Konten dari Pengguna

Korelasi antara Bahasa Tubuh dan Psikologi

Amanda Farisa
Mahasiswi Universitas Pamulang Prodi Akuntansi S1
14 Mei 2022 7:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanda Farisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/
ADVERTISEMENT
Minat bahasa mencakup hampir semua bidang kehidupan. Segala sesuatu yang dialami dan dirasakan oleh manusia hanya dapat diungkapkan atau disampaikan melalui bahasa, baik melalui bahasa lisan atau tulisan, maupun isyarat/bahasa tubuh. Bahasa dapat digunakan sebagai sarana untuk bertukar pikiran, terlibat dalam dialog, dan menyampaikan pikiran atau perasaan kepada orang lain. Dengan bahasa manusia dapat mempelajari segala sesuatu yang dialami dalam hidup ini. Budaya suatu bangsa dapat kita warisi melalui lembaga berupa bahasa. Tidak hanya mewarisi kebudayaan yang dapat kita lakukan, tetapi juga dapat mewariskan kebudayaan itu ke generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa bahasa adalah alat komunkasi yang paling penting. Bahasa dari segi sarananya dapat dipilah menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan. Baik bahasa lisan maupun bahasa tulisan menggunakan kata sebagai alat ekspresi. Di samping itu, ada pula bahasa yang tidak menggunakan kata sebagai alat ekspresi, bahasa itu termasuk ke dalam bahasa isyarat.
Sarana komunikasi non-verbal bervariasi antar budaya, salah satunya adalah komunikasi dengan bahasa/sistem isyarat. Bahasa isyarat ini telah menjadi bidang kajian dalam kinesika (Alwasilah, 1985: 14). Dalam kinesika membahas, antara lain: gerakan mata, perubahan ekspresi muka, perubahan posisi kaki, dan gerakan anggota badan yang melibatkan tangan dan bahu.
Jenis bahasa inilah yang dimaksud dengan bahasa tubuh, yaitu bahasa yang menggunakan gerakan anggota badan sebagai sarana pengungkapan pikiran atau perasaan.
ADVERTISEMENT
Penggunaan bahasa tubuh/isyarat dalam komunikasi memerlukan pemahaman yang lebih kompleks, karena gerakan anggota tubuh di suatu daerah atau bangsa terkadang memiliki arti yang sama atau bisa berbeda arti. Pemaknaan bahasa tubuh di suatu wilayah/bangsa yang dominan ditentukan oleh kesepakatan yang mendukung budaya tersebut, atau dengan kata lain terjadi secara konvensional.
Sebuah tes psikologi yang membaca isyarat bahasa tubuh mengungkapkan kondisi seseorang. Setiap gerakan bahasa tubuh dapat menyampaikan arti dari keadaan mental seseorang. Kondisi psikologis ini dapat diungkap melalui lima cara membaca isyarat bahasa tubuh, salah satunya melalui senyuman. Perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh perubahan emosi pada diri manusia. Emosi adalah tanggapan terhadap rangsangan yang diterima individu dari luar. Dan emosi juga dapat memengaruhi ekspresi wajah manusia.
ADVERTISEMENT
Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk aspek yang dipelajari dalam komunikasi non-verbal. Definisi dari komunikasi nonverbal adalah transmisi informasi melalui penggunaan bahasa tubuh, termasuk kontak mata, ekspresi wajah, hingga gerakan tubuh. Komunikasi verbal di sisi lain adalah penggunaan bahasa untuk mengirimkan informasi melalui teks yang tertulis, ucapan, atau bahasa isyarat. Dalam kehidupan sehari-hari penggunaan komunikasi nonverbal juga tidak kalah pentingnya karena bisa membantu kita memahami bagaimana perasaan orang yang kita ajak bicara.
Keadaan psikologis seseorang juga dapat mempengaruhi komunikasi non verbal seseorang, misalnya: Ketika seseorang merasa bahagia tanpa disadari, orang tersebut memasang ekspres wajah bahagia, tersenyum, dan memancarkan aura positif.Ketika seseorang sedih, orang tersebut tanpa sadar cemberut, mengerutkan kening, membungkuk, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Setiap gerakan anggota badan itu memiliki makna tersendiri. Makna gerakan anggota tubuh ini, bagi masing-masing bangsa di dunia ada yang sama. Beberapa contoh makna bahasa tubuh yang sama antara lain: lambaian tangan kanan yang bermakna ‘selamat tinggal’.
Di samping adanya persamaan makna bahasa tubuh, ada juga perbedaan makna bahasa tubuh yang ditemukan. Perbedaan makna bahasa tubuh tersebut, antara lain: telunjuk diputar-putar dekat telinga menurut orang Jepang memiliki makna ‘sinting’ atau ‘gila’. Namun, bagi orang Indonesia untuk menyatakan sinting atau gila bukan seperti orang Jepang tetapi dengan cara memerengkan telunjuk pada dahi.