Nya melalui firman-Nya,” ujarnya.
Setelah 11 tahun terjun di bidang bisnis susu kedelai yang sukses, pada awal tahun 2021 pak Ipul mulai tertarik untuk membangun bisnis baru. Berangkat dari beberapa rekannya yang memiliki usaha di bidang herbal, pak Ipul tertarik untuk ikut terjun. Terlebih, pak Ipul melihat bahwa pengobatan tradisional herbal memiliki prospek bisnis yang bagus dan belum banyak pelaku usahanya. Selain itu, setelah riset di berbagai media sosial, ternyata animo dari masyarakat yang ingin hidup jauh lebih sehat juga cukup tinggi, misalnya mereka yang ingin hidup sehat tanpa efek samping, serta bagaimana hidup sehat dengan cara yang alami.
ADVERTISEMENT
“Dalam memulai bisnis yang baru ini, saya yang merasa dulu saya “membuat sakit” orang lain lewat racikan minuman, maka sekarang saya harus menyehatkan orang lain. Dengan itu, saya mulai banyak riset terkait jamu herbal, rempah rimpang, khasiat-khasiatnya, dan efek sampingnya. Kurang lebih saya riset dan trial error selama tiga bulan. Karena saya juga tidak memiliki background herbal ataupun kesehatan, maka saya belajar otodidak. Setelah saya coba sendiri, saya racik sendiri, akhirnya dibuatlah menu dari jamu gerobakan Bang Kujae,” ungkap pak Ipul.
Proses pembuatan jamu dadak gerobakan Bang Kujae. Sumber. Dokumentasi Pribadi.
Remah rimpang yang digunakan, yakni mulai dari kunyit asem, kunyit putih, daun sager, kapulaga, jahe, beras kencur, jeruk nipis, temulawak, dan lain sebagainya menjadi dasar menu jamu Bang Kujae. Bahkan, untuk belanja kebutuhan usahanya, satu minggu dirinya dapat membeli rempah rimpang hingga 50 kilogram. Di samping itu, dalam meracik menu dirinya sangat berhati-hati, karena nantinya minuman yang diracik akan dikonsumsi konsumen. Selain itu, tantangan usahanya kini adalah bagaimana konsumen jamunya tidak hanya dikenal masyarakat dengan kisaran umur 40 tahun ke atas, tetapi juga bagaimana usahanya juga menjangkau anak muda.
ADVERTISEMENT
“Ada pengalaman berharga yang pernah saya dapatkan sepanjang perjalanan jamu Bang Kujae. Saat itu ada seorang ibu yang tangannya tidak bisa digerakkan sudah hampir berbulan-bulan. Padahal sudah ke beberapa dokter, minum obat, bahkan di urut. Hingga akhirnya dia datang berkeluh kesah ke saya. Hingga saat itu saya mencoba membantu berlandaskan iktiar kepada Allah SWT. Saat itu saya meracik minuman jamu dengan jahe, kencur, cengkeh, dan kayu manis untuk mengurangi peradangan, inflamasi otot, serta pernapasan yang rileks. Atas izin Allah, besoknya ibu tersebut sembuh,” ungkapnya.
Setelah mencoba mulai membuka usaha jamu gerobakan Bang Kujae, tidak disangka ternyata usaha ini mendapatkan antusias yang tinggi dari masyarakat. Bahkan, hingga cabangnya yang ketiga dari Bang Kujae tersebut, telah banyak masyarakat, instansi atau perusahaan yang ingin bermitra. Namun, dirinya masih harus memperhitungkan peluang dan risikonya. Di samping itu, berbekal pengalaman yang berarti dan berbeda-beda dari setiap konsumen, pak Ipul berkeinginan untuk membuka cabang keempatnya.
Suasana sekitar gerobak jamu dadak Bang Kujae. Sumber. Dokumentasi Pribadi.
“Strategi yang saya dalami hingga saat ini adalah bagaimana saya terus aktif memperkenalkan usaha saya lewat media sosial. Sebab, salah satu kekurangan saya adalah tidak terlalu jago bermain media sosial, serta tidak terlalu tahu fitur-fiturnya. Bahkan, beberapa dari konsumen saya yang bertanya mengenai pembayaran selain cash, misalnya menggunakan QRIS, itu saya belum paham. Begitupun telah banyak konsumen yang menginginkan jamu Bang Kujae ini buka di aplikasi seperti gofood, grabfood, atau shopeefood. Saya belum mempelajarinya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pak Ipul mengatakan, kunci dalam kesuksesan usahanya adalah tidak mudah menyerah. Kurang lebih 14 tahun dirinya berwirausaha, banyak hal yang telah dikorbankan. Semua proses yang telah dilewati tidak seindah hasil yang dicapai. Sebab, tidak hanya modal yang diperlukan dalam membangun suatu usaha, tetapi juga butuh mental, kesiapan, waktu, keuletan, sertai tidak mudah hopeless.
“Saya berharap, usaha yang saya jalankan sekarang tidak hanya membawa berkah bagi orang banyak, tetapi juga membawa kebahagiaan untuk diri saya dan keluarga, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Jadi, tujuan hidup memang untuk bahagia. Asalkan, kita juga tetap on track dalam perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya,” tuturnya
Pak Ipul berpesan, kepada siapapun yang ingin memulai wirausaha, jangan pernah menunda. Terlebih bagi anak muda yang ingin terjun. Sebab, kata orang berilmu, menunda suatu kebaikan adalah sebuah kebodohan.Di samping itu, masa muda adalah masa yang tidak dapat terulang kembali. Selain itu, jika ingin menjalani suatu usaha, jangan lupa untuk melibatkan Allah SWT di setiap tindakan kita. Sebab, secara sadar ataupun tidak, segala sesuatu yang terjadi adalah dasar kehendak Allah SWT.
ADVERTISEMENT