Konten dari Pengguna

Mengapa Kita Perlu Makan? Menurut Perspektif Neurosains

AMANDA CALLISTA EDWILYA PUTRI
Mahasiswa Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya
27 November 2024 9:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari AMANDA CALLISTA EDWILYA PUTRI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi lapar sepanjang hari (Istockphoto/Morozov_photo)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi lapar sepanjang hari (Istockphoto/Morozov_photo)
ADVERTISEMENT
Apakah anda menahan rasa lapar? Atau apakah anda memiliki kesulitan untuk menolak makanan yang sedap? Jika iya, tenang! Anda tak sendirian. Tiap-tiap individu pasti pernah merasakan dilema seperti yang sudah disebutkan diatas, lantas pernahkan terlintas dipikiran kalian mengapa kita harus makan dan dari mana munculnya rasa lapar?
ADVERTISEMENT
Makanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, tidak hanya menjadi sumber energi semata tetapi juga makanan bisa mempengaruhi kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Setiap suapan memiliki pengaruh yang penting, tidak hanya memberi nutrisi pada tubuh, tetapi juga bisa mempengaruhi proses kognisi, suasana hati bahkan tindakan kita. Oleh karena itu, artikel ini ditulis untuk mengeksplorasi dan menyajikan hubungan antara makan dan fungsi otak dari sudut pandang neurosains.
Apa itu Neurosains?
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang topik ini, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan neurosains. Neurosains adalah studi ilmiah melalui pendekatan psikologi yang mempelajari sistem saraf pada otak makhluk hidup khususnya manusia. Neurosains memiliki tugas untuk mengkaji struktur-struktur otak dan menjadikannya unit-unit untuk mempermudah peneliti mencari informasi tentang bagaimana unit-unit tersebut bekerja. Otak merupakan organ yang memiliki fungsi penting untuk mengatur kesadaran manusia. Di dalam otak, terdapat sel saraf yang jumlahnya lebih dari 100 miliar yang bisa mempengaruhi berbagai aspek di kehidupan makhluk hidup contohnya dalam menggunakan persepsi, memori, pengambilan keputusan, gerak tubuh, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Otak Berfungsi saat Proses Makan?
Kegiatan makan merupakan bentuk dari perilaku yang terjadi secara terus-menerus yang dialami setiap orang yang bisa menciptakan kesenangan sekaligus masalah kesehatan. Makan dikontrol melalui kerja sama antara otak dan hormon dalam memberikan respons terhadap nafsu makan.
Di otak terdapat bagian yang bernama Hipotalamus. Bagian ini memiliki peran dalam pengaturan nafsu makan. Hipotalamus berfungsi untuk memproduksi banyak hormon termasuk hormon nafsu makan. Melanocortin reseptor berfungsi memberikan sinyal
kepada hipotalamus ketika dirasa kebutuhan tubuh sudah tercukupi atau bisa disebut kenyang. Jika melanocortin preseptor ini bermasalah, makan ini akan menjadi bencana karena akan menyebabkan porsi makan yang berlebihan dan ini berpotensi membawa manusia ke arah obesitas.
ilustrasi sistem mesolimbik (www.pngwing.com/id/free-png-dauzj)
Bagian otak yang berfungsi untuk memberi sinyal selama proses konsumsi bertumpuk dengan impuls saraf yang memberi sinyal pada saat pengambilan keputusan. Pada neurotransmitter, sistem mesolimbik merupakan sistem yang berfungsi untuk mengatur perilaku seseorang, motivasi, dan juga rasa senang. Sistem ini pula memiliki peran yang penting dalam memberi sinyal pada saat memilih. Hormon dopamin dilepaskan saat kita mendapat kesenangan contohnya, kita disuguhkan dengan makanan yang lezat. Sistem memori otak juga berpengaruh dalam proses makan ketika rasa suatu makanan dalam memori menyenangkan atau harus dihindari. Seseorang cenderung butuh hidangan penutup walaupun dirinya sudah merasa kenyang dengan hidangan inti, tetapi karena melihat hidangan penutup sebagai makanan yang menggugah selera maka terjadi peningkatan sinyal dopamin.
