Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Warga Teluk Ambon Diimbau Tak Makan Ikan Usai Ledakan Fitoplankton
13 Januari 2019 19:16 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
Ambon,-Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Persampahan (DLHKP) Ambon mengimbau warga pesisir Teluk Ambon untuk tidak mengambil ikan dan kerang (bia) yang terpapar mati. Pasalnya, ada ledakan fitoplankton (blooming fitoplankton).
ADVERTISEMENT
Imbauan ini disampaikan lewat surat pemberitahuan nomor 050/16/DLHP, Kamis (10/1) yang ditujukan kepada para camat Se-Kota Ambon.
“Sehubungan dengan ledakan (blooming) fitoplankton di perairan Kelurahan Lateri dan Negeri Passo, Kecamatan Baguala hingga dusun Batu Koneng, Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon, untuk itu diberitahukan kepada masyarakat di pesisir Teluk Ambon, terutama mereka yang mencari atau mengambil kerang-kerang (bia) maupun ikan yang terpapar mati, agar sementara waktu tidak melakukan kegiatan dimaksud serta tidak mengonsumsi guna menghindari hal yang tidak diinginkan,” demikian bunyi pemberitahuan yang ditandatangani Kepala DLHKP Ambon, Lusia Izaak.
Lusia juga meminta para camat memberitahukan informasi tersebut kepada raja, lurah, dan kepala desa di wilayah kerja masing-masing.
Peneliti Pusat Penelitian Laut Dalam-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2LD-LIPI), Hanung Agus Mulyadi, yang dikonfirmasi Ambonnesia.com, Minggu (13/1) mengatakan, pihaknya belum memastikan kondisi terakhir dari ledakan fitoplankton jenis Dinoflagelata Gonyaulax tersebut.
ADVERTISEMENT
“Besok, Senin saja. Karena hari ini peneliti sedang turun hari ketiga di Teluk Ambon,” singkat Hanung via telepon.
Untuk diketahui, ledakan itu terjadi sejak Kamis pagi (10/1), dengan luasan mencapai 31 hektare di perairan Desa Lateri dan Passo, Kecamatan Baguala hingga kawasan guru-guru, Poka, Kecamatan Teluk Ambon.Tingkat kepadatan ledakan terbilang tinggi, yakni 9×100 ribu sel per liter hingga 2,5×1000 juta sel per liter. (Amar)