Konten dari Pengguna

Tetap Konsisten Demi Telur Bebek Berkualitas Tinggi

Amarya Masrilah Ahmad
A Management student at Muhammadiyah University at Yogyakarta and passionates in marketing. Always looking forward to improve myself and loved to learning by doing and capable to work in team as well. I also love to spread happiness.
19 Februari 2023 5:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Amarya Masrilah Ahmad tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyebaran bebek di Indonesia saat ini cukup luas. Bebek dapat hidup normal di daerah dengan cuaca tropis dan subtropis.Penyebaran bebek tersebut dipengaruhi karena itik memiliki ciri air. Juga, bebek adalah omnivora, atau burung omnivora. Bebek bisa memakan apa saja yang ada di dekatnya, seperti biji-bijian, rerumputan, umbi-umbian dan makanan hewani lainnya. Bebek memang unggas air dan sebagian hidupnya terjadi di mana ada air. Ini dibuktikan dengan jari dan paruh berselaput yang lebar dan panjang. Selain itu, bebek banyak ditemukan di rawa-rawa, muara sungai, dan juga di sawah.
Ilustrasi gambar Harmi sedang mengangon bebek-bebeknya di siang hari (Sumber : Handphone pribadi Amarya Masrilah Ahmad)
Harmi (58) salah satu peternak bebek yang hingga kini konsisten memberikan ternak bebek nya sebanyak 270 ekor bebek dengan sistem angon sebagai sumber pangannya. Ketika ditanyai mengapa memilih sistem angon ketimbang diberi pangan dedak, beliau memberi jawaban karena bisa mempengaruhi kualitas telur bebek itu sendiri. Beliau tahu betul perbedaan telur bebek yang dihasilkan dengan sistem angon dengan sistem pangan dedak, selain perbedaan kualitas beliau juga menyebutkan bahwa sistem angon tidak mengeluarkan biaya sama sekali dibandingkan harus mengeluarkan biaya untuk dedak berkilo-kilo. Para konsumen pun menyadari bahwa telur bebek Harmi berbeda dengan telur bebek lainnya, telur bebek Harmi menghasilkan warna oranye pekat dan bertahan lebih lama dari telur bebek lainnya. Nutrisi pada telu bebek yg menggunakan sistem angon pun dinilai lebih tinggi dibandingkan telur bebek yang diberi pangan dedak. Saat pagi hari, ketika ingin berangkat mengangon biasanya Harmi terlebih dahulu mengambil telur-telur bebek di kandang. Setelah itu beliau mengangon bebek-bebeknya bersama sang suami menuju sawah terdekat. Beliau mengangon bebek-bebeknya sebanyak dua kali dalam sehari yakni jam 6 pagi lalu dilanjuti di siang hari jam 2 siang dengan durasi bisa 2-3 jam per sekali angon.
Ilustrasi gambar bebek-bebek milik Harmi ketika sedang diangoni di sawah sekitaran rumah (Sumber : Handphone pribadi Amarya Masrilah Ahmad)