Konten dari Pengguna

Bahasa dan Sastra dalam Kehidupan Beragama

Amanda Rizky Amalia
Dari kecil udah suka ngayal, udah gede jadi(?)
22 Oktober 2022 14:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amanda Rizky Amalia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengajian  rutin masyarakat pamulang timur/Kredit: Amanda Rizky Amalia
zoom-in-whitePerbesar
Pengajian rutin masyarakat pamulang timur/Kredit: Amanda Rizky Amalia
ADVERTISEMENT
Bahasa dan sastra merupakan dua unsur penting dalam kehidupan yang tidak dapat terpisahkan. Keduanya ibarat sebuah magnet yang tarik menarik antara satu sama lain. Bahasa tanpa sastra menjadi bahasa yang tidak memiliki keindahan jika diterapkan dan sastra tanpa bahasa adalah sebuah ketidakmungkinan. Sebab, bahasa merupakan unsur utama di dalam pembuatan karya sastra. Bahasa dan sastra juga memiliki peranan besar dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan dan kehidupan. Salah satunya yaitu bahasa dan sastra berperan di dalam sebuah agama atau keyakinan. Antara bahasa, sastra dan merupakan tiga bagian yang saling berkaitan.
ADVERTISEMENT
Dapat dikatakan bahwa bahasa dan sastra merupakan bagian dari agama, misalnya dalam penyampaian unsur-unsur nilai agama pasti ada bahasa dan sastra yang terkandung di dalamnya. Di dalam agama, ada nilai-nilai yang dapat dipelajari oleh masyarakat pada umumnya, khususnya bagi para pecinta sastra. Dalam hal ini, terdapat hubungan antara bahasa, sastra dan agama dalam hal penyampaian nilai-nilai pengajaran religius. Hal tersebut karena nilai pengajaran religius yang disampaikan di dalam agama dapat dijadikan sebuah pedoman bagi individu dalam bersikap maupun bersosialisasi dalam lingkungan masyarakat sosial. Individu yang menerapkan nilai religius di dalam kehidupannya besar kemungkinan juga memiliki moral dan sikap yang baik dalam menjalani kehidupan.
Sederhananya, seseorang dapat dinilai baik jika mempunyai etika moral yang baik. Namun sebaliknya, seseorang akan dipandang kurang baik apabila mempunyai nilai moral yang buruk. Hal ini sudah menjadi sebuah acuan di masyarakat sebagai sebuah makhluk sosial yang saling membutuhkan dalam menjalani kehidupan. Nilai moral juga menjadi aspek penting bagi seorang manusia dalam melakukan segala perbuatan, baik kepada sesama manusia ataupun dengan Tuhan sebagai Pencipta.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, nilai-nilai kebaikan yang disampaikan oleh agama melalui sebuah karya sastra penting dilakukan. Melalui karya sastra, tidak jarang para penulis menyosialisasikan ide-ide moral, norma dan juga nilai religiuitas yang dapat mengarahkan pembaca untuk menikmati dan mendapatkan pesan moral yang ditulisnya. Sastrawan sebagai pencipta sastra dan bagian dari masyarakat mengambil isi sastra tersebut dari pengalaman hidupnya yaitu berupa pemikiran-pemikiran tentang ajaran moral di dalam kehidupan dan kemudian memberikannya kembali kepada masyarakat dengan sebuah hasil cipta yaitu karya sastra.
Dari hasil cipta karya tersebut, masyarakat sebagai pembaca sastra dapat melihat gambaran-gambaran kehidupan yang dituangkan oleh penulis atau sastrawan dan menjadikannya pelajaran hidup. Oleh karena itu, salah satu hal penting yang menarik dalam pengembangan karya sastra yaitu pembahasan terkait moralitas. Salah satu realitas yang terjadi di masyarakat terkait dengan persoalan moralitas adalah masuknya budaya luar yang negatif dalam masyarakat dan gaya hidup modern yang tidak didasari dengan budi pekerti dan akhlak yang baik. Berbagai fenomena tentang moralitas itulah yang seringkali mengilhami munculnya ide dalam suatu karya sastra.
ADVERTISEMENT
Karya sastra yang baik, akan selalu memberikan pesan kepada pembacanya untuk berbuat baik. Maksudnya, karya sastra tersebut mengajak pembaca untuk menjunjung tinggi nilai-nilai baik agar memberikan kebaikan di dalam kehidupan manusia. Eksistensi agama pada ruang lingkup sastra juga tidak pernah surut sampai sekarang. Di sisi lain, justru menumbuhkan sebuah interpretasi yang baik terkait dengan kepercayaan kepada Tuhan serta tradisi kehidupan beragama yang terkandung di dalamnya dalam sebuah karya sastra. Oleh karena itu, setiap karya sastra yang berkualitas selalu memiliki semangat keagamaan.
Sastra juga merupakan media pengarang dalam mentransformasikan nilai-nilai ajaran agama bagi masyarakat. Sebagai contoh pada agama Islam, karya sastra dapat memainkan perannya sebagai media komunikasi dalam menyampaikan kaidah tentang nilai-nilai ajaran Islam sebagai formatif moral kepada para pembacanya baik itu anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Dari sebuah karya sastra, masyarakat dapat mengetahui bagaimana seharusnya orang bersikap menghadapi masalah sehari-hari, baik itu masalah ekonomi, teknologi, hukum serta pendidikan. Transformasi nilai ajaran tersebut dapat diimplementasikan dalam karya sastra melalui eksistensi agama pada lingkup sastra, yang meliputi cerpen, puisi, dan novel. Sebagai contoh terdapat pada novel perempuan berkalung serban yang merupakan sebuah karya sastra yang penyampaiannya sangat lekat dengan nilai-nilai agama.
ADVERTISEMENT
Dapat ditarik kesimpulan bahwa keterkaitan antara bahasa, sastra dan agama tidak dapat dipisahkan. Sastra dapat menyampaikan pesan moral dan memberikan nilai-nilai pengajaran agama di dalam karyanya. Dapat melalui berbagai karya sastra, contohnya seperti syair, cerpen, novel, maupun puisi. Hal tersebut menandakan bahwa eksistensi agama pada lingkup sastra itu sangat penting karena dengan adanya eksistensi tersebut memengaruhi karya sastra yang dihasilkannya sehingga pesan yang akan disampaikan dapat bermanfaat bagi para penikmatnya.