Konten Media Partner

Bekerja Sampai Larut Malam di Ambon, Cobalah Nasi Kuning Bagadang

5 Januari 2019 20:15 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bekerja Sampai Larut Malam di Ambon, Cobalah Nasi Kuning Bagadang
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ambon,-Waktu sudah mulai senja ketika Sri dan suaminya menata lapak dagangan mereka di trotoar Jalan A M Sangadji.
ADVERTISEMENT
Kawasan A M Sangadji Ambon, tempat lapak milik Sri, memang cukup populer dengan menu utamanya, Nasi Kuning Bagadang.
Bila Anda sedang berkunjung ke Ambon, sempatkanlah mencicipi nasi kuning bagadang yang dijajakan Sri atau pedagangan lainnya yang ada sepanjang kawasan ini. Mungkin saat mendengar namanya, Anda sudah bisa menebak bahwa menu yang ditawarkan adalah nasi kuning. Tapi pasti Anda yang bertanya-tanya soal kata Bagadang yang melekat pada nama menu ini.
Bagadang memang maksudnya Begadang, atau aktivitas yang dilakukan pada malam hari hingga pagi menjelang. Kata itu menempel pada nasi kuning khs Ambon karena biasanya lapak-lapak mulai menggelar dagangan setelah usai waktu Magrib atau sekira pukul 19.00 WIT dan baru berakhir sekira pukul 04.00 WIT dini hari. Ada kesan, pembeli yang disasar yaitu mereka yang beraktivitas sampai larut malam.
ADVERTISEMENT
Nah, di Kota Ambon, kawasan jalan A M Sangadji lah yang paling ramai menjual nasi kuning bagadang. Mulai dari Simpang Masjid Raya Al Fatah, hingga Tugu Trikora. Ada sekira 10 pedagang yang menyediakan nasi kuning Bagadang di sini.
Bicara soal nasi kuning, mungkin yang dijajakan Sri termasuk paling enak di antara nasi kuning lainnya. Nasi kuningnya kaya bumbu, dan pilihan lauknya beraneka macam.
Bekerja Sampai Larut Malam di Ambon, Cobalah Nasi Kuning Bagadang (1)
zoom-in-whitePerbesar
Ambonnesia.com, di lapaknya Sri. Wanita asal Madura ini merupakan generasi kedua dalam usaha nasi kuning keluarganya.
"Dulu Ibu yang pertama jualan, sudah ada dari tahun 90-an. Waktu itu masih sedikit yang jualan di sini. Dan merupakan satu-satunya orang Madura yang menjual Nasi Kuning Bagadang," ungkapnya.
Sri lantas meneruskan usaha Nasi kuning yang dirintis sang ibu. Setiap hari dia mulai berjualan pada pukul 20.00 WIT hingga 03.00 WIT.
ADVERTISEMENT
"Jam 05.00 WIT biasanya sudah berangkat ke pasar, kemudian langsung menyiapkan berbagai macam lauk serta nasi kuning. Saya dibantu oleh Ibu, namun saya dan suami yang berjualan," tuturnya.
Untuk nasi kuning sendiri sudah ada lauk inti, yakni ikan cakalang, serundeng, bihun goreng, serta sayur kacang panjang. Namun ada sekitar 12 pilihan lauk lainnya yang bisa dipilih.
"Selain nasi kuning ada pula nasi putih. Seporsi nasi kuning atau putih, normal harganya Rp 12.000. Tapi jika ditambah telur harganya Rp 15.000, dan untuk lauk lainnya harganya beragam," katanya.
Menurut Sri, memang ada sejumlah pedangan lainnya di kawasan tersebut, namun masing-masing sudah punya pelanggan tetap.
"Semua punya pelanggannya sendiri, biasanya juga bila salah satu tidak berjualan, maka pelanggannya akan makan di tempat yang lain," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Setiap hari Sri selalu memasak nasi kuning sebanyak 10 kilo gram, selain nasi kuning, di lapak milik Sri juga menyediakan nasi putih. Sekitar 6 kilo gram habis setiap harinya.
"Untuk nasi putih memang tidak terlalu banyak, sehingga yang lebih cepat abis adalah nasi putih," paparnya.
Dia mengaku bila sedang ramai dirinya bisa membawa pulang sekitar Rp 2 juta namun bila sedang sepi hanya sekitar Rp 1,5 juta.
"Paling ramai ketika ada kapal masuk, biasanya para penumpang yang hendak berangkat maupun baru tiba mampir untuk makan. Atau pada hari libur juga biasanya ramai pembeli," tutur Sri .(Tiara Salampessy)