Konten dari Pengguna

Model Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Penalaran Anak

Amanat Solikah
Mahasiswa Pendidikan Matematika sekaligus Kader IMM Blue Savant (FKIP) UMSurabaya
4 Februari 2025 10:05 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanat Solikah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Belajar. Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Belajar. Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, pembelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki berbagai kemampuan mendasar, seperti memahami konsep matematika, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasan, serta menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif anak sejak dini. Salah satu aspek krusial yang perlu dikembangkan sejak usia dini adalah penalaran matematis.

Pentingnya Penalaran Matematis pada Anak Usia Dini

Penalaran matematis merupakan kemampuan berpikir logis dalam menyelesaikan permasalahan matematika dengan memahami apa yang esensial dalam sebuah persoalan dan dapat menjelaskan solusi yang dihasilkan.
Math Glossary menjelaskan bahwa penalaran matematis adalah proses berpikir logis dalam menghadapi masalah matematika guna menemukan solusi yang tepat. Anak yang memiliki kemampuan ini akan mampu memilah informasi yang relevan, menentukan strategi penyelesaian yang sesuai, serta menjelaskan alasannya dengan runtut.
Dalam konteks anak usia dini, penalaran matematis bukan hanya terkait dengan perhitungan angka, tetapi juga mencakup bagaimana anak memahami pola, hubungan antar objek, serta konsep ruang dan bentuk secara alami dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada hafalan angka, tetapi juga membangun kemampuan berpikir kritis dan analitis anak.
ADVERTISEMENT
Meskipun penalaran matematis memiliki peran yang sangat penting, kenyataannya banyak anak yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemampuan ini. Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap rendahnya kemampuan penalaran matematis adalah pendekatan pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered. Dalam metode ini, guru cenderung mendominasi proses pembelajaran, sementara siswa hanya berperan sebagai penerima informasi pasif.
Pendekatan semacam ini sering kali mengakibatkan anak kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri. Mereka hanya mengikuti instruksi guru tanpa benar-benar memahami konsep yang diberikan. Akibatnya, mereka tidak terbiasa berpikir kritis dalam memecahkan masalah, melainkan hanya menghafal langkah-langkah penyelesaian yang sudah diberikan dalam contoh soal.
Selain itu, soal-soal yang diberikan oleh guru sering kali memiliki pola yang seragam dengan contoh yang telah dijelaskan, sehingga anak tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan daya nalarnya. Mereka hanya mengulangi prosedur yang telah diajarkan tanpa mencoba mencari alternatif penyelesaian lain atau memahami mengapa suatu solusi dianggap benar.
ADVERTISEMENT

Model Pembelajaran yang Mendukung Penalaran Matematis Anak Usia Dini

Agar pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna, perlu dilakukan perubahan dalam strategi pengajaran. Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan eksploratif, di mana anak dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan pemecahan masalah.
Beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengembangkan penalaran matematis anak usia dini antara lain:
Pertama anak-anak belajar lebih baik ketika mereka diberi kesempatan untuk mengeksplorasi konsep-konsep matematis secara langsung. Misalnya, dalam mengenalkan konsep bilangan, guru dapat menggunakan benda konkret seperti balok, kancing, atau mainan untuk mengajarkan konsep jumlah dan perbandingan. Dengan cara ini, anak dapat membangun pemahamannya sendiri berdasarkan pengalaman nyata.
Kedua, model pembelajaran project-based learning (PBL). Pembelajaran ini menekankan pada pemberian tantangan atau permasalahan yang relevan dengan kehidupan anak. Misalnya, guru dapat meminta anak untuk membagi permen kepada teman-temannya secara adil atau mengukur tinggi benda di sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Melalui pendekatan tersebut, anak tidak hanya belajar matematika secara prosedural, tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis dan logis.
Ketiga bermain, metode terbaik dalam pembelajaran anak usia dini. Permainan seperti menyusun puzzle, bermain ular tangga, atau menyusun balok dapat membantu anak memahami konsep angka, pola, dan geometri dengan cara yang menyenangkan.
Permainan tersebut tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep matematis, tetapi juga mendorong anak untuk menggunakan logika dalam menyelesaikan tantangan yang ada.
Keempat interaktif, guru dapat mendorong anak untuk menjelaskan pemikirannya saat menyelesaikan suatu masalah matematika. Dengan bertanya, “Mengapa kamu memilih cara ini?” atau “Bagaimana jika kita mencoba cara lain?” anak akan terbiasa untuk mengungkapkan alasan di balik pilihan atau langkah yang mereka ambil.
ADVERTISEMENT
Strategi tersebut sangat efektif dalam membangun pemahaman yang lebih mendalam serta meningkatkan kepercayaan diri anak dalam bernalar.
Terakhir visual, anak usia dini lebih mudah memahami konsep matematis jika diberikan dalam bentuk visual atau pengalaman konkret. Penggunaan gambar, grafik, atau manipulatif seperti biji-bijian dan kartu angka dapat membantu mereka memahami hubungan antara angka, bentuk, dan pola secara lebih intuitif.
Penalaran matematis merupakan keterampilan penting yang perlu dikembangkan sejak usia dini untuk membangun dasar berpikir kritis dan logis pada anak. Namun, metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru sering kali menjadi kendala dalam pengembangan kemampuan ini.
Oleh karena itu, diperlukan perubahan dalam model pembelajaran yang lebih interaktif agar anak tidak hanya sekadar menghafal prosedur, tetapi benar-benar memahami konsep matematika dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT