Konten dari Pengguna

Pendidikan Karakter, Pelanggaran Moral, dan Kurikulum Merdeka

Amanat Solikah
Mahasiswa Pendidikan Matematika sekaligus Kader IMM Blue Savant (FKIP) UMSurabaya
29 September 2023 15:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanat Solikah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak jadi korban bully. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak jadi korban bully. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pendidikan adalah pondasi masyarakat yang kuat dan berkembang. Di Indonesia, pendidikan selalu menjadi fokus utama dalam upaya memajukan bangsa. Saat ini, Indonesia tengah menerapkan Kurikulum Merdeka sebagai upaya untuk memberikan kebebasan lebih kepada sekolah dan guru dalam merancang pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Meskipun tujuannya mulia, akhir-akhir ini kita menjadi saksi banyaknya pelanggaran moral di kalangan siswa. Kejadian seperti siswa SD yang ditusuk matanya oleh kakak kelas, pembulyan antar siswa yang berakhir kekerasan pada anak SMP di Cilacap hingga murid yang tega membacok gurunya.
Mungkin itu hanya beberapa kasus yang terungkap dalam media sosial, belum lagi kasus pembulyan lainnya yang masih dan banyak terjadi pada siswa di lingkungan sekolah yang belum terungkap. Selain itu kasus cyberbullying juga tengah marak terjadi akibat bebasnya penggunaan teknologi tanpa pengawasan yang ketat oleh guru ataupun orang tua.
Kurikulum Merdeka adalah pendekatan pendidikan yang memberikan lebih banyak otonomi kepada sekolah dan guru dalam merancang pembelajaran. Hal ini seharusnya memungkinkan pendidikan yang lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan lokal. Namun, ada risiko bahwa dalam upaya untuk memberikan kebebasan lebih kepada sekolah, kita mungkin telah mengesampingkan pembentukan karakter dan nilai-nilai moral.
ADVERTISEMENT

Pengaruh Media dan Peran Orang Tua

Perkembangan teknologi dan akses mudah ke media sosial telah mempengaruhi cara anak-anak berinteraksi. Mereka dapat dengan mudah terpapar pada konten yang tidak sesuai, termasuk kekerasan dan perilaku yang tidak pantas. Selain itu, tekanan dari media sosial untuk mencapai standar tertentu juga dapat mengganggu perkembangan akhlak anak-anak.
Sekolah dan orang tua perlu bekerja sama untuk mengawasi apa yang diakses oleh anak-anak di media, baik itu televisi, internet, atau media sosial. Membantu anak-anak memahami perbedaan antara konten yang sesuai dan tidak sesuai serta bagaimana dampaknya. Hal tersebut merupakan merupakan langkah penting dalam melindungi mereka dari pengaruh negatif.
Selanjutnya, pendidikan moral tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga orang tua. Dalam kehidupan yang semakin sibuk, seringkali orang tua kurang memiliki waktu untuk membimbing anak-anak mereka dengan baik. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan dalam perkembangan moral anak-anak.
ADVERTISEMENT

Pentingnya Pendidikan Moral

Sekolah memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa. Selain memberikan pengetahuan akademis, sekolah juga harus menjadi tempat di mana nilai-nilai moral ditanamkan secara aktif. Ini melibatkan pendekatan holistik dalam mendidik siswa, yang tidak hanya mengutamakan prestasi akademis, tetapi juga aspek-aspek karakter seperti empati, rasa hormat, dan tanggung jawab.
Salah satu langkah yang dapat diambil adalah memasukkan pendidikan moral ke dalam kurikulum. Hal ini harus dilakukan tidak hanya sebagai mata pelajaran yang diajarkan, tetapi juga sebagai nilai-nilai yang ditanamkan dalam seluruh kurikulum. Selain itu, pendidikan moral juga harus didukung oleh pelatihan guru dalam aspek moral dan etika.
Penting untuk meningkatkan kesadaran di kalangan siswa tentang dampak pelanggaran moral terhadap diri mereka sendiri, teman-teman mereka, dan masyarakat secara umum. Kampanye anti-bullying dan pengenalan akhlak yang baik dalam sekolah dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih positif.
ADVERTISEMENT
Pendidikan adalah fondasi masa depan bangsa. Saat ini kita perlu menghadapi tantangan serius terkait pelanggaran moral di kalangan siswa. Sementara Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan yang lebih besar dalam proses pembelajaran, tidak boleh diabaikan bahwa pendidikan moral juga harus menjadi bagian integral dari pendidikan.
Dengan kerja sama antara sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pembentukan karakter dan nilai-nilai moral yang kuat pada generasi mendatang.