Konten dari Pengguna

Harta dalam Islam: Fungsi, Etika, dan Dampaknya terhadap Kehidupan Spiritual

Amanda Safitri
Saya adalah mahasiswa semester 3,Program studi ekonomi syariah. Universitas pamulang
20 September 2024 17:06 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanda Safitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : https://www.pexels.com/id-id/foto/koleksi-koin-16701714/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : https://www.pexels.com/id-id/foto/koleksi-koin-16701714/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam Islam, harta (al-maal) memiliki peran penting sebagai salah satu unsur yang menunjang kehidupan manusia. Secara bahasa, harta berarti sesuatu yang condong untuk dimiliki atau dimanfaatkan. Sementara, secara istilah, harta didefinisikan sebagai segala sesuatu yang bernilai dan diinginkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut para ulama, harta terbagi menjadi dua unsur: 'aniyyah (wujud nyata) dan 'urf (pandangan masyarakat). Contoh harta dalam kategori 'aniyyah adalah tanah, rumah, atau barang berharga, sementara 'urf menyangkut manfaat yang diterima masyarakat dari kepemilikan sesuatu.
ADVERTISEMENT
Islam tidak hanya mengakui hak milik pribadi atas harta, tetapi juga memperkenalkan aturan yang melibatkan harta kepemilikan umum dan negara. Harta pribadi harus didapatkan secara syar'i dan digunakan tanpa merugikan orang lain. Sementara itu, sumber daya alam yang menguntungkan masyarakat secara luas dianggap sebagai milik umum, dikelola oleh negara untuk kepentingan bersama.
Fungsi Harta dalam Kehidupan Umat Islam
Harta memiliki beberapa fungsi utama dalam kehidupan umat Islam:
1. Menjaga Kesejahteraan Individu
Harta digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membayar upah, mengembalikan pinjaman, dan menunaikan kewajiban zakat. Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 177, Allah SWT memerintahkan manusia untuk membayar hak orang lain tanpa menunda-nunda.
2. Memperkokoh Ukhuwah
Harta juga berfungsi untuk memperkuat hubungan sosial antarumat manusia. Zakat, infak, dan sedekah adalah cara untuk membantu mereka yang membutuhkan, memperkecil jurang antara yang kaya dan miskin. Hal ini diisyaratkan dalam Surah Al-Ma'arij ayat 24-25.
ADVERTISEMENT
3. Mendorong Kebajikan Sosial
Harta digunakan untuk menciptakan kesejahteraan yang merata. Islam mendorong umatnya untuk berbuat baik dengan hartanya demi kebaikan bersama, mewujudkan masyarakat yang sejahtera, lahir dan batin.
Jenis Harta yang Wajib Dizakati
Dalam Islam, zakat adalah kewajiban atas harta yang mencapai nisab (batas minimal) dan haul (jangka waktu satu tahun). Terdapat beberapa jenis harta yang wajib dizakati:
1. Emas dan Perak
Jika seseorang memiliki emas setara dengan 85 gram atau lebih, ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dari jumlah tersebut. Ini sesuai dengan Surat At-Taubah ayat 34, di mana Allah memperingatkan mereka yang menumpuk emas dan perak tanpa menafkahkannya di jalan Allah.
2. Simpanan Uang dan Surat Berharga
ADVERTISEMENT
Uang simpanan yang mencapai nisab (setara dengan 85 gram emas) juga wajib dizakati 2,5%. Hal ini berlaku pula untuk surat berharga, investasi, atau hasil perdagangan yang memiliki nilai dan sudah mencapai syarat haul.
3. Hasil Pertanian dan Perkebunan
Zakat hasil pertanian berlaku saat panen, dengan nisab sebesar 653 kilogram. Jika hasil pertanian menggunakan air alami seperti hujan, zakatnya sebesar 10%, sementara jika menggunakan irigasi buatan, zakatnya sebesar 5%.
4. Pengaruh Harta Haram terhadap Ibadah
Islam sangat tegas dalam melarang harta yang diperoleh dari sumber-sumber haram, seperti riba, penipuan, atau korupsi. Harta haram memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan spiritual seseorang, terutama dalam amal ibadah.
5. Mengikuti Langkah Setan
Dalam QS. Al-Baqarah ayat 168, Allah memperingatkan umat manusia agar hanya memakan yang halal dan tidak mengikuti langkah-langkah setan. Memakan harta haram berarti mendurhakai Allah dan menuruti godaan setan yang selalu berusaha menyesatkan manusia.
ADVERTISEMENT
6. Mengurangi Semangat Beramal Shalih
Harta halal menjadi motivasi dalam beramal shalih. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Mu'minun ayat 51, makanan halal mendorong seseorang untuk lebih giat dalam ibadah. Sebaliknya, harta haram dapat membuat seseorang malas beribadah.
7. Doa Sulit Dikabulkan
Rasulullah SAW bersabda bahwa seseorang yang memakan makanan haram, meskipun ia rajin berdoa, doanya sulit dikabulkan. Dalam HR. Muslim, digambarkan seorang pria yang menengadahkan tangannya ke langit memohon kepada Allah, tetapi karena makanannya, pakaiannya, dan hartanya berasal dari sumber haram, doanya tidak akan didengar.
8. Membawa Akibat Neraka
Nabi SAW bersabda bahwa daging yang tumbuh dari harta haram akan lebih pantas disentuh oleh api neraka. Ini menjadi peringatan keras bagi mereka yang menggunakan harta haram dalam kehidupan sehari-hari, meskipun mereka rajin beribadah.
ADVERTISEMENT
Contoh dalam Kehidupan Nyata
Bayangkan seorang pejabat yang melakukan korupsi. Dia mungkin rajin beribadah, tetapi karena hartanya diperoleh secara tidak sah, ibadahnya menjadi sia-sia. Bahkan, di akhirat nanti, dia bisa mendapatkan siksa yang pedih. Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk selalu memastikan bahwa harta yang dimiliki diperoleh dengan cara yang halal dan digunakan sesuai syariat Islam.
Dengan Demikian, Harta dalam Islam bukan hanya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga menjadi sarana untuk beramal, memperkuat ukhuwah, dan menciptakan kesejahteraan bersama. Namun, harta yang diperoleh dari sumber haram dapat merusak amal ibadah seseorang dan membawa dampak buruk di dunia maupun akhirat. Maka dari itu, menjaga kehalalan harta menjadi prioritas utama dalam kehidupan seorang Muslim.
ADVERTISEMENT