Konten dari Pengguna

Dampak Industrialisasi terhadap Lingkungan : Kepunahan Spesies

Amalya Natya Putri
Seorang mahasiswa S2
10 September 2024 17:20 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amalya Natya Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkembangan pesat industri membawa dampak positif bagi manusia. Dampak tersebut meliputi barang ke butuhan tersedia dalam jumlah yang banyak, terbukanya banyak lapangan pekerjaan, hingga peningkatan pendapatan nasional yang juga turut meningkatnya standar hidup masyarakat. Namun dampak negatif juga turut timbul bersamaan dengan dampak positif tersebut terutama untuk lingkungan. Dampak negatif tersebut antara lain pencemaran lingkungan, sampah yang masih menumpuk, pembuangan limbah, urbanisasi, dan kerusakan habitat spesies flora dan fauna. Secara langsung, sektor yang paling berdampak pada perkembangan industri ini adalah lingkungan, kerusakan habitat flora dan fauna menyebabkan beberapa spesies akan musnah.
ADVERTISEMENT
Dijelaskan oleh United Nation Food and Agriculture Organization bahwa sektor industri merupakan penyumbang terbesar polusi udara dan air. Tercatat bahwa sektor industri menyumbang 6,3 miliar karbon dioksida ke atmosfer setiap tahunnya. Tidak hanya karbon dioksida yang terlepas ke atmosfer namun limbah yang mengkontaminasi air menyebabkan hewan-hewan akuatik mati, tumbuhan sebagai sumber utama bagi hewan herbivora juga turut terancam mengingat dibutuhkannya lahan-lahan baru untuk pembangunan industri.
Dibutuhkannya lahan-lahan baru untuk industri tersebut didasari dari berkurangnya lahan di perkotaan akibat dari populasi yang juga meningkat pesat. Dalam pembukaan lahan untuk industri tertentu, pabrik yang dibuka harus memenuhi luasan wilayah. Ditambah urbanisasi menyebabkan keterpenuhan lahan di kota sehingga pemerintah diharuskan untuk membuka lahan yang lebih lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan kebutuhan untuk membuka lahan tersebut, wilayah wilayah asri dialihfungsikan menjadi pemukiman. Tidak hanya pembukaan lahan, PBB mencatat bahwa terdapat kerusakan pada terumbu karang yang menyebabkan ekosistem laut menjadi rusak dikarenakan aktivitas manusia seperti penambangan minyak bumi hingga kapal kargo yang tidak pernah putus mengirim bahan baku. Banyak industri berbasis kelautan yang tumbuh lebih cepat dibandingkan perekonomian global itu sendiri. Menurut OECD, industri kelautan menghasilkan aktivitas ekonomi sebesar USD 1,5 triliun pada tahun 2010; jumlah ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi USD 3 triliun pada tahun 2030.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh akibat dari industrialisasi ini adalah pembukaan lahan yang berdampak terhadap lingkungan adalah, kebakaran hebat di Hutan Hujan Amazon. Sebagai Hutan hujan tropis terbesar di dunia Hutan Hujan Amazon merupakan reservoir biologis terbesar dan paling bervariasi di dunia. Hutan tropis Amazon adalah tempat tinggal dari 10-15% dari keanekaragaman hayati dunia, yang 40%-nya hidup di Lembah Amazon. Hutan Amazon berfungsi sebagai reservoir biologis dan rumah bagi banyak makhluk hidup. Ini mendukung jutaan spesies burung, tumbuhan, serangga, dan lainnya. Berbagai tanaman, termasuk keluarga jambu biji, laurel, palem, akasia, sonokeling, kacang Brazil, pohon karet, mahoni, teratai raksasa, anggrek, sawo jarda, pohon pisang, pohon kapas, pohon telinga gajah, dan cedar Amazon, subur di hutan ini.
