Angkasa Pura I Gelar Simulasi Kecelakaan Pesawat di Bandara Pattimura

Konten Media Partner
31 Oktober 2019 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simulasi kecelakaan pesawat di Bandara Pattimura Ambon, Kamis (31/10) (Foto: isitimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Simulasi kecelakaan pesawat di Bandara Pattimura Ambon, Kamis (31/10) (Foto: isitimewa)
ADVERTISEMENT
Ambonnesia.com-Ambon,-PT Angkasa Pura I (Persero) menggelar simulasi penanganan kecelakaan pesawat, Kamis (31/10). Dalam simulasi itu, Pesawat Maleo Air dengan nomor penerbangan MA 105 terbakar di landasan pacu Bandara Pattimura Ambon.
ADVERTISEMENT
Pesawat tipe B-737 seri 800 itu terlihat mengalami swing ke arah kanan, terhempas, dan akhirnya terbakar.
Direktur Operasi PT Angkasa Pura I (Persero) Wendo Asrul Rose mengatakan, simulasi penagaganan kecelakaan dibuat menyerupai kecelakaan pesawat dalam kondisi riil.
Mulai dari mock-up pesawat yang terbakar, proses pemadaman, evakuasi korban dari lokasi kecelakaan, penanganan penumpang, bagasi, hingga penanganan keluarga penumpang.
Simulasi ini sedikitnya melibatkan 390 orang dari berbagai instansi terkait yang berlatih sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab saat penanganan kecelakaan penerbangan.
“Dalam skenario diceritakan, pilot menemukan indikator mesin utama pesawat sebelah kanan berbunyi sehingga memutuskan untuk kembali ke bandara asal (return to base). Namun pesawat gagal mendarat. Simulasi ini dilakukan untuk penanganan kecelakaan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, latihan ini bertujuan memantapkan fungsi kordinasi dan komando antar instansi saat penanganganan kecelakaan pesawat terjadi, berdasarkan peraturan Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan–AEP), Dokumen Program Keamanan Bandar Udara (Airport Security Program–ASP), Dokumen Airport Disaster Management Plan (ADMP) serta Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku di Bandara Pattimura.
General Manager Bandara Pattimura Amiruddin Florensius mengungkapkan, penanggulangan keadaan darurat merupakan program wajib dari Kementerian Perhubungan yang dilakukan setiap 2 tahun sekali.
Simulasi penanganan darurat kecelakaan kali ini, kata dia, sangat berbeda dari sebelumnya. karena untuk pertama kali di Bandara Pattimura dilaksanakan pada sore hingga malam hari.
“Ini menjadi tantangan tersendiri karena tentu saja kondisi di lapangan pada malam hari bisa membatasi ruang gerak koordinasi dan kelancaran operasional bandara,” kata dia.
ADVERTISEMENT