Konten dari Pengguna

Seberapa Penting Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pencegahan Stunting balita

AMAN PERMANA
Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta. Semangat dalam berbagi kebaikan, satu di antara aspek penting dalam kehidupan karena lingkungan yang bersih dan asri dapat membuat jiwa manusia kuat dan sehat.
4 November 2024 11:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari AMAN PERMANA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
dok. Kang Aman Tea
zoom-in-whitePerbesar
dok. Kang Aman Tea
ADVERTISEMENT
Mengatasi Masalah Stunting
1. Memahami Stunting : Stunting adalah gangguan tumbuh kembang pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Anak dikategorikan stunting jika tinggi badannya lebih dari dua standar deviasi di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif, serta meningkatkan risiko penyakit jangka panjang. Merujuk Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan tumbuh kembang pada anak lantaran gizi buruk, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai.
ADVERTISEMENT
Seorang anak dikategorikan stunting apabila tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO. Stunting wajib diwaspadai karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak buah hati Anda.
Anak pengidap stunting cenderung memiliki IQ rendah serta sistem imun lemah. Secara jangka panjang, kondisi ini memberikan risiko lebih tinggi untuk anak menderita penyakit degeneratif, seperti diabetes dan kanker.
Sebagai orang tua, Anda dapat membedakan tanda anak stunting dari tinggi badan di bawah rata-rata teman sebayanya. Kekurangan gizi kronis juga membuat berat badan mereka sulit naik, bahkan terus menurun. Anak stunting cenderung mudah lelah dan tidak aktif jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Cara Mengatasi Stunting
ADVERTISEMENT
2. Perbaikan Pola Makan
• Pendidikan Gizi: Program edukasi bagi orang tua dan masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang harus ditingkatkan. Ini termasuk penyuluhan tentang cara menyiapkan makanan bergizi, seperti proporsi protein, sayuran, dan karbohidrat yang tepat.
• Pelatihan untuk Tenaga Kesehatan: Memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan dan kader posyandu tentang cara mendeteksi dan mengatasi masalah gizi pada anak-anak.
3. Pola Asuh yang Baik
• Kampanye Kesadaran: Menggalang kampanye kesadaran di kalangan orang tua dan remaja tentang pentingnya pola asuh yang baik dalam pencegahan stunting. Materi edukasi harus mencakup kesehatan reproduksi dan gizi yang baik.
• Dukungan Emosional dan Psikososial: Memastikan orang tua mendapatkan dukungan untuk memberikan stimulasi psikososial yang baik kepada anak-anak mereka, seperti bermain dan berinteraksi secara positif.
ADVERTISEMENT
4. Sanitasi dan Akses Air Bersih
• Program Sanitasi: Mengimplementasikan program sanitasi yang baik dan menyediakan akses air bersih. Melibatkan masyarakat dalam pemeliharaan sanitasi dan kebersihan lingkungan.
• Edukasi tentang Kebersihan: Menyediakan pendidikan tentang kebersihan dan sanitasi, termasuk praktik mencuci tangan dan manajemen limbah yang benar.
5. Pemantauan dan Evaluasi
• Sistem Monitoring: Membuat sistem pemantauan untuk mengevaluasi status gizi anak secara berkala. Tenaga kesehatan harus dilatih untuk melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan anak, serta mendeteksi dini masalah gizi.
• Analisis Data: Menggunakan data untuk mengidentifikasi tren dan masalah dalam pertumbuhan anak, sehingga intervensi dapat dilakukan dengan cepat.
6. Pemberian Nutrisi yang Cukup
• Ketersediaan Makanan Bergizi: Bekerjasama dengan petani lokal dan lembaga terkait untuk memastikan ketersediaan makanan bergizi di masyarakat.
ADVERTISEMENT
• Program Penyediaan Makanan Tambahan: Mengimplementasikan program pemberian makanan tambahan yang terencana dan berkelanjutan, terutama bagi anak-anak yang berada dalam risiko tinggi stunting.
7. Kerjasama Lintas Sektor
• Koordinasi antar Sektor: Membangun kerjasama antara sektor kesehatan, pendidikan, dan sosial untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan stunting. Kolaborasi ini penting untuk memastikan semua aspek kebutuhan anak diperhatikan.
• Penggalangan Sumber Daya: Mencari dukungan dari pemerintah dan organisasi non-pemerintah untuk meningkatkan sumber daya dan akses ke program pencegahan stunting.
Kesimpulan
Manajemen sumber daya manusia yang baik sangat penting dalam mengatasi masalah stunting di Indonesia. Melalui pendidikan, pelatihan, dan kolaborasi antar sektor, kita dapat menciptakan program yang efektif untuk meningkatkan status gizi anak dan mencegah stunting. Upaya ini harus melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk orang tua, tenaga kesehatan, dan pemerintah, untuk memastikan generasi yang sehat dan berpotensi.
ADVERTISEMENT