Cantiknya Aku Pilihanku

Amanda Ramadhani
Undergraduate Journalist Student at Jakarta State Polytechnic
Konten dari Pengguna
12 Juni 2024 12:34 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanda Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Foto: Amanda Ramadhani)
zoom-in-whitePerbesar
(Foto: Amanda Ramadhani)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wanita selalu takut akan kecantikan, mulai dari rumor yang mereka dengar sendiri. Keluarga adalah tempat di mana banyak percakapan ini terjadi. Ada banyak perkataan yang jatuh secara fisik, seolah-olah semua orang menerimanya dan mengucapkannya.
ADVERTISEMENT
Menerima dan terus menerima setiap kata-kata tentang kecantikan yang harus memenuhi kebutuhan manusia, orang yang tidak dikenal harus bertanya, "mengapa hitam? mengapa menjadi gemuk? kenapa kurus? Ada jerawat di mukanya? Kalau putihan dikit pasti bagus", sekarang menjadi komentar yang harus diucapkan setiap kali bertemu seseorang, seperti tidak ada kesan yang baik ketika pertama kali bertemu. 
Kecantikan tidak hanya dirasakan oleh remaja; itu juga dirasakan oleh bayi baru lahir dan balita. "Kenapa bayinya hitam? Bagaimana bisa dia tidak secantik ibunya? Komentar tentang standar kecantikan yang tidak sesuai dengan identitas individunya telah menjadi norma di lingkungan kita.
Ketika manusia bertemu, mereka sudah menjadikan seseorang sebagai ukuran kecantikan mereka.Kecantikan yang harus mengikuti keinginan orang lain membuat saya memiliki musuh. karena kita terlalu membandingkan kecantikan kita dengan orang lain, kita menjadi musuh sendiri. Sampai saat ini, musuh terbesar saya adalah kecantikan yang menjadi tolak ukur dalam hal percintaan, pertemanan, dan pekerjaan. 
ADVERTISEMENT
Rasanya tidak pernah berhenti berbicara tentang kecantikan yang harus menjadi seperti dia. Saya sendiri mengalaminya ketika orang-orang di sekitar saya menghindari saya karena kecantikan mereka yang tidak memenuhi syarat. Kecantikan tidak hanya terjadi di tubuh, tetapi juga dalam pakaian. 
Menikmati kecantikan diri sendiri tanpa orang lain ikut campur adalah sesuatu yang ingin saya nikmati tanpa memikirkannya. Semua bergantung pada sejauh mana kita menerima dan ikhlas terhadap kata-kata yang keluar dari mulut kita.
selalu mempertimbangkan untuk memenuhi persyaratan orang-orang agar terlihat seperti wanita umumnya. Ketakutan dalam diriku sering muncul saat berada di lingkungan keluarga besarku sendiri, karena selalu mempertahankan standar kecantikan yang dianggap ideal: putih, kurus, berpakaian bermerek, dan tidak berjerawat. Hal yang harus diterima, tetapi tidak bisa lupa siapa yang berbicara, saat muncul rasa kasihan terhadap diri sendiri yang harus menerima itu. 
ADVERTISEMENT
Kecantikan harus diakui dan ditunjukkan melalui berbicara, berpikir, dan aspek lain. Orang yang terus merasa kurang dan tidak pantas berada di lingkungan yang indah merasa tidak adil. Ketika orang lain mengkritik kita, kita harus memeluk diri sendiri, berharap yang mengatakan tidak pernah merasakan sakit yang kita alami.
Ada banyak versi kecantikan yang tersedia di dunia, dan menjadi cantik memerlukan banyak hal, terutama uang. Kecantikanmu hanya dirasakan oleh dirimu sendiri setiap hari karena kamu yang memilikinya dan berhak atasnya, bukan orang lain. 
Jangan mengubah porsi Anda hanya untuk orang lain, dan harapan Anda untuk mengubah agar terlihat lebih baik hanya akan sia-sia di masa depan. Anda tidak dapat mengubah porsi Anda sesuai dengan kemampuan Anda.
ADVERTISEMENT
Jangan memberatkan diri sendiri hanya karena kata-kata yang tidak dapat diandalkan. Di kehidupan ini, Anda harus mengambil banyak keputusan, bukan hanya kecantikan. 
Pilihanmu ada dalam dirimu sendiri, ingin berubah menjadi lebih baik sesuai kemampuan suatu hal yang terbaik, jika kamu berubah karena pilihan orang lain, itu bukan dirimu yang sebenarnya. 
Teruslah mempercantik diri sesuai keinginan dirimu sendiri, bukan keinginan orang lain. Kecantikan adalah pilihan Anda