ADVERTISEMENT
Selain menjadi surga bagi flora, ekosistem yang dilindungi ini juga menjadi rumah bagi berbagai fauna endemik dan hewan berbahaya antara lain semut pemotong daun, ibis merah, piranha, arapaima, lele raksasa Amazon, belut listrik, ikan candiru, katak beracun dan ular, lintah, Tyrannobdella rex, babi hutan, lumba-lumba amazon, kupu-kupu morpho biru, dan harpa Ini hanya beberapa dari banyak spesies fauna yang dapat ditemukan di hutan Amazon. Selain itu Hutan Hujan Amazon, merupakan salah satu penghasil tanaman obat terbesar mengingat seperti adanya kerjasama Brazil dan Amerika Serikat karena 25% obat farmasi yang dijual di Amerika Serikat berasal dari 40 tanaman Hutan hujan Amazon.
Pentingnya keberadaan Hutan Hujan Amazon tersebut seharusnya dilestarikan, sebagai salah satu paru-paru dunia, kebakaran yang terjadi akibat dari pembukaan lahan tersebut menimbulkan 73 ribu titik api membuat faktor terbesar yang merusak Hutan hujan Amazon ini adalah manusia, deforestasi hutan dengan tujuan industri perlahan-lahan mengancam keberadaan Hutan hujan Amazon. Dampak yang akan timbul dari kebakaran ini terbagi menjadi dua fase yaitu, dampak langsung dan dampak jangka panjang. Dampak langsung terlihat ketika kebakaran terjadi dimana spesies yang cenderung berbadan besar dan gesit seperti jaguar dapat melarikan diri namun spesies yang bergerak lambat akan binasa, dan tentu saja vegetasi endemik Hutan Hujan Amazon. Spesies yang terkena dampak mencakup hingga 85 persen dari 610 spesies yang dianggap terancam – sangat rentan terhadap kepunahan atau sudah terancam punah atau sangat terancam punah – Kategori ini mencakup sebanyak 264 jenis tumbuhan, 107 jenis amfibi, dan 55 mamalia.
ADVERTISEMENT
Dalam sektor industri tersendiri, hewan seringkali dipergunakan untuk pembuatan mode fashion terutama dari brand besar. Mode fashion yang menggunakan hewan sebagai bahan utamanya seringkali berupa jaket bulu hingga tas dari kulit hewan yang dianggap eksotis yang seringkali dikaitkan dengan simbol kemewahan dan glamor. Hewan yang seringkali digunakan adalah ular, aligator, cerpelai, dan rubah yang dimana mereka dikurung, ditelantarkan dan menjalani kematian yang mengenaskan semua hanya untuk menciptakan barang yang dianggap mewah. Meskipun kini brand fashion sebagian besar telah menyadari akan hal ini dan mencari bahan alternatif untuk bahan baku pembuatan tas atau pakaian, nyatanya hal tersebut juga menimbulkan dampak baru, terbuangnya mikroplastik di lautan memicu ekosistem laut juga terancam.
ADVERTISEMENT
Sektor industri akan selalu berkembang dan tentu saja akan semakin canggih, memang dewasa kini telah banyak yang menyadari pentingnya lingkungan dan mulai beralih kepada ekonomi hijau, namun hal tersebut membutuhkan proses yang memakan waktu dikarenakan perlunya kesinambungan antara pemerintah, sektor industri, dan tentu saya masyarakat. Karena jika berkesinambungan akan berdampak seperti kebakaran Hutan Hujan Amazon dimana kebakaran tersebut terjadi akibat dari kebijakan pemerintah Brasil itu sendiri, dan contoh seperti brand fashion yang masih menggunakan kulit hewan sebagai bahan baku pembuatan jaket atau tas dikarenakan peminat di masyarakat yang cukup tinggi karena menganggap bahwa hal tersebut merupakan sebuah kemewahan dan barang prestise diantara masyarakat.
Sumber :
ADVERTISEMENT
Ilustrasi perkembangan industri, Unsplash