Apakah Benar Gaya Hidup Vegan Dapat Mencegah Pemanasan Global?

Amanda Fharadita Olivia Rakhmad
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
17 Juni 2022 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanda Fharadita Olivia Rakhmad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: canva.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber: canva.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkembangan teknologi memudahkan masyarakat untuk mengakses berbagai macam informasi yang ada di penjuru dunia. Tak terkecuali dengan pola gaya hidup yang dikenal dapat membantu mengurangi pemanasan global. Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga yang terbuka dengan isu global, saya mencoba menganalisis lebih lanjut apakah benar bahwa gaya hidup tertentu dapat mencegah pemanasan global?
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini sering terdengar istilah vegan lifestyle di dunia maya. Tahukah kamu apa itu vegan lifestyle?
Vegan lifestyle merupakan bentuk tidak lanjut dari vegan diet yang menerapkan prinsip vegan tidak hanya dari segi pola makan tapi juga gaya hidup. Pribadi yang menganut vegan diet hanya mengkonsumsi produk hasil tanam berupa sayur, biji-bijian, kacang-kacangan, dan buah-buahan. sedangkan untuk vegan lifestyle sendiri mengkolaborasikan pola makan tersebut dengan sebisa mungkin menghindari penggunaan produk yang terbuat dari hasil eksploitasi binatang baik dalam makanan, pakaian, dan kebutuhan hidup lainnya.
Vegan lifestyle banyak diterapkan masyarakat karena memikirkan kesejahteraan binatang, agama, adat tradisi, serta keberlanjutan lingkungan. Selain itu juga gaya hidup vegan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan seperti menurunkan risiko terkena penyakit kronis dan kematian serta meningkatkan kesehatan dan keberlangsungan hidup. Pola konsumsi penganut vegan diet cenderung mengurangi lemak dan kolesterol serta meningkatkan buah, sayur, dan kacang-kacangan yang banyak mengandung fitokimia, antioksidan, serat, vitamin C, asam folat, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Lalu apakah yang menyebabkan vegan dinilai dapat mencegah pemanasan global?
Masyarakat pada umumnya menerapkan pola makan omnivora dimana tidak terbatas pada sayuran tapi juga daging dan produk hewani lainnya. Produksi untuk pola makan ini membutuhkan sumber daya yang besar dari segi dan sebagainya. Pada tahun 2050, diperkirakan produksi susu dan daging mengalami peningkatan hingga 58% dan 73% (Chai, dkk. 2019). Sistem pangan modern terutama pada sektor agrikultur memiliki dampak yang mengancam keberlanjutan lingkungan sekitarnya. Agrikultur sendiri menyumbangkan sebesar 10-12% dari total emisi gas rumah kaca (GHGEs). Peneliti memperkirakan apabila angka tersebut akan terus bertambah hingga 150% pada tahun 2030. Penyebab tingginya angka ini karena untuk mengembangbiakkan ternak memerlukan sumber daya alam yang besar meliputi tanah, air, dan energi fosil.
ADVERTISEMENT
Pola hidup vegan memerlukan sumber daya tanah, air, dan fosil lebih sedikit apabila dibandingkan dengan pola hidup omnivora. Selain itu juga pola hidup vegan yang banyak memerlukan tanaman sebagai sumber pangan utama ikut meningkatkan penghijauan dan membantu mereduksi CO2 bebas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi 100% plant-based diet terutama penerapan vegan lifestyle memiliki dampak paling kecil dalam mendukung pemanasan global.
Sumber:
Chai, B. C., van der Voort, J. R., Grofelnik, K., Eliasdottir, H. G., Klöss, I., & Perez-Cueto, F. J. (2019). Which diet has the least environmental impact on our planet? A systematic review of vegan, vegetarian and omnivorous diets. Sustainability, 11(15), 4110.
Dyett, P. A., Sabaté, J., Haddad, E., Rajaram, S., & Shavlik, D. (2013). Vegan lifestyle behaviors. An exploration of congruence with health-related beliefs and assessed health indices. Appetite, 67, 119-124.
ADVERTISEMENT