Konten dari Pengguna

Bahasa dan Kesantunan dalam Kehidupan yang Serba Modern

Amanda Rizky Amalia
Dari kecil udah suka ngayal, udah gede jadi(?)
14 Juni 2022 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanda Rizky Amalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana dipondok pesantren Ulumul Qur'an/Kredit: Amanda Rizky Amalia
zoom-in-whitePerbesar
Suasana dipondok pesantren Ulumul Qur'an/Kredit: Amanda Rizky Amalia
ADVERTISEMENT
Indonesia dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai kesopanan. Kesopanan seseorang juga bisa terlihat dari bagaimana dia menuturkan setiap ucapan yang keluar dari lisannya. Bahasa merupakan salah satu cerminan dari diri manusia. Makin baik bahasa yang digunakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka akan tercermin pula karakter diri yang baik. Bahasa menjadi salah satu penanda dari banyaknya tanda tentang karakter diri seseorang. Penggunaan bahasa yang sesuai kondisi dan situasi, menjadikan seseorang memiliki nilai lebih dalam dirinya. Penanaman bahasa sejak dini sangat diperlukan, terutama bagi para orang tua dalam mendidik anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Penanaman bahasa yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya yang dimulai sejak dini, akan memengaruhi cara berkomunikasi si anak dalam kesehariannya. Hal ini tentunya juga akan berdampak pada kualitas didik orang tua tersebut. Selain itu, faktor lingkungan juga sangat berperan dalam menanamkan nilai bahasa yang baik dan benar. Seseorang akan cenderung mengikuti cara berbahasa dan berkomunikasi dengan melihat lingkungan disekitarnya. Makin baik lingkungan tempat dia dibesarkan, maka akan tercipta pula karakteristik yang mengerti akan nilai kesantunan dalam berbahasa.
Di era yang serba modern seperti sekarang, banyak muncul istilah bahasa yang tidak sesuai kondisi dan situasi. Contoh pada kata baper yang sering dilontarkan seseorang kepada orang lain jika orang tersebut tersinggung dengan kalimat yang dilontarkan. Hal tersebut menunjukkan adanya krisis kesopanan dalam berbahasa. Di mana seseorang dilarang untuk tersinggung atas hal yang menyakiti hatinya.
ADVERTISEMENT
Hal ini seakan terjadi secara berulang dan seakan-akan turun temurun. Bukan tidak mungkin, manusia akan kehilangan jati dirinya sebagai makhluk sosial yang memiliki rasa empati terhadap sesama. Rasa empati terhadap sesama manusia, terutama dalam hal berkomunikasi sangatlah penting untuk dijaga. Ini menunjukkan adanya sifat saling menghargai satu sama lain. Jika dari cara verbal seseorang tidak bisa menjaga lisan dan bahasanya, maka secara sikap pun akan banyak menimbulkan konflik dalam kehidupan bersosialisasi antar sesama.
Oleh karena itu, pendidikan dan penanaman nilai berbahasa dalam keseharian sangatlah penting untuk diedukasikan terutama terhadap generasi millenial seperti saat ini. Agar tercipta karakter diri yang santun juga dapat menciptakan kehidupan harmonis antar sesama umat manusia. Karena bahasa merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari manusia. Tanpa bahasa, manusia seperti kehilangan identitas diri. Dan dengan bahasa, manusia dapat membangun citra diri.
ADVERTISEMENT