Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
Konten dari Pengguna
Sekolah Impianku
23 November 2022 19:48 WIB
Tulisan dari Ambiya Arifin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Namaku Arifin putra. Aku seorang siswa kelas 6 SD yang mempunyai mimpi untuk bersekolah di SMP negeri. karena di sana banyak sekali siswa yang berprestasi, dan aku ingin menjadi salah satu dari mereka.
ADVERTISEMENT
Di saat ujian nasional telah selesai aku mencoba mendaftarkan diriku ke sana, pendaftarannya melalui Online. Namun sayangnya aku dan ibuku tidak memiliki HP untuk mendaftar.
Tapi untungnya tetanggaku memiliki komputer dan dia mau membantuku untuk daftar di SMP negeri. Aku sangat senang bisa mendaftarkan diriku di sana dan berharap agar bisa di Terima di sana.
Aku juga memiliki satu teman perempuan yang juga ingin masuk ke sana dia bernama Alifah. Dia dan aku sama-sama berjuang untuk di terima di SMP negeri, Kita berdua terus mencari tahu cara untuk masuk ke sana.
Dan sampai akhirnya kita berdua masuk melalui zonasi, namun sayangnya kita berdua ditolak. karena Kartu keluarga milikku belum mencapai satu tahun karena baru dibikin, dan Alifah tidak diterima karena kartu keluarga nya masih kartu keluarga kampung.
ADVERTISEMENT
Tapi kita tidak putus asa, dan kita mencoba untuk masuk melalui jalur nilai rapor, dan akhirnya kita berdua berhasil masuk ke daftar seleksi untuk masuk ke SMP negeri. Setiap hari kita menunggu dan berdoa agar hasilnya kita di Terima.
Dan setelah menunggu beberapa hari akhirnya daftar anak-anak yang masuk jalur nilai diumumkan, namun lagi dan lagi kita berdua ditolak. Kita tidak tahu kenapa kita ditolak, padahal nilai kita berdua lebih tinggi dari anak-anak yang di terima.
Tetapi kita masih berusaha untuk masuk ke sana, dan kita berdua mendapatkan info bahwa masih ada jalur lain yang mungkin kita berdua bisa diterima. Yaitu dengan jalur anak yatim, karena kita berdua memang anak yatim kita mencoba untuk mendaftarkan diri lewat jalur tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya hanya Alifah yang dapat masuk ke sana, aku tidak bisa masuk karena bangku yang disediakan telah habis. Aku sedih dan kecewa karena tahu aku tidak bisa masuk ke sana.
Namun aku harus menerima dengan ikhlas, dan ibuku terus menyemangati aku untuk tetap semangat dan tidak putus asa. Ibuku bilang “ Anakku di mana pun kita bersekolah kita tetap harus semangat, karena selagi kita melakukan yang terbaik maka kita akan mendapatkan hasil yang terbaik juga “ ucap Ibuku untuk menyemangati aku.
Dan akhirnya aku masuk ke sekolah swasta di mana saat itu semangatku untuk bersekolah sudah tidak ada, aku selalu bermalas-malasan dan tidak ingin sekolah lagi. Tapi aku punya cita-cita untuk membanggakan ibuku dan aku harus bersemangat dan tidak mengecewakan ibuku.
ADVERTISEMENT
Dan hari demi hari sudah aku lewati sampai akhirnya aku sudah mau naik ke kelas 8, dan aku mendapatkan kabar bahwa temanku Alifah mau keluar dari SMP negeri tersebut. Karena dia ingin pindah ke pesantren untuk mengejar cita-citanya.
Dan aku diminta untuk menggantikan dirinya bersekolah di SMP negeri tersebut, dan saat itu aku sedang belajar dan langsung kaget seakan-akan tidak percaya bahwa aku bisa bersekolah di SMP negeri.
Aku langsung memberi tahu kan Ibuku tentang hal tersebut, dan ibuku juga sangat senang dan bahagia. Sepanjang malam aku selalu memikirkan betapa bahagianya aku bersekolah di SMP negeri, dan aku juga tidak lupa untuk bersyukur kepada Allah.
Hingga besoknya aku dan ibuku mengurus surat pindah untuk aku pindah sekolah. karena aku tidak memiliki kendaraan, aku dan ibuku harus berjalan kaki untuk mengurus surat-surat yang dibutuhkan untuk aku masuk ke SMP negeri.
ADVERTISEMENT
Ibuku tidak kenal lelah dia selalu berusaha agar mimpi anaknya untuk masuk ke SMP negeri tercapai, dia yang paling semangat untuk mengurus semua surat-surat pindah ku. Karena jika aku masuk negeri tidak akan ada bayaran untuk ujian semester, tidak dengan swasta yang harus bayar jika ada ujian semester.
Hingga akhirnya semua surat-surat yang dibutuhkan sudah terpenuhi, dan aku bisa melanjutkan kelas 8 di SMP negeri yang aku impikan sejak SD. Dan akhirnya aku bisa menginjakkan kaki di SMP negeri.
Dan akhirnya semangat belajarku kembali malahan bertambah kuat, dari yang sebelumnya tidak ingin sekolah lagi menjadi ingin terus sekolah untuk membanggakan ibuku.
Dan perjuanganku dan ibu tidak akan pernah ku lupakan, karena perjuangan itu sangat berarti untukku. Dan aku berjanji kepada diriku sendiri aku tidak akan mengecewakan diriku dan orang-orang yang sudah pernah membantuku dalam mencapai mimpiku untuk bersekolah di SMP negeri.
ADVERTISEMENT
Dan aku juga belajar bahwa setiap mimpi atau keinginan butuh perjuangan dan pengorbanan, dan aku yakin yang namanya rezeki akan datang pada saatnya.
Ambiya Nur Arifin, Siswa SMP negeri 9 Tangerang Selatan.