ADVERTISEMENT
Tak hanya hormon dopamin yang ada saat proses makan. Hormon leptin turut membantu terjadinya proses konsumsi ini. Hormon leptin disusun dari sel lemak yang memiliki fungsi untuk mengatur nafsu makan dan rasa lapar dalam tubuh.Saat kadar hormon leptin rendah dalam tubuh menandakan kebutuhan makanan tubuh sudah terpenuhi dan menuju ke keadaan makan yang berlebihan. Hipotalamus akan menerima sinyal saat hormon leptin ini muncul dan akan mengurangi nafsu makan dan menghilangkan rasa lapar.
Bertolak belakang dengan hormon ghrelin, hormon ini lah yang memunculkan rasa lapar yang kita alami. Hormon ini diproduksi ketika kadar gula dalam darah menurun dan kondisi lambung yang kosong. Selain itu, indera penglihatan juga berperan dalam proses makan karena saat melihat makanan sinyal akan diteruskan menuju otak pada hipotalamus dan timbullah ghrelin.
ADVERTISEMENT
Makanan Seperti Apa yang Baik untuk Otak?
Seperti yang kita tahu, otak merupakan organ yang memiliki kompleksitas tinggi dan vital, bertugas sebagai pusat kendali segala aktivitas tubuh, mulai dari proses berpikir, bergerak, berbicara, dan merasakan. Meskipun berat otak hanya sekitar 2% dari total berat tubuh, otak membutuhkan 20% dari total energi yang dihasilkan oleh tubuh. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencukupi nutrisi otak dengan memberikan nutrisi yang tepat agar otak dapat bekerja secara optimal. Berikut nutrisi yang menjadi kunci otak yang optimal:
ADVERTISEMENT
Fenomena Food Coma
ilustrasi mengantuk setelah makan (Shutterstock/Kateryna Onyshchuk)
Pasti kalian sering mengantuk dan lelah setelah makan, terutama setelah mengkonsumsi makanan berat atau dalam porsi besar. Jangan khawatir itu adalah fenomena yang terjadi di sebagian besar orang. Fenomena food coma atau postprandial somnolence adalah istilah medis untuk kondisi mengantuk setelah makan berat. Hal ini terjadi karena adanya aliran darah yang menuju sistem pencernaan meningkat yang bertujuan untuk membantu proses pencernaan sehingga hal ini menyebabkan aliran darah ke otak berkurang. Selanjutnya ada pula faktor lonjakan gula darah dan diikuti oleh penurunan yang cepat pula, hal ini dapat memicu rasa lelah.
Dari sini kita tahu bahwa makanan memiliki peran penting dalam kesehatan otak dan juga fungsi kognitif kita. Kesehatan otak merupakan aspek yang penting dalam menunjang kehidupan yang produktif dan berkualitas. Konsumsi nutrisi yang tepat memegang peran utama dalam mendukung optimalisasi fungsi otak dari kemampuan belajar, memori, suasana hati dan juga kesehatan mental secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi kita memperhatikan apa yang kita konsumsi.
ADVERTISEMENT
Referensi :
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. (2016.). Fakultas Psikologi UGM gencar perkenalkan pendekatan neurosains. https://psikologi.ugm.ac.id/fakultas-psikologi-ugm-gencar-perkenalkan-pendekatan-neurosains/
Hervé, J., Mani, S., Behrman, J. R., Laxminarayan, R., & Nandi, A. (2024). Food Coma Is Real: The Effect of Digestive Fatigue on Adolescents' Cognitive Performance (No. 16909). IZA Discussion Papers.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (2016). Lapar. Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/lapar
Motoki, K., & Suzuki, S. (2020). Extrinsic factors underlying food valuation in the human brain. Frontiers in Behavioral Neuroscience, 14, 